Thursday, 29 December 2011

250 Sarjana UNP Mengabdi ke Daerah Terpencil

0 comments
Padang - Sebanyak 250 sarjana dari berbagai jurusan dan perguruan tinggi yang mengikuti program Sarjana Mendidik di daerah tertinggal, terluar dan terdepan (SM3T) Universitas Negeri Padang (UNP) diberangkatkan ke lokasi sasaran. Mereka diberangkatkan sejak Sabtu (10/12) ke Kabupaten Aceh Selatan dan Aceh Singkil, Nanggroe Aceh Darussalam.

Sementara 31 sarjana lainnya ditempatkan di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, diberangkatkan Senin (12/12). “Selama satu tahun, mereka akan mengabdi di daerah tersebut, didanai oleh pemerintah,” kata Kabag Humas UNP, Amril Amir kepada Padang Ekspres (JPNN Grup).

Menurutnya, program tersebut adalah strategi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk memeratakan pendidikan di daerah tertinggal. Kemudian kembali ke kampus untuk mengikuti program profesi guru (PPG) sebelum diajukan menjadi CPNS.

“Semuanya dibiayai Dirjen Dikti Kemdikbud, universitas hanya sebagai pelaksana,” katanya. Dia menyebut antusiasme sarjana muda mengikuti program tersebut tergolong tinggi. Untuk program SM3T di UNP, peserta yang mendaftar lebih 500 orang, sementara kouta yang disediakan hanya 250 orang. “Ini menunjukkan minat sarjana untuk mengabdi sebagai guru sangat tinggi,” katanya.

Salah seorang peserta, Santi Syafiana yang mengikuti program  SM3T untuk Kabupaten Aceh Selatan mengaku termotivasi menjadi guru di daerah terpencil. “Saya cita-citanya memang mau jadi guru. Saya pikir ini kesempatan saya untuk mengabdi,” kata alumni Pendidikan Kimia UNP itu. Dia menyebut menjadi PNS memang salah satu impiannya, tetapi pengalaman mengajar anak-anak di daerah terpencil adalah prioritas utama.

“Siapa yang tidak mau jadi PNS. Tapi itu sambil jalan saja, saya masih muda, saya ingin cari pengalaman dulu,” katanya.

Selama mengajar di daerah terpencil tersebut, masing-masing peserta mendapatkan insentif sebesar Rp2 juta perbulan. Setelah menyelesaikan program tersebut mereka diberi beasiswa untuk mengikuti program PPG sebelum kemudian diajukan menjadi PNS.

“Ke depan PNS untuk guru diutamakan yang PPG. Kami tidak jamin peserta yang ikut, jadi PNS semua. Ttapi yang jelas, peluang mereka tentu lebih besar,” kata Amril.

Dia mengatakan karena moratorium PNS masih diberlakukan, program tersebut hendaknya tidak sekali saja. Sebab, masih banyak daerah yang membutuhkan guru, sehingga pemerataan pendidikan bisa tercapai.

Untuk program SM3T di UNP, peserta yang dikirim ke Aceh Selatan sebanyak 209 orang, Ende 31 orang, dan Aceh Singkil 10 orang. Sarjana yang diterjunkan dari jurusan Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika, Penjas, PGSD, kesenian, dan sarjana pendidikan lainnya. Mereka diproyeksikan untuk menutupi kekurangan guru tingkat SD, SMP, dan SMA di daerah tersebut.

Read more...

Ikatan Seniman di Ende Dideklarasikan

0 comments
ENDE - Ikatan Seniman Ende Lio (ISEL) dideklarasikan, Sabtu (17/12/2011) di halaman depan Museum Tenun Ikat di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, pukul 20.00 Wita.
Masyarakat menyambut hangat pendeklarasian lembaga itu dengan berbondong-bondong menyaksikan acara tersebut. Pendeklarasian juga diteguhkan oleh Wakil Bupati Ende Achmad Mochdar, yang sekaligus membuka acara pentas seni dan budaya yang mewarnai acara pendeklarasian Ikatan Seniman Ende Lio (ISEL). Ketua ISEL Hendrikus Cinde dalam sambutannya mengatakan, lembaga ini dibentuk berawal dari rasa keprihatinan terhadap penderitaan kehidupan seniman Ende Lio.
"Para seniman dalam berkarya telah mengeluarkan biaya besar, tapi lahan garapan mereka banyak yang dicuri pembajak yang kini marak. Pembajak telah menghancurkan kreativitas, bahkan membunuh kehidupan seniman, karena pembajak lebih mengutamakan perut mereka sendiri," kata Hendrikus.
Menurut Hendrikus, ISEL yang kini memiliki 50 anggota mempunyai status legalitas formal secara hukum dan diharapkan lembaga itu dapat memberikan perlindungan pada hak-hak anggota, juga membuka peluang bagi seniman untuk berekspresi seluas-luasnya guna turut membangun daerah ini lewat pengembangan seni dan budaya.
ISEL mencakup semua bidang seni dan merangkul semua seniman tanpa membedakan suku, agama, atau aspek apa pun. Acara pendeklarasian dimeriahkan dengan penampilan sejumlah musisi, penyanyi, dan pencipta lagu Ende Lio, serta pergelaran tarian adat, di antaranya zikir berpantun dalam bahasa etnik Ende yang dibawakan kelompok zikir Bulan Sabit. 

Read more...
Tuesday, 1 November 2011

Amalan Sholih di Awal Dzulhijah

2 comments
Alhamdulillah, Allah subhanahu wa ta’ala masih memberikan kita berbagai macam nikmat, kita pun diberi anugerah akan berjumpa dengan bulan Dzulhijah. Berikut kami akan menjelasakan keutamaan beramal di awal bulan Dzulhijah dan apa saja amalan yang dianjurkan ketika itu. Semoga bermanfaat.

Keutamaan Sepuluh Hari di Awal Bulan Dzulhijah
Di antara yang menunjukkan keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah adalah hadits Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ . يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ
“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.”[1]

Di antaranya lagi yang menunjukkan keutamaan hari-hari tersebut adalah firman Allah Ta’ala,
وَلَيَالٍ عَشْرٍ
“Dan demi malam yang sepuluh.” (QS. Al Fajr: 2). Di sini Allah menggunakan kalimat sumpah. Ini menunjukkan keutamaan sesuatu yang disebutkan dalam sumpah.[2] Makna ayat ini, ada empat tafsiran dari para ulama yaitu: sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah, sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama bulan Ramadhan dan sepuluh hari pertama bulan Muharram.[3] Malam (lail) kadang juga digunakan untuk menyebut hari (yaum), sehingga ayat tersebut bisa dimaknakan sepuluh hari Dzulhijah.[4] Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan bahwa tafsiran yang menyebut sepuluh hari Dzulhijah, itulah yang lebih tepat. Pendapat ini dipilih oleh mayoritas pakar tafsir dari para salaf dan selain mereka, juga menjadi pendapat Ibnu ‘Abbas.[5]

Keutamaan Beramal di Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijah
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.”[6]

Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Hadits ini menunjukkan bahwa amalan di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari lainnya dan di sini tidak ada pengecualian. Jika dikatakan bahwa amalan di hari-hari tersebut lebih dicintai oleh Allah, itu menunjukkan bahwa beramal di waktu itu adalah sangat utama di sisi-Nya.”[7]

Bahkan jika seseorang melakukan amalan yang mafdhul (kurang utama) di hari-hari tersebut, maka bisa jadi lebih utama daripada seseorang melakukan amalan yang utama di selain sepuluh hari awal bulan Dzulhijah. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya, “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Beliau pun menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah.” Lalu beliau memberi pengecualian yaitu jihad dengan mengorbankan jiwa raga. Padahal jihad sudah kita ketahui bahwa ia adalah amalan yang mulia dan utama. Namun amalan yang dilakukan di awal bulan Dzulhijah tidak kalah dibanding jihad, walaupun amalan tersebut adalah amalan mafdhul (yang kurang utama) dibanding jihad.[8]

Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Hal ini menunjukkan bahwa amalan mafdhul (yang kurang utama) jika dilakukan di waktu afdhol (utama) untuk beramal, maka itu akan menyaingi amalan afdhol (amalan utama) di waktu-waktu lainnya. Amalan yang dilakukan di waktu afdhol untuk beramal akan memiliki pahala berlebih karena pahalanya yang akan dilipatgandakan.”[9] Mujahid mengatakan, “Amalan di sepuluh hari pada awal bulan Dzulhijah akan dilipatgandakan.”[10]

Sebagian ulama mengatakan bahwa amalan pada setiap hari di awal Dzulhijah sama dengan amalan satu tahun. Bahkan ada yang mengatakan sama dengan 1000 hari, sedangkan hari Arofah sama dengan 10.000 hari. Keutamaan ini semua berlandaskan pada riwayat fadho’il yang lemah (dho’if). Namun hal ini tetap menunjukkan keutamaan beramal pada awal Dzulhijah berdasarkan hadits shohih seperti hadits Ibnu ‘Abbas yang disebutkan di atas.[11]

Amalan yang Dianjurkan di Sepuluh Hari Pertama Awal Dzulhijah
Keutamaan sepuluh hari awal Dzulhijah berlaku untuk amalan apa saja, tidak terbatas pada amalan tertentu, sehingga amalan tersebut bisa shalat, sedekah, membaca Al Qur’an, dan amalan sholih lainnya.[12] Di antara amalan yang dianjurkan di awal Dzulhijah adalah amalan puasa. Dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya[13], …”[14]

Di antara sahabat yang mempraktekkan puasa selama sembilan hari awal Dzulhijah adalah Ibnu ‘Umar. Ulama lain seperti Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin dan Qotadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama. [15]

Namun ada sebuah riwayat dari ‘Aisyah yang menyebutkan,
مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- صَائِمًا فِى الْعَشْرِ قَطُّ
“Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada sepuluh hari bulan Dzulhijah sama sekali.”[16] Mengenai riwayat ini, para ulama memiliki beberapa penjelasan.
Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan puasa ketika itu –padahal beliau suka melakukannya- karena khawatir umatnya menganggap puasa tersebut wajib.[17]

Imam Ahmad bin Hambal menjelaskan bahwa ada riwayat yang menyebutkan hal yang berbeda dengan riwayat ‘Aisyah di atas. Lantas beliau menyebutkan riwayat Hafshoh yang mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan puasa pada sembilan hari awal Dzulhijah. Sebagian ulama menjelaskan bahwa jika ada pertentangan antara perkataan ‘Aisyah yang menyatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berpuasa sembilan hari Dzulhijah dan perkataan Hafshoh yang menyatakan bahwa beliau malah tidak pernah meninggalkan puasa sembilan hari Dzulhijah, maka yang dimenangkan adalah perkataan yang menetapkan adanya puasa sembilan hari Dzulhijah.

Namun dalam penjelasan lainnya, Imam Ahmad menjelaskan bahwa maksud riwayat ‘Aisyah adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berpuasa penuh selama sepuluh hari Dzulhijah. Sedangkan maksud riwayat Hafshoh adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa di mayoritas hari yang ada. Jadi, hendaklah berpuasa di sebagian hari dan berbuka di sebagian hari lainnya.[18]

Kesimpulan: Boleh berpuasa penuh selama sembilan hari bulan Dzulhijah (dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijah) atau berpuasa pada sebagian harinya.
Catatan: Kadang dalam hadits disebutkan berpuasa pada sepuluh hari awal Dzulhijah. Yang dimaksudkan adalah mayoritas dari sepuluh hari awal Dzulhijah, hari Idul Adha tidak termasuk di dalamnya dan tidak diperbolehkan berpuasa pada hari ‘Ied.[19]

Keutamaan Hari Arofah
Di antara keutamaan hari Arofah (9 Dzulhijah) disebutkan dalam hadits berikut,
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ
“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah di hari Arofah (yaitu untuk orang yang berada di Arofah). Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?”[20]

Itulah keutamaan orang yang berhaji. Saudara-saudara kita yang sedang wukuf di Arofah saat ini telah rela meninggalkan sanak keluarga, negeri, telah pula menghabiskan hartanya, dan badan-badan mereka pun dalam keadaan letih. Yang mereka inginkan hanyalah ampunan, ridho, kedekatan dan perjumpaan dengan Rabbnya. Cita-cita mereka yang berada di Arofah inilah yang akan mereka peroleh. Derajat mereka pun akan tergantung dari niat mereka masing-masing.[21]

Keutamaan yang lainnya, hari arofah adalah waktu mustajabnya do’a. Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ
“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arofah.”[22] Maksudnya, inilah doa yang paling cepat dipenuhi atau terkabulkan.[23] Jadi hendaklah kaum muslimin memanfaatkan waktu ini untuk banyak berdoa pada Allah. Do’a pada hari Arofah adalah do’a yang mustajab karena dilakukan pada waktu yang utama.

Jangan Tinggalkan Puasa Arofah
Bagi orang yang tidak berhaji dianjurkan untuk menunaikan puasa Arofah yaitu pada tanggal 9 Dzulhijah. Hal ini berdasarkan hadits Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.”[24] Hadits ini menunjukkan bahwa puasa Arofah lebih utama daripada puasa ‘Asyuro. Di antara alasannya, Puasa Asyuro berasal dari Nabi Musa, sedangkan puasa Arofah berasal dari Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.[25] Keutamaan puasa Arofah adalah akan menghapuskan dosa selama dua tahun dan dosa yang dimaksudkan di sini adalah dosa-dosa kecil. Atau bisa pula yang dimaksudkan di sini adalah diringankannya dosa besar atau ditinggikannya derajat.[26]

Sedangkan untuk orang yang berhaji tidak dianjurkan melaksanakan puasa Arofah.
Dari Ibnu ‘Abbas, beliau berkata,
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- أَفْطَرَ بِعَرَفَةَ وَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ أُمُّ الْفَضْلِ بِلَبَنٍ فَشَرِبَ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berpuasa ketika di Arofah. Ketika itu beliau disuguhkan minuman susu, beliau pun meminumnya.”[27]

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar bahwa beliau ditanya mengenai puasa hari Arofah di Arofah. Beliau mengatakan,
حَجَجْتُ مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَلَمْ يَصُمْهُ وَمَعَ أَبِى بَكْرٍ فَلَمْ يَصُمْهُ وَمَعَ عُمَرَ فَلَمْ يَصُمْهُ وَمَعَ عُثْمَانَ فَلَمْ يَصُمْهُ. وَأَنَا لاَ أَصُومُهُ وَلاَ آمُرُ بِهِ وَلاَ أَنْهَى عَنْهُ
“Aku pernah berhaji bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau tidak menunaikan puasa pada hari Arofah. Aku pun pernah berhaji bersama Abu Bakr, beliau pun tidak berpuasa ketika itu. Begitu pula dengan ‘Utsman, beliau tidak berpuasa ketika itu. Aku pun tidak mengerjakan puasa Arofah ketika itu. Aku pun tidak memerintahkan orang lain untuk melakukannya. Aku pun tidak melarang jika ada yang melakukannya.”[28]

Dari sini, yang lebih utama bagi orang yang sedang berhaji adalah tidak berpuasa ketika hari Arofah di Arofah dalam rangka meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Khulafa’ur Rosyidin (Abu Bakr, ‘Umar dan ‘Utsman), juga agar lebih menguatkan diri dalam berdo’a dan berdzikir ketika wukuf di Arofah. Inilah pendapat mayoritas ulama.[29]

Puasa Hari Tarwiyah (8 Dzulhijah)
Ada riwayat yang menyebutkan,
صَوْمُ يَوْمَ التَّرْوِيَّةِ كَفَارَةُ سَنَة
“Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu.”
Ibnul Jauzi mengatakan bahwa hadits ini tidak shahih.[30] Asy Syaukani mengatakan bahwa hadits ini tidak shahih dan dalam riwayatnya ada perowi yang pendusta.[31] Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini dho’if (lemah).[32]

Oleh karena itu, tidak perlu berniat khusus untuk berpuasa pada tanggal 8 Dzulhijjah karena hadisnya dha’if (lemah). Namun jika berpuasa karena mengamalkan keumuman hadits shahih yang menjelaskan keutamaan berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, maka itu diperbolehkan. Wallahu a’lam.

Siapakah yang Harus Diikuti dalam Puasa Arofah?
Permasalahan ini sering muncul dari berbagai pihak ketika menghadapi hari Arofah. Ketika para jama’ah haji sudah wukuf tanggal 9 Dzulhijah di Saudi Arabia, padahal di Indonesia masih tanggal 8 Dzulhijah, mana yang harus diikuti dalam puasa Arofah? Apakah ikut waktu jama’ah haji wukuf atau ikut penanggalan Hijriyah di negeri ini sehingga puasa Arofah tidak berpapasan dengan wukuf di Arofah?

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin mendapat pertanyaan sebagai berikut,
إذا اختلف يوم عرفة نتيجة لاختلاف المناطق المختلفة في مطالع الهلال فهل نصوم تبع رؤية البلد التي نحن فيها أم نصوم تبع رؤية الحرمين؟
“Jika terdapat perbedaan tentang penetapan hari Arofah disebabkan perbedaan mathla’ (tempat terbit bulan) hilal karena pengaruh perbedaan daerah. Apakah kami berpuasa mengikuti ru’yah negeri yang kami tinggali ataukah mengikuti ru’yah Haromain (dua tanah suci)?”
Syaikh rahimahullah menjawab,
هذا يبنى على اختلاف أهل العلم: هل الهلال واحدفي الدنيا كلها أم هو يختلف باختلاف المطالع؟ والصواب أنه يختلف باختلاف المطالع، فمثلاً إذا كان الهلال قد رؤي بمكة، وكان هذا اليوم هو اليوم التاسع، ورؤي في بلد آخر قبل مكة بيوم وكان يوم عرفة عندهم اليوم العاشر فإنه لا يجوز لهم أن يصوموا هذا اليوم لأنه يوم عيد، وكذلك لو قدر أنه تأخرت الرؤية عن مكة وكان اليوم التاسع في مكة هو الثامن عندهم، فإنهم يصومون يوم التاسع عندهم الموافق ليوم العاشر في مكة، هذا هو القول الراجح، لأن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يقول: «إذا رأيتموه فصوموا وإذا رأيتموه فأفطروا» وهؤلاء الذين لم يُر في جهتهم لم يكونوا يرونه، وكما أن الناس بالإجماع يعتبرون طلوع الفجر وغروب الشمس في كل منطقة بحسبها، فكذلك التوقيت الشهري يكون كالتوقيت اليومي.
“Permasalahan ini adalah derivat dari perselisihan ulama apakah hilal untuk seluruh dunia itu satu ataukah berbeda-beda mengikuti perbedaan daerah. Pendapat yang benar, hilal itu berbeda-beda mengikuti perbedaan daerah.

Misalnya di Mekkah terlihat hilal sehingga hari ini adalah tanggal 9 Dzulhijjah. Sedangkan di negara lain, hilal Dzulhijjah telah terlihat sehari sebelum ru’yah Mekkah sehingga tanggal 9 Dzulhijjah di Mekkah adalah tanggal 10 Dzulhijjah di negara tersebut. Tidak boleh bagi penduduk Negara tersebut untuk berpuasa Arofah pada hari ini karena hari ini adalah hari Iedul Adha di negara mereka.
Demikian pula, jika kemunculan hilal Dzulhijjah di negara itu selang satu hari setelah ru’yah di Mekkah sehingga tanggal 9 Dzulhijjah di Mekkah itu baru tanggal 8 Dzulhijjah di negara tersebut. Penduduk negara tersebut berpuasa Arofah pada tanggal 9 Dzulhijjah menurut mereka meski hari tersebut bertepatan dengan tanggal 10 Dzulhijjah di Mekkah.

Inilah pendapat yang paling kuat dalam masalah ini karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian melihat hilal Ramadhan hendaklah kalian berpuasa dan jika kalian melihat hilal Syawal hendaknya kalian berhari raya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Orang-orang yang di daerah mereka hilal tidak terlihat maka mereka tidak termasuk orang yang melihatnya.

Sebagaimana manusia bersepakat bahwa terbitnya fajar serta tenggelamnya matahari itu mengikuti daerahnya masing-masing, demikian pula penetapan bulan itu sebagaimana penetapan waktu harian (yaitu mengikuti daerahnya masing-masing).” [33] –Demikian penjelasan dari Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah-. Namun kami menghargai pendapat yang berbeda dengan penjelasan Syaikh di atas. Hendaklah kita bisa menghargai pendapat ulama yang masih ada ruang ijtihad di dalamnya.

Demikian pembahasan kami mengenai amalan di awal Dzulhijah dan puasa Arofah. Semoga Allah memudahkan kita beramal sholih dengan ikhlas dan sesuai dengan petunjuk Nabi-Nya.

***

Diselesaikan di Panggang, Gunung Kidul, 27 Dzulqo’dah 1430 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Footnote:
[1] HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968, dari Ibnu ‘Abbas. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim.
[2] Lihat Taisir Karimir Rahman, ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, hal. 923, Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1420 H.
[3] Zaadul Masiir, Ibnul Jauziy, 6/153, Mawqi’ At Tafasir.
[4] Lihat Tafsir Juz ‘Amma, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, hal. 159, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah, cetakan tahun 1424 H.
[5] Latho-if Al Ma’arif, Ibnu Rajab Al Hambali, hal. 469, Al Maktab Al Islamiy, cetakan pertama, tahun 1428 H.
[6] HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968, dari Ibnu ‘Abbas. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim.
[7] Latho-if Al Ma’arif, hal. 456.
[8] Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 457 dan 461.
[9] Idem
[10] Latho-if Al Ma’arif, hal. 458.
[11] Idem
[12] Lihat Tajridul Ittiba’, Syaikh Ibrahim bin ‘Amir Ar Ruhailiy, hal. 116, 119-121, Dar Al Imam Ahmad.
[13] Yang jadi patokan di sini adalah bulan Hijriyah, bukan bulan Masehi.
[14] HR. Abu Daud no. 2437. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
[15] Latho-if Al Ma’arif, hal. 459.
[16] HR. Muslim no. 1176, dari ‘Aisyah
[17] Fathul Bari, 3/390, Mawqi’ Al Islam
[18] Latho-if Al Ma’arif, hal. 459-460.
[19] Lihat Fathul Bari, 3/390 dan Latho-if Al Ma’arif, hal. 460.
[20] HR. Muslim no. 1348, dari ‘Aisyah.
[21] Lihat Mirqotul Mafatih Syarh Misykatul Mashobih, Al Mala ‘Alal Qori, 9/65,Mawqi’ Al Misykah Al Islamiyah.
[22] HR. Tirmidzi no. 3585. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan.
[23] Lihat Tuhfatul Ahwadziy, Muhammad ‘Abdurrahman bin ‘Abdurrahim Al Mubarakfuri Abul ‘Ala, 8/482, Mawqi’ Al Islam.
[24] HR. Muslim no. 1162, dari Abu Qotadah.
[25] Lihat Fathul Bari, 6/286.
[26] Lihat Syarh Muslim, An Nawawi, 4/179, Mawqi’ Al Islam.
[27] HR. Tirmidzi no. 750. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits tersebut hasan shohih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih
[28] HR. Tirmidzi no. 751. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.
[29] Lihat Shahih Fiqih Sunnah, Abu Malik, 2/137, Al Maktabah At Taufiqiyah.
[30] Lihat Al Mawdhu’at, 2/565, dinukil dari http://dorar.net
[31] Lihat Al Fawa-id Al Majmu’ah, hal. 96, dinukil dari http://dorar.net
[32] Lihat Irwa’ul Gholil no. 956.
[33] Majmu’ Fatawa wa Rosa-il Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, 20/47-48, Darul Wathon – Darul Tsaroya, cetakan terakhir, tahun 1413 H.

Read more...

Kisah Nyata Choirun Si Haji Nunut

0 comments
Namanya Choirun Nasichien, seorang lelaki paruh baya sederhana dari Jombang. Bicaranya sangat lugu dan sikapnya teramat polos. Choirun dilahirkan dari keluarga miskin.

Sehari-hari ia memang orang yang dikenal religius di kampungnya. Eloknya, saking seringnya memakai topi haji putih, sehari-hari Choirun sudah sering dipanggil dengan sebutan ‘Haji’ oleh warga kampungnya, meski dia belum pernah ke Tanah Suci.

Ongkos naik haji saat itu sekitar Rp 6 juta tak terjangkau koceknya. Padahal, keinginan warga asli Sumobito, Jombang, Jawa Timur, untuk berhaji sudah mengganggu benaknya sejak tahun 1990. Tak hanya berdoa, Choirun juga rajin mengikuti undian berhadiah sebagai modal untuk membayar ONH. Pernah ia mengirim 900 lembar kupon sebuah undian!

Niatnya berhaji tak terbendung lagi ketika dia memenangi sebuah undian sampo pada 1992. Choirun menerima hadiah berupa emas seberat lima gram. Setelah diuangkan menjadi Rp 70 ribu, Choirun memakainya sebagai persiapan mengikut haji tahun itu juga. “Uangnya saya belikan sandal, pakaian ihram, dan perlengkapan haji yang lain,” kata pria yang bekerja sebagai petani dan pedagang ini.

Merasa tak cukup bekal, pria 45 tahun ini mencari kiat jitu. Sederhana saja. Dia ingin menerapkan kebisaannya nunut kendaraan bermotor, utamanya truk, jika ingin pergi ke mana-mana tanpa ongkos. “Seperti naik truk, kalau nanti saya disuruh turun, ya, turun. Wong namanya nunut,” kata pria yang betah melajang ini.

Entah karena kepolosannya itu, niat Choirun terbukti mulus-mulus saja. Berbekal uang Rp 49.950, sisa penjualan emas hadiah, ditambah Rp 5 ribu dari ibunya, Siti Khoniah, Choirun mantap pergi haji. “Pada ibu, saya bilang jika dalam satu dua hari itu saya nggak kembali, berarti saya bisa naik haji. Benar juga kan? Senin berangkat, Selasa pulang, Rabu sampai Jombang,” katanya.

Dari Jombang ia naik bis ke Surabaya dan diteruskan dengan bemo ke bandara. Choirun sempat kecewa karena tak tampak jamaah haji akan berangkat. Namun, oleh seseorang ia diberitahu bahwa sore hari ada satu rombongan haji akan berangkat. Benar saja, pukul 19.00 WIB Kloter IX telihat turun dari bis siap berangkat.

Ketika melompat pagar masuk ke pesawat yang parkir di Bandara Juanda, dia masuk lewat pagar di ujung timur ruang kedatangan internasional. ”Sambil wirid, saya jalan biasa saja. Tidak ada yang menegur sampai saya berada di atas pesawat.”

Tanpa ragu, Choirun bergabung dengan rombongan tanpa satu pun Jamaah Calon Haji (JCH) merasa janggal, apalagi petugas bandara. Malah tanpa kecurigaan, ia sempat berfoto-foto sebagai kenangan. Sadar jika ia nunut, di dalam pesawat Chorun tak memilih kursi bernomor. Ada empat kursi pramugari di bagian lambung yang kosong. Di situlah ia duduk hingga seorang pramugari menegurnya saat pesawat sudah terbang menuju Jeddah.

“Saya jawab nggak apa-apa karena saya nunut,” katanya. Si pramugari tersenyum saja karena disangka bercanda. Hingga para jamaah memperolah jatah makan dan minum, posisi Choirun masih aman.

Entah kenapa, di tengah penerbangan, seorang pramugari meminta dokumen perjalanan Choirun. Pria desa yang tak paham apa itu paspor dan dokumen JCH akhirnya membuat geger seisi pesawat. Sadarlah JCH Kloter IX bahwa ada seorang penumpang gelap yang nunut di pesawat Garuda tersebut. Untung ada JCH yang satu desa dengan Choirun di Ngrumek, Sumobito, Jombang, mengenal Choirun. Namanya Pak Harto, juragan ikan, dan Pak Yazid.

“Pak Yazid Abdullah itu guru madrasah saya. Beliau meyakinkan kalau saya bukan orang gila. Dia juga bilang, saya warga satu desa dengannya. Saya miskin, tapi berniat betul menjadi haji karena sudah lama dipanggil Pak Haji,” jlentrehnya.

Meski sempat bikin heboh, di sepanjang perjalanan ke Jeddah, Choirun justru beroleh simpati seisi pesawat. Bahkan, dari rapat kru pesawat dan ketua rombongan, mulanya Choirun akan diupayakan memperoleh paspor. Sementara biaya akan ditanggung bersama oleh semua jamaah Kloter IX. Tapi, akhirnya, Choirun diputuskan harus kembali ke tanah air.

Sempat disembunyikan kru pesawat dalam toilet pesawat selama satu jam untuk menghindari pemeriksaan Imigrasi Kerajaan Arab Saudi di Bandara King Abdul Aziz. Bahkan, agar petugas imigrasi tidak curiga, toilet pesawat ditulisi ‘rusak’. Trik jitu ini membuat Choirun tak sampai berurusan dengan aparat keamanan Arab Saudi.  Selama menunggu pesawat kembali ke Indonesia, Choirun hanya bisa menangis dalam toilet.

Singkatnya, Choirun dipulangkan langsung hari itu juga. Dalam perjalanan, dia malah merasa dimanjakan. Dia menjadi satu-satunya penumpang di pesawat berkapasitas 500-an kursi itu. Dia bisa menyaksikan film serta menikmati makanan kesukaannya. “Kayak wong sugih, aku iso carter pesawat. Opo ora hebat? Hehehe…,” ungkapnya.

Kasus Choirun ini mendapat liputan luas dari media massa saat itu. Maka, dia pun dijuluki “Haji Nunut.” Choirun kemudian mendapat simpati dari berbagai pihak, termasuk sebuah media harian di Jawa Timur yang menulis kisahnya secara berseri.

Ada pengalaman menarik lainnya yang dialami Choirun . Meski ia tidak berurusan dengan pihak imigrasi, kepolisian, dan bandara, karena ia nyelonong masuk ke pesawat tanpa izin petugas , dia harus berurusan dengan Detasmen Intelijen (Denintel) Kodam V/Brawijaya di Wonocolo. Berhari-hari dia menginap di sana untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Maklumlah, pada zaman Orde Baru, Den Intel cukup besar pengaruhnya dalam berbagai persoalan. Wartawan yang salah nulis pun harus ‘disekolahkan’ di Wonocolo. Nah, ketika pulang dari Wonocolo, di bawah mata Choirun terlihat seperti bekas benda tumpul. Bekas itu masih ada hingga sekarang. Namun, ketika ditanya ia mengaku jatuh terpeleset di kamar mandi ketika dimintai keterangan di Wonocolo.

“Saya tidak diapa-apakan kok,” katanya.

Kisahnya nunut pesawat mengetuk hati beberapa dermawan, ada lebih dari empat pihak  yang menawarkan ONH gratis untuk Choirun. Salah satunya Haji Tosim yang akhirnya memberangkatkan haji si Choirun pada 1994.

Menariknya, saat ia benar-benar berhaji tahun itu, Choirun sempat memasuki kawasan Istana Raja Fadh, yang merupakan kawasan tertutup bagi orang biasa. Dalam komplek istana itu pula ia sempat bertemu dengan rombongan pejabat dari Indonesia, antara lain Pangab Jenderal Faisal Tanjung dan Mendikbud Wardiman Djojonegoro.

Pada tahun 2005, seorang pengusaha yang juga menaruh simpati padanya juga memberikan fasilitas Choirun naik haji gratis.

Kini, Choirun sering diminta berbagai kalangan untuk membacakan doa dalam hajatan atau memberikan tausiyah di majelis taklim. Meski sudah dua kali naik haji (beneran), Choirun Nasichien masih tetap dijuluki ‘Haji Nunut’.

Read more...
Sunday, 30 October 2011

Pabrik Kertas Leces Dapat PMN Rp200 Miliar

0 comments
Jakarta - Pabrik kertas Leces akhirnya mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp200 miliar dari total keseluruhan alokasi anggaran PMN tahun 2012 sebesar Rp3  triliun. Namun anggaran baru akan dicairkan dengan syarat, Leces harus melaporkan perkembangan manajemennya.

Dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI yang juga dihadiri Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan ini, seluruh fraksi partai yang hadir menginginkan Leces masuk komite dan mendapat alokasi dana. "Leces harus masuk komite karena selama ini sudah melewati proses yang panjang untuk mendapatkan alokasi anggaran," kata Ferari Roemawi dari fraksi Partai Demokrat dalam rapat kerja Komisi VI, di DPR, Rabu 27 Oktober 2011 malam.

Namun demikian, Dahlan Iskan mengaku dirinya tak yakin semua masalah yang dihadapi pabrik kertas tersebut akan selesai dengan adanya anggaran. Menurutnya, Leces memiliki banyak kebutuhan yang belum tentu bisa terpenuhi dengan anggaran PMN.

"Saya sering berkunjung ke Leces, jadi tahu persis bagaimana keadaan di sana. Sebenarnya saya juga sempat bertanya-tanya, bagaimana bisa Leces sebelumnya tidak diberi alokasi anggaran," tutur Dahlan yang disambut tawa para peserta rapat.

Anggaran PMN tahun 2012 dialokasikan sebesar Rp3 triliun yaitu PT Dirgantara Indonesia sebesar Rp1 triliun. Sementara untuk untuk industri strategis sebesar Rp2 triliun yaitu PT PAL Rp600 miliar, Merpati Rp200 miliar, PT Pindad Rp300 miliar, Industri Kapal Indonesia Rp200 miliar, Pabrik Kertas Leces Rp200 miliar, PT Garam Rp100 miliar dan tambahan PT DI Rp400 miliar.

vivanews.com
Read more...
Saturday, 15 October 2011

IIF Siap Danai Proyek Tol Mangkrak

0 comments
Jakarta – PT Indonesia Infrastructure Finance (PT IIF) siap mendanai pembangunan proyek-proyek tol mangkrak di Tanah Air. Saat ini, terdapat tiga proyek jalan tol yang masih terkendala pendanaan dari total 24 proyek tol mangkrak, yakni Cikampek-Palimanan, Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, dan Pasuruan-Probolinggo. 

“Setidaknya ada satu yang sudah siap PT IIF danai. Kami belum bisa sebut ruas mana. Sedangkan yang lain akan dilihat kelayakannya,” kata Presiden Direktur PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) Emma Sri Martini, usai rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR di Gedung DPR Jakarta, Rabu (28/9). 

Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengatakan, dari 24 proyek tol mangkrak yang terkendala pendanaan ada tiga proyek tol dengan total nilai investasi Rp 21,8 triliun. Rinciannya, Cikampek-Palimanan panjang 116 kilometer (km) dan investasi Rp 11,3 triliun, Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) panjang 21,04 km dengan investasi Rp 7,2 triliun, dan Pasuruan-Probolinggo panjang 45,32 km dengan total investasi Rp 3,3 triliun. 

Emma mengatakan, saat ini PT IIF memiliki dana hampir Rp 3,5 triliun yang siap dikucurkan untuk pembiayaan proyek-proyek infrastruktur di Tanah Air, termasuk proyek jalan tol. PT IIF hingga kini memang sama sekali belum melakukan pembiayaan proyek infrastruktur. PT IIF baru dalam tahap melakukan identifikasi proyek. 

“PT IIF masih terus identifikasi proyek, termasuk 24 proyek tol mangkrak. Meski PT IIF siap masuk di salah satu tol yang terkendala dana, belum bisa disebutkan nama ruas tolnya, karena ini sangat tergantung kesiapan proyek tol itu sendiri,” kata dia. PT IIF didirikan pada 15 Januari 2010 dengan ditandatanganinya akta pendirian dan shareholders agreement antara PT SMI, Asia Development Bank (ADB), Wolr Bank, dan International Finance Corporation (IFC). 

PT IIF didirikan karena saat ini lembaga pembiayaan yang ada, termasuk perbankan, tidak sepenuhnya dapat memberikan pendanaan untuk proyek infrastruktur yang memiliki karakteristik pembiayaan dengan tenor jangka panjang dan memiliki risiko tinggi. 

Emma mengatakan, keterlibatan PT IIF untuk membiayai 24 tol mangkrak sangat memungkinkan. Karena dalam analisis PT IIF, kesenjangan (gap) atau kekurangan pembiayaan oleh badan usaha jalan tol (BUJT) maupun lembaga keuangan atau perbankan masih cukup tinggi. PT IIF mungkin akan masuk dengan berkolaborasi dengan para lender financial atau pemberi pinjaman yang sebelumnya sudah digandeng oleh BUJT bersangkutan. 

“Kalau soal modal PT IIF tak masalah, sebab kini PT IIF sudah memiliki modal dari ekuitas sebesar Rp 1,6 triliun dan dari pinjaman (loan) US$ 200 juta. Jika modal ini sudah terserap untuk pembiayaan, pemegang saham PT IIF, baik PT SMI, ADB, World Bank, maupun IFC siap menambah modal lagi,” ungkap dia. 

Menurut Emma, selain membiayai proyek tol, PT IIF juga membiayai proyek infrastruktur lain, seperti rel kereta api (KA), pelabuhan, bandara, pembangkit listrik, hingga proyek perpipaan. PT IIF tak hanya fokus pada pembiayaan proyek-proyek swasta, namun juga proyek-proyek lain yang juga dikerjakan oleh badan usaha milik negara (BUMN). 

Terganjal Pendanaan 
Kepala BPJT Ahmad Ghani Gazali mengatakan, saat ini sedikitnya terdapat tujuh proyek tol mangkrak yang belum mengamendemen perjanjianpengusahaan jalan tol (PPJT) sebagai bukti awal tol mangkrak siap dilanjutkan. BPJT telah mengevaluasi 24 proyek tol mangkrak, dan 17 di antaranya siap dilanjutkan dengan ditandatanganinya amendemen PPJT antara BUJT dan pemerintah melalui BUJT. 

Tujuh tol mangkrak yang hingga kini belum memasuki proses amendemen PPJT adalah Cikampek-Palimanan (PT Lintas Marga Sedaya), Batang-Semarang (PT Marga Setiapuritama), Semarang-Solo (PT Trans Marga Jateng), Bekasi-Cawang- Kampung Melayu (PT Kresna Kusuma Dyandra Marga), Waru Wonokromo-Tanjung Perak (PT Margaraya Jawa Tol), Pasuruan-Probolinggo (PT Trans Jawa Pas Pro), dan Ciawi-Sukabumi (PT Trans Jabar Tol). 

Ghani menuturkan, dari tujuh ruas tol tersebut tiga di antaranya memang terkendala pendanaan, yakni tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, Cikampek-Palimanan, dan Pasuruan-Probolinggo. Sedangkan tol Batang-Semarang karena persoalan kepemilikan saham, tol Semarang- Solo karena proses dukungan pemerintah Rp 1,9 triliun yang belum disetujui Kementerian Keuangan, dan tol Waru Wonokromo- Tanjung Perak yang masih bermasalah dengan persoalan tata ruang setempat. Sedangkan tol Ciawi- Sukabumi terkendala dengan persoalan internal dengan salah satu pemegang saham. 

“Beberapa di antaranya memang ada persoalan pendanaan, misalnya tol Cikampek-Palimanan belum ada kesepakatan antara pemerintah, BUJT, dan perbankan. Kami berharap semuanya segera diamendemen,” ungkap dia.

bataviase.co.id
Read more...

Alhamdulillah Sudah Ada Bus Sekolah

0 comments
Probolinggo - Sekolah Taruna Dra. Zulaeha terletak di kota Leces sekitar 15 km arah selatan dari kota Probolinggo. Sekolah ini memiliki semua jenjang pendidikan dari TK sampai SMA bahkan perguruan tinggi. Maka tak heran jika sekolah ini memiliki banyak sekali siswa tidak hanya di kecamatan Leces saja tetapi juga dari daerah sekitarnya seperti kecamatan Tegalsiwalan, Bantaran, Maron, Sukapura, Tongas, Kraksaan, Paiton juga Kota Probolinggo bahkan dari kabupaten Lumajang seperti kecamatan Ranuyoso, Klakah, Kota Lumajang ada juga dari kecamatan Tempeh. 

Bagi yang rumahnya jauh, mereka naik bus umum tiap hari pulang pergi, ada juga sebagian yang indekos. Nah, tahun 2010 kemarin ternyata sekolah ini sudah memiliki bus sendiri yang berasal dari sumbangan alumninya. Bus ini bukan bus baru melainkan eks. bus Akas yang menempuh trayek Banyuwangi - Kalianget, Madura PP. Walaupun begitu mesin bus ini masih cukup handal ketika beroperasi.

Setelah resmi menjadi milik sekolah Taruna Dra. Zulaeha bus ini dicat hijau yang sebelumnya berwarna putih khas bus Akas. Trayeknya hanya melayani untuk Kota Probolinggo dan sekitarnya. Pagi berangkat dari Leces sekitar pukul 05.15 untuk menjemput para siswa dan sorenya mengantar para siswa pulang sekitar pukul 14.30 dari sekolah. Tarif yang dikenakan kepada para siswa awalnya gratis selama 1 minggu pertama kemudian setelahnya dikenakan Rp. 3.000,- sekali naik.

Walaupun dikenakan tarif, para siswa yang berada di kota Probolinggo setidaknya tidak perlu lagi susah gonta-ganti angkutan umum lagi dan tidak lagi bablas kalau ketiduran di bus. Diharapkan dengan dikenakannya tarif bisa menutup biaya operasional sehari-hari bus ini dan tetap terus melayani para siswa. Syukur kalau bisa ditambah lagi jumlah dan trayek busnya. Oya, setelah googling di sana-sini sepertinya ini bus sekolah pertama di Jawa Timur atau bahkan di Indonesia. Semoga bisa ditiru oleh sekolah-sekolah lainnya.

expertofsomething.multiply.com
Read more...

Peresmian dan Pelatihan Warintek Berbasis OSS

0 comments
LECES - Saat ini AMIK Taruna Probolinggo telah memiliki fasilitas informasi yang modern dan lengkap. Sebab belum lama ini Kementrian Negara Riset dan Teknologi memberikan bantuan 3 (tiga) buah fasilitas informasi berupa Warung Informasi Teknologi (Warintek) berbasis Open Source Software (OSS). Warintek AMIK Taruna Probolinggo ini dirancang sebagai suatu sistem basis data iptek terpadu guna mendorong program pemberdayaan dan pengembangan masyarakat berwawasan informasi dengan memberikan kemudahan, layanan dan pendidikan pada masyarakat dalam mengakses informasi. 

Program Warintek adalah upaya pemberdayaan unit-unit dokumentasi, informasi, perpustakaan yang dikemas dalam suatu 'paket lengkap' berupa peningkatan teknologi informasi, kemudahan akses informasi IPTEK, peningkatan sumberdaya manusia dan membina sumberdaya informasi lokal termasuk akses terhadap modal pembiayaan. Pemberdayaan ini dimaksudkan dapat berdampak pada pengembangan ekonomi daerah melalui IKM dan UKM.

Sebagai tanda dimulainya pemanfaatan Warintek berbasis OSS ini, Rabu (17/12) lalu dilaksanakan peresmian dan pelatihan di AMIK Taruna Probolinggo. Kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama dengan Kementrian Negara Riset dan Teknologi.

Prasetyo Sunaryo selaku Dewan Riset Nasional mengatakan saat ini seharusnya anak usia 8-25 tahun 90% masuk perguruan tinggi dan mendapatkannya informasi yang cukup. Faktanya, di Indonesia baru 17% saja anak yang masuk perguruan tinggi. Jumlah ini sangat jauh jika dibandingkan dengan Kamboja yang sudah mencapai 20% atau Malaysia 35%.

"Dalam kurun waktu 15 tahun mendatang, permasalahan ini harus mendapatkan penanganan secara serius. Sebab apabila tidak, kita akan sulit untuk menaikkan daya saing di bidang informasi," ujar Prasetyo yang juga menjabat Asdep Urusan Perlindungan Hayati dari Kementrian Riset dan Teknologi.

Menurut Prasetyo, salah satu upaya yang dapat kita lakukan untuk menyebarkan informasi adalah melalui internet dengan perangkat yang berbasis OSS. Langkah tersebut kita lakukan supaya kita tidak ketinggalan informasi. "Informasi itu bisa kita dapatkan dimana saja dan kapan saja. Tidak hanya melalui internet saja," jelasnya singkat.

Peresmian Warintek berbasis OSS di AMIK Taruna Probolinggo ini ditandai dengan penandatangan surat peresmian antara Agus Sediadi selaku Kepala Bidang IT pada Riset dan Teknologi dengan Sisbiyanto selaku Direktur AMIK Taruna Probolinggo.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan sosialisasi program Indonesia Go Open Source (IGOS) oleh Agus Sediadi dan dilanjutkan dengan pelatihan oleh Wahyu selaku Pemberdaya OSS Universitas Brawijaya Malang.

Wahyu saat memberikan pelatihan mengatakan program Warintek adalah program yang bersifat nasional yang ditangani Kementrian Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Warintek sebagai suatu lembaga pendidikan alternatif melalui metode pembelajaran jarak jauh (distance learning) dapat dilakukan dengan dukungan kegiatan jasa yang sasarannya berupa layanan informasi Iptek terpadu dengan menghubungkan ke beberapa sumber informasi, pendidikan dan pelatihan, termasuk peningkatan Sumber Daya Manusia di bidang dokumentasi, informasi dan perpustakaan.

"Sebagai lembaga pendidikan alternatif, Warintek tentu saja lebih diarahkan pada lembaga pendidikan non formal. Karena pada intinya pembelajaran yang akan diperoleh dari pengembangan Warintek ini lebih pada peningkatan kemampuan SDM dalam upaya menambah pengetahuan dan wawasan yang kemudian akan dapat dipergunakan sebagai modal dalam meningkatkan inovasi dan kreativitasnya," jelas Wahyu.

Para peserta juga diberi kesempatan untuk bertanya seputar Warintek berbasis OSS tersebut. Usai tanya jawab, rombongan dari Kementrian Riset dan Teknologi ditemani Sisbiyanto melakukan pemantauan ke lokasi Warintek AMIK Taruna Probolinggo.

"Warintek berbasis OSS ini merupakan salah satu fasilitas dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Saya senang sekali dengan adanya bantuan ini. Semoga informasi yang ada bisa diserap dengan baik oleh masyarakat. Sebab Warintek ini memang diperuntukan kepada masyarakat," jelas Sisbiyanto.

Read more...
Friday, 14 October 2011

Jawa Pos Raih Gelar Koran Terbaik Dunia

0 comments
PARIS,Timex – Harian Jawa Pos, induk Harian Pagi Timor Express, berhasil meraih gelar tertinggi World Young Reader Prize 2011, menjadi koran terbaik dunia dalam inovasi untuk meraih dan mengembangkan pembaca muda.

Penghargaan itu dipastikan oleh asosiasi penerbit sedunia, WAN-IFRA, Jumat akhir pekan lalu (29/7). Dalam ajang tahunan yang diikuti koran dari seluruh dunia tersebut, Jawa Pos meraih kemenangan pada kategori Enduring Excellence. Penilaian dilakukan oleh dewan juri yang ditunjuk WAN-IFRA, berdasar komitmen dan konsistensi untuk meraih dan mempertahankan pembaca muda.

Tidak cukup sampai di situ. Dewan juri kemudian menyatakan Jawa Pos layak meraih gelar tertinggi: World Young Reader Newspaper of the Year 2011.
Lewat surat resmi yang disampaikan WAN-IFRA, tim juri menyatakan Jawa Pos unggul mutlak. Bahkan, departemen dan halaman anak muda DetEksi yang terbit setiap hari di Jawa Pos dianggap tak punya tandingan.

”Terus terang, tim juri membuat keputusan dengan sangat mudah,” kata Dr Aralynn McMane, executive director, Young Readership Development, World Association of Newspapers and News Publishers (WAN-IFRA), yang berpusat di Paris, Prancis, dan Darmstadt, Jerman.
Tim juri pun memberikan penjelasan detail mengapa Jawa Pos layak meraih penghargaan tertinggi ini, seputar sukses halaman DetEksi yang terbit sejak 2000.

”Jawa Pos telah menunjukkan kerja luar biasa. Memiliki program yang substansial, yang dijalani bertahun-tahun, dan punya komitmen sukses dalam menggandeng anak muda, baik lewat halaman koran maupun kegiatan off-print,” begitu tulis pesan dari tim juri.

Lebih lanjut, juri menilai lembaran DetEksi –yang terbit setiap hari di Jawa Pos– sebagai sesuatu yang ”lebih” dari sekadar halaman anak muda biasa. ”DetEksi merupakan sebuah strategi komplet untuk menemukan, menggandeng, dan mempertahankan pembaca muda. Dan, yang paling penting, DetEksi membuahkan hasil,” tegas tim juri.

Dr Aralynn McMane menyampaikan, pengumuman resmi penghargaan itu secara global baru disampaikan sekitar dua pekan lagi. Namun, Jawa Pos sudah mendapat hak untuk mengumumkannya sendiri.

Penyerahan penghargaan sendiri baru dilaksanakan pada 12 Oktober mendatang di Wina, Austria. Yaitu, saat dilangsungkannya 63rd World Newspaper Congress (kongres koran sedunia) dan 18th World Editors Forum (forum editor sedunia). Dalam ajang itu Jawa Pos diminta mempresentasikan perkembangan DetEksi dalam 11 tahun terakhir.

Menurut Azrul Ananda, direktur harian Jawa Pos, pihaknya diberi tahu layak masuk unggulan World Young Reader Prize 2011 setelah Konferensi WAN-IFRA Asia Pasifik di Bangkok, April lalu. Dalam beberapa pekan belakangan ini Jawa Pos telah diminta mengirimkan materi informasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan juri tentang program DetEksi.
Setiap tahun World Young Reader Prize diberikan kepada koran-koran yang dianggap inovatif dalam menggandeng dan mengembangkan pembaca muda.

”Kami sangat bangga dengan penghargaan tingkat dunia ini. Apalagi, ini atas sebuah pencapaian yang prosesnya harus dijalani dengan sangat panjang, dengan konsep yang harus disiapkan secara matang. Bukan pencapaian instan atau sebuah momen keberuntungan,” kata Azrul.

”Beberapa tahun lalu kami pernah disarankan ikut, namun waktu itu kami belum mau ikut. Sekarang kami sudah punya hasil konkret dari pentingnya konsistensi menggandeng pembaca muda. Kali pertama ikut langsung menang tingkat dunia,” tambah Azrul.
Berkat DetEksi, jelas Azrul, belakangan Jawa Pos memang meraih hasil-hasil yang dia anggap mengagumkan. Ketika koran-koran dianggap menghadapi masa sulit, Jawa Pos mampu menjaga konsistensi dan eksistensi.

”Survei Nielsen dalam beberapa tahun terakhir selalu menunjukkan bahwa Jawa Pos memiliki readership terbanyak di Indonesia, mengalahkan semua koran yang ada, termasuk yang terbit dari Jakarta. Bukan hanya itu. Survei juga menunjukkan bahwa 51 persen pembaca Jawa Pos berusia lebih muda dari 30 tahun. Kalau ditarik mundur, semua itu bisa dibilang adalah hasil ’pengaderan pembaca DetEksi’ yang dimulai sejak 2000,” tutur Azrul.
”Kami berhasil membuktikan bahwa koran tidak akan punya masalah di masa mendatang. Tinggal bagaimana koran itu beradaptasi dan terus menarik minat pembaca di era yang terus berubah,” tandasnya.

Memang hasil itulah yang disebut memukau tim juri. Jumlah pembaca muda Jawa Pos jauh lebih besar daripada koran-koran lain di Indonesia. Tim juri juga mengatakan, apa yang dilakukan Jawa Pos lewat DetEksi bisa dijadikan contoh bagi koran-koran lain di seluruh dunia. Baik itu cara mengelola halaman yang melibatkan personel muda, cara menyampaikan rubrik, maupun program-program off-print seperti kompetisi basket pelajar DBL (dulu DetEksi Basketball League, sekarang Development Basketball League).

Apa yang dilakukan Jawa Pos dengan DetEksi ini disebut bisa menjadi inspirasi bagi koran-koran lain di seluruh dunia. ”Content dan program-program DetEksi sangatlah mengagumkan dan dengan mudah bisa direplikasi oleh koran-koran lain,” tulis tim juri.

Dengan hasil ini, Azrul mengaku segenap personel Jawa Pos menjadi semakin terpacu untuk terus berinovasi di bidang jurnalistik agar menghasilkan produk yang lebih baik lagi. ”Saya yakin seluruh media di bawah bendera Jawa Pos Group, yang jumlahnya hampir 200 koran dan televisi-televisi lokal dari Aceh sampai Papua, juga termotivasi untuk terus berinovasi,” ujar Azrul.

timorexpress.com
Read more...

Asal Mula Stanford University

0 comments
Suatu hari, ada seorang nyonya berpakaian gingham (motif katun kotak-kotak) yang sudah pudar, bersama suaminya yang mengenakan jas rumahan, turun dari kereta di Boston, Massachusetts . Mereka berjalan dengan malu-malu. Lalu, tanpa membuat janji terlebih dahulu, mereka masuk ke ruang tunggu kantor Presiden Universitas Harvard. Sekretaris Presiden mengerutkan alis. Ia bisa tahu seketika bahwa pasangan dusun tertinggal seperti ini sama sekali tidak ada urusan di Universitas Harvard.

"Kami ingin menemui Presiden", kata pria tua itu dengan lembut.

"Beliau sibuk seharian", tukas sekretaris itu dengan cepat.
"Kami akan menunggu", jawab nyonya itu. Sekretaris itu tidak menggubris mereka selama berjam-jam, berharap pasangan itu akhirnya akan kecewa dan pergi, namun akhirnya tidak pergi juga. Sekretaris itu mulai frustasi dan akhirnya memutuskan untuk memberitahu sang presiden, meski hal ini adalah pekerjaan yang selalu tak disenanginya.

"Mungkin jika mereka melihat bapak selama beberapa menit, mereka akan pergi", ia memberitahu presiden Harvard. Presiden mendesah putus asa dan akhirnya mengangguk. Seorang dengan status setinggi ini jelas tidak punya waktu untuk berurusan dengan tamu semacam ini, namun ia sangat membenci baju katun kotak-kotak dan jas rajutan rumah memenuhi ruang tunggu kantornya. Jadi sang presiden, dengan wajah kaku penuh martabat, melangkah tegap dan penuh gengsi ke arah pasangan itu.

Nyonya itu berkata kepadanya,"Putra kami pernah bersekolah di Harvard selama setahun, Ia sangat mencintai Harvard dan bahagia di sini, namun setahun yang lalu, Ia meninggal dalam kecelakaan. Jadi saya dan suami saya hendak mendirikan monumen untuk mengenangnya di kampus ini."

Presiden itu tidak terkesan,"Nyonya", katanya ketus, "kami tidak bisa mendirikan patung untuk setiap orang yang pernah masuk ke Harvard dan meninggal. Jika seperti itu, tempat ini akan jadi seperti pekuburan!"

"Oh, tidak tidak," nyonya itu buru buru menjelaskan, "Kami tidak ingin mendirikan sebuah patung. Kami pikir kami hendak menyumbangkan sebuah gedung untuk Harvard."

Presiden itu memutar bola matanya. Ia melirik ke baju Gingham dan jas rumahan lalu berseru, "Gedung? Apakah anda tahu berapa biaya sebuah gedung? Kami sudah menginvestasikan lebih dari tujuh setengah juta dolar untuk mendirikan kampus ini!"

Untuk sesaat nyonya itu diam. Presiden itu merasa puas, Ia bisa mengusir mereka sekarang. Nyonya itu kemudian berpaling ke suaminya dan berkata pelan, "Jika cuma segitu biayanya, mengapa kita tidak bikin Universitas sendiri aja?" Suaminya mengganguk. Wajah Presiden Harvard mengerut bingung dan kecut.

Tuan dan Nyonya Leland Stanford melangkah keluar di sana, lalu pergi ke Palo Alto, California, tempat mereka mendirikan Universitas yang kemudian dikenal dengan nama Stanford University, sebagai institusi untuk mengenang putra mereka.

kaskus.us
Read more...
Sunday, 25 September 2011

Download Athan (Azan) Software 4.1 for over 6 Million cities Prayer Times

0 comments
You can download Athan Basic Free or buy Athan Pro 4.1 here.
Read more...

Download Mozilla Firefox 6.0.2

0 comments
Silahkan download browser Mozilla Firefox versi 6.0.2 disini.
Read more...
Thursday, 22 September 2011

50 Kota Jadi Proyek Pengembangan Kota Hijau

0 comments
Program Pengembangan Kota Hijau (PPKH) merupakan target penyusunan Rencana Aksi Kota Hijau. “Fokusnya green planning and design, green open space, dan green community,” ungkap Direktur Perkotaan Dirjen Penataan Ruang, Joessair Lubis, di Kantor Pusat Komunikasi Kementerian Pekerjaan Umum, Kamis (22/9).
Ada sekitar 50 kota di Indonesia yang menjadi target PPKH. Banda Aceh, Yogyakarta, Probolinggo, dan Makassar adalah contoh target proram. Makassar contohnya menjadi tuan rumah pelaksanaan Hari Tata Ruang Nasional dan Hari Habitat 2011 nantinya, dengan tema “Empowerment for Green Cities”. Puncaknya pada Oktober 2011.
Lubis menambahkan penyelenggaraan ini sekaligus mendorong pemangku kepentingan perkotaan untuk berkolaborasi dalam rangka mewujudkan kota hijau melalui penyusunan komitmen bersama.

Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya sekaligus Ketua Pelaksana Hari Habitat Nasional 2011, Suswono, menyampaikan sebanyak 240 negara di dunia juga memeringatinya. Ini berangkat dari keprihatinan terhadap kondisi tata ruang di Indonesia yang semakin semrawut.

Berdasarkan data UN Habitat pada 2011, sumber emisi gas rumah kaca dunia 24 persennya berasal dari kegiatan elektrikal seperti bangunan komersial, dan perumahan. Sementara, sebanyak 18,2 persen dari perubahan tata guna lahan. Transportasi menyumbang emisi 13,5 persen dan agrikultur 13,5 persen.

Pembenahan tata ruang perkotaan wajib dilakukan. “50 persen penduduk Indonesia tinggal di kawasan perkotaan,” kata Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Perumahan Rakyat, Oswar Mingkasa. Pada 2050, jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan bisa mencapai 70 persen.

Ada beberapa hal yang perlu dibenahi. Terutama desain rumah di perkotaan yang hijau dan ramah lingkungan tetapi harganya terjangkau. Dalam hal ini, Oswar mengatakan Kementerian Perumahan Rakyat sedang merancangnya.
Terakhir, perilaku masyarakat yang hemat energi. Selain itu, ada upaya mitigasi dan adaptasi melalui pendekatan kebijakan pemerintahan kota, perancangan dan pembangunan perkotaan dengan melibatkan masyarakat terkait.

Read more...
Tuesday, 23 August 2011

Malware Win32/Delf.QCZ, Pesan Spam Facebook Chat

0 comments
Program jahat trojan yang menyebar menggunakan media jejaring sosial macam Facebook dan lainnya semakin kreatif dalam mengelabui calon korban. Modus yang cukup menarik perhatian adalah dengan mengiming-imingi bantuan, seperti yang dilakukan trojan yang teridentifikasi sebagai Win32/Delf.QCZ.
Perusahaan keamanan Eset menyebut ini merupakan salah satu varian trojan yang mendownload malware lain dari internet. Seperti diketahui bahwa trojan menyebar luas melalui link di situs-situs jejaring sosial dan beraksi dengan mengintervensi beberapa aplikasi keamanan untuk mematikan fungsi deteksi aplikasi keamanan tersebut.

Win32/Delf.QCZ dikatakan memakai aplikasi lama 'codec palsu/media player' dan link ke situs malware-laden yang menyebar lewat Facebook chat. Tetapi para pembuat malware telah mengupgradenya hingga mampu melakukan serangan secara lebih personal terhadap user yang menjadi target.

Malware Win32/Delf.QCZ tidak hanya muncul sebagai pesan spam yang seolah dikirim oleh teman Facebook kita, atau mengirimkan pesan-pesan umum pada Facebook wall post seperti contoh "WOW! http://_malicious_link_", dan malware yang mengirimkan Win32/Delf.QCZ juga memalsukan percakapan kita sebelum mengirimkan malicious URL.

Link ke web page yang tampil mirip dengan tampilan YouTube, dan biasanya malware meminta user untuk mengupgrade Adobe Flash Player terlebih dahulu untuk dapat menyaksikan video yang dikirimkan.

Agar lebih meyakinkan dan mendorong rasa ingin tahu dari calon korban, mereka diminta untuk menjalankan malware yang dikirim. Sedangkan nama user yang mengirimkan tentu saja palsu dan diperoleh dari Facebook. Ditampilkan di video yang dikirim dengan diberi judul tambahan yang terkesan sensasional.

Modus

Vektor penyebaran yang digunakan oleh Win32/Delf.QCZ sangat efektif dan menarik, karena memiliki muatan sebesar layaknya video, sehingga bisa menipu. Trojan ini bisa dikategorikan sebagai antivirus palsu, tetapi skenario penyerangannya berbeda dibandingkan dengan tipikal Rogue AV yang sudah ada -- yaitu tidak mempengaruhi user untuk membeli aplikasi keamanan palsu.

Win32/Delf.QCZ justru memalsukan antivirus asli yang sudah diinstall di komputer korban. Hal tersebut bisa dilihat dari munculnya tampilan peringatan serangan virus yang dibuat seakan-akan berasal dari antivirus yang ada di komputer korban, padahal antivirus sudah diremove sebelumnya.

Trojan Win32/Delf.QCZ akan bertindak sebagai downloader untuk malware lain, yaitu backdoor yang dikenal tangguh untuk melakukan eksploitasi terhadap komputer ketika aplikasi antivirus telah dimatikan.

Nah, menurut Eset kepada detikINET, Jumat (19/8/2011), di balik skenario tersebut tentu saja ada motif finansial. Pelaku yang menggunakan Win32/Delf.QCZ dimungkinkan menjadi bagian dari skema komersial dengan model pembayaran pay-per-install atau menjadi alat untuk mempermudah instalasi malware pihak ketiga untuk mendapatkan keuntungan finansial.

Aplikasi keamanan ESET antivirus mendeteksi dan menyingkirkan threat Win32/Delf.QCZ dengan memproteksi wilayah sensitif dari OS Windows, sebelum trojan tersebut berhasil menyebar dan memperluas fungsi HIPS (Host Intrusion Prevention System).

detik.com
Read more...
Sunday, 21 August 2011

Sekolah Untuk Apa?

0 comments

Seputar-indonesia.com – Thursday, 07 July 2011
Sekolah Untuk Apa? – Rhenald Kasali
Beberapa hari ini kita membaca berita betapa sulitnya anak-anak mencari sekolah.Masuk universitas pilihan susahnya setengah mati. Kalaupun diterima, bak lolos dari lubang jarum. Sudah masuk ternyata banyak yang ”salah kamar”.
Sudah sering saya mengajak dialog mahasiswa yang bermasalah dalam perkuliahan, yang begitu digali selalu mengatakan mereka masuk jurusan yang salah. Demikianlah, diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) masalah, tidak diterima juga masalah. Kalau ada uang bisa kuliah di mana saja.
Bagaimana kalau uang tak ada? Hampir semua orang ingin menjadi sarjana, bahkan masuk program S-2. Jadi birokrat atau jenderal pun sekarang banyak yang ingin punya gelar S- 3. Persoalan seperti itu saya hadapi waktu lulus SMA, 30 tahun lalu, dan ternyata masih menjadi masalah hari ini.
Sekarang, memilih SMP dan SMA pun sama sulitnya. Mengapa hanya soal memindahkan anak ke sekolah negeri lain saja lantaran pindah rumah biayanya begitu besar? Padahal bangku sekolah masih banyak yang kosong. Masuk sekolah susah, pindah juga sulit, diterima di perguruan tinggi untung-untungan, cari kerja susahnya minta ampun.
Lengkap sudah masalah kita. Kalau kita sepakat sekolah adalah jembatan untuk mengangkat kesejahteraan dan daya saing bangsa, mengapa dibuat sulit? Lantas apa yang harus dilakukan orang tua? Jadi sekolah untuk apa di negeri yang serbasulit ini?
Kesadaran Membangun SDM
Lebih dari 25 tahun yang lalu, saat berkuasa, Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad sadar betul pentingnya pembangunan sumber daya manusia (SDM). Dia pun mengirim puluhan ribu sarjana mengambil gelar S-2 dan S-3 ke berbagai negara maju.
Hal serupa juga dilakukan China. Tidak sampai 10 tahun,lulusan terbaik itu sudah siap mengisi perekonomian negara. Hasilnya Anda bisa lihat sekarang. BUMN di negara itu dipimpin orang-orang hebat, demikian pula perusahaan swasta dan birokrasinya. Perubahan bukan hanya sampai di situ.
Orang-orang muda yang kembali ke negerinya secara masif me-reform sistem pendidikan. Tradisi lama yang terlalu kognitif dibongkar. Old ways teaching yang terlalu berpusat pada guru dan papan tulis,serta peran brain memory (hafalan dan rumus) yang dominan mulai ditinggalkan.
Mereka membongkar kurikulum, memperbaiki metode pengajaran, dan seterusnya.Tak mengherankan kalau sekolahsekolah di berbagai belahan dunia pun mulai berubah. Di negeri Belanda saya sempat terbengong-bengong menyaksikan bagaimana universitas seterkenal Erasmus begitu mudah menerima mahasiswa.
”Semua warga negara punya hak untuk mendapat pendidikan yang layak, jadi mereka yang mendaftar harus kami terima,” ujar seorang dekan di Erasmus. Beda benar dengan universitas negeri kita yang diberi privilege untuk mencari dan mendapatkan lulusan SLTA yang terbaik.
Seleksinya sangat ketat. Lantas bagaimana membangun bangsa dari lulusan yang asal masuk ini? ”Mudah saja,” ujar dekan itu. ”Kita potong di tahun kedua. Masuk tahun kedua, angka drop out tinggi sekali. Di sinilah kita baru bicara kualitas, sebab walaupun semua orang bicara hak, soal kemampuan dan minat bisa membuat masa depan berbeda,”ujarnya.
Hal senada juga saya saksikan hari-hari ini di Selandia Baru. Meski murid-murid yang kuliah sudah dipersiapkan sejak di tingkat SLTA, angka drop out mahasiswa tahun pertama cukup tinggi.Mereka pindah ke politeknik yang hanya butuh satu tahun kuliah. Yang lebih mengejutkan saya adalah saat memindahkan anak bersekolah di tingkat SLTA di Selandia Baru.
Sekolah yang kami tuju tentu saja sekolah yang terbaik, masuk dalam 10 besar nasional dengan fasilitas dan guru yang baik. Saya menghabiskan waktu beberapa hari untuk mewawancarai lulusan sekolah itu masing-masing, ikut tour keliling sekolah, menanyakan kurikulum dan mengintip bagaimana pelajaran diajarkan.
Di luar dugaan saya,pindah sekolah ke sini pun ternyata begitu mudah. Sudah lama saya gelisah dengan metode pembelajaran di sekolah-sekolah kita yang terlalu kognitif, dengan guruguru yang merasa hebat kalau muridnya bisa dapat nilai ratarata di atas 80 (betapapun stresnya mereka) dan sebaliknya memandang rendah terhadap murid aktif, namun tak menguasai semua subjek.
Potensi anak hanya dilihat dari nilai, yang merupakan cerminan kemampuan mengopi isi buku dan catatan. Entah di mana keguruan itu muncul kalau sekolah tak mengajarkan critical thinking. Kita mengkritik lulusan yang biasa membebek, tapi tak berhenti menciptakan bebek-bebek dogmatik.
Kalau lulusannya mudah diterima di sekolah yang baik di luar negeri,mungkin guruguru kita akan menganggap sekolahnya begitu bagus. Mohon maaf, ternyata tidak demikian. Jangankan dibaca, diminta transkrip nilainya pun tidak. Maka jangan heran, anak dari daerah terpencil pun di Indonesia, bisa dengan mudah diterima di sekolah yang baik di luar negeri.
Bahkan tanpa tes. Apa yang membuat demikian? ”Undang-undang menjamin semua orang punya hak yang sama untuk belajar,” ujar seorang guru di Selandia Baru. Lantas, bukankah kualitas lulusan ditentukan input-nya? ”Itu ada benarnya, tapi bukan segala-galanya,” ujar putra sulung saya yang kuliah di Auckland University tahun ketiga.
Maksudnya,tes masuk tetap ada,tetapi hanya dipakai untuk penempatan dan kualifikasi. Di tingkat SLTA, mereka hanya diwajibkan mengambil dua mata pelajaran wajib (compulsory) yaitu Matematika dan Bahasa Inggris. Pada dua mata pelajaran ini pun mereka punya tiga kategori: akselerasi, rata-rata, dan yang masih butuh bimbingan.
Sekolah dilarang hanya menerima anakanak bernilai akademik tinggi karena dapat menimbulkan guncangan karakter pada masa depan anak, khususnya sifat-sifat superioritas, arogansi, dan kurang empati. Mereka hanya super di kedua kelas itu, di kelas lain mereka berbaur.
Dan belum tentu superior di kelas lain karena pengajaran tidak hanya diberikan secara kognitif. Selebihnya, hanya ada empat mata pelajaran pilihan lain yang disesuaikan dengan tujuan masa depan masingmasing. Bagi mereka yang bercita- cita menjadi dokter, biologi dan ilmu kimia wajib dikuasai.
Bagi yang akan menjadi insinyur wajib menguasai fisika dan kimia. Sedangkan bagi yang ingin menjadi ekonom wajib mendalami accounting, statistik,dan ekonomi. Anak-anak yang ingin menjadi ekonom tak perlu belajar biologi dan fisika. Beda benar dengan anak-anak kita yang harus mengambil 16 mata pelajaran di tingkat SLTA di sini, dan semuanya diwajibkan lulus di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Bayangkan, bukankah citacita pembuat kurikulum itu orangnya hebat sekali? Mungkin dia manusia super.Seorang lulusan SLTA tahun pertama harus menguasai empat bidang sains (biologi,ilmu kimia, fisika, dan matematika), lalu tiga bahasa (Bahasa Indonesia, Inggris, dan satu bahasa lain), ditambah PPKN, sejarah, sosiologi, ekonomi, agama, geografi, kesenian, olahraga, dan komputer.
Hebat sekali bukan? Tidak mengherankan kalau sekolah menjadi sangat menakutkan, stressful, banyak korban kesurupan, terbiasa mencontek, dan sebagainya. Harus diakui kurikulum SLTA kita sangat berat. Seperti kurikulum program S-1 20 tahun lalu yang sejajar dengan program S-1 yang digabung hingga S-3 di Amerika.
Setelah direformasi, kini anak-anak kita bisa lulus sarjana tiga tahun. Padahal dulu butuh lima tahun. Dulu program doktor menyelesaikan di atas 100 SKS, sehingga hampir tak ada yang lulus. Kini seseorang bisa lulus doktor dalam tiga tahun. Anda bisa saja mengatakan, dulu kita juga demikian, tapi tak ada masalah kok!
Di mana masalahnya? Masalahnya, saat ini banyak hal telah berubah. Teknologi telah mengubah banyak hal, anakanak kita dikepung informasi yang lebih bersifat pendalaman dan banyak pilihan, tapi datang dengan lebih menyenangkan. Belajar bukan hanya dari guru, melainkan dari segala resources.
Ilmu belajar menjadi lebih penting dari apa yang dipelajari itu sendiri,sehingga diperlukan lebih dari seorang pengajar, yaitu pendidik. Guru tak bisa lagi memberikan semua isi buku untuk dihafalkan, tetapi guru dituntut memberikan bagaimana hidup tanpa guru, lifelong learning.
Saya saksikan metode belajar telah jauh berubah. Seorang guru di West Lake Boys School di Auckland mengatakan, ”Kami sudah meninggalkan old ways teaching sejak 10 tahun lalu. Maka itu, sekolah sekarang harus memberikan lebih banyak pilihan daripada paksaan. Percuma memberi banyak pengetahuan kalau tak bisa dikunyah. Guru kami ubah,metode diperbarui,fasilitas baru dibangun,” ujar seorang guru.
Masih banyak yang ingin saya diskusikan,tapi sampai di sini ada baiknya kita berefleksi sejenak. Untuk apa kita menciptakan sekolah dan untuk apa kita bersekolah? Mudahmudahan kita bisa mendiskusikan lebih dalam minggu depan dan semoga anak-anak kita mendapatkan masa depan yang lebih baik.
RHENALD KASALI Ketua Program MM UI
Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/411134/

Read more...

Pelajaran Berharga dari Passport

0 comments

PassportJawapos, 8 Agustus 2011.
PASSPORT – By Rhenald Kasali
Setiap saat mulai perkuliahan, saya selalu bertanya kepada mahasiswa berapa orang yang sudah memiliki pasport. Tidak mengherankan, ternyata hanya sekitar 5% yang mengangkat tangan. Ketika ditanya berapa yang sudah pernah naik pesawat, jawabannya melonjak tajam. Hampir 90% mahasiswa saya sudah pernah melihat awan dari atas. Ini berarti mayoritas anak-anak kita hanyalah pelancong lokal.
Maka, berbeda dengan kebanyakan dosen yang memberi tugas kertas berupa PR dan paper, di kelas-kelas yang saya asuh saya memulainya dengan memberi tugas mengurus pasport. Setiap mahasiswa harus memiliki “surat ijin memasuki dunia global.”. Tanpa pasport manusia akan kesepian, cupet, terkurung dalam kesempitan, menjadi pemimpin yang steril. Dua minggu kemudian, mahasiswa sudah bisa berbangga karena punya pasport.
Setelah itu mereka bertanya lagi, untuk apa pasport ini? Saya katakan, pergilah keluar negeri yang tak berbahasa Melayu. Tidak boleh ke Malaysia, Singapura, Timor Leste atau Brunei Darussalam. Pergilah sejauh yang mampu dan bisa dijangkau.
Uang untuk beli tiketnya bagaimana, pak?”
Saya katakan saya tidak tahu. Dalam hidup ini, setahu saya hanya orang bodohlah yang selalu memulai pertanyaan hidup, apalagi memulai misi kehidupan dan tujuannya dari uang. Dan begitu seorang pemula bertanya uangnya dari mana, maka ia akan terbelenggu oleh constraint. Dan hampir pasti jawabannya hanyalah tidak ada uang, tidak bisa, dan tidak mungkin.
Pertanyaan seperti itu tak hanya ada di kepala mahasiswa, melainkan juga para dosen steril yang kurang jalan-jalan. Bagi mereka yang tak pernah melihat dunia, luar negeri terasa jauh, mahal, mewah, menembus batas kewajaran dan buang-buang uang. Maka tak heran banyak dosen yang takut sekolah ke luar negeri sehingga memilih kuliah di almamaternya sendiri. Padahal dunia yang terbuka bisa membukakan sejuta kesempatan untuk maju. Anda bisa mendapatkan sesuatu yang yang terbayangkan, pengetahuan, teknologi, kedewasaan, dan wisdom.
Namun beruntunglah, pertanyaan seperti itu tak pernah ada di kepala para pelancong, dan diantaranya adalah mahasiswa yang dikenal sebagai kelompok backpackers. Mereka adalah pemburu tiket dan penginapan super murah, menggendong ransel butut dan bersandal jepit, yang kalau kehabisan uang bekerja di warung sebagai pencuci piring. Perilaku melancong mereka sebenarnya tak ada bedanya dengan remaja-remaja Minang, Banjar, atau Bugis, yang merantau ke Pulau Jawa berbekal seadanya.Ini berarti tak banyak orang yang paham bahwa bepergian keluar negeri sudah tak semenyeramkan, sejauh, bahkan semewah di masa lalu.
Seorang mahasiswa asal daerah yang saya dorong pergi jauh, sekarang malah rajin bepergian. Ia bergabung ke dalam kelompok PKI (Pedagang Kaki Lima Internasional) yang tugasnya memetakan pameran-pameran besar yang dikoordinasi pemerintah. Disana mereka membuka lapak, mengambil resiko, menjajakan aneka barang kerajinan, dan pulangnya mereka jalan-jalan, ikut kursus, dan membawa dolar. Saat diwisuda, ia menghampiri saya dengan menunjukkan pasportnya yang tertera stempel imigrasi dari 35 negara. Selain kaya teori, matanya tajam mengendus peluang dan rasa percaya tinggi. Saat teman-temannya yang lulus cum-laude masih mencari kerja, ia sudah menjadi eksekutif di sebuah perusahaan besar di luar negeri.
The Next Convergence
Dalam bukunya yang berjudul The Next Convergence, penerima hadiah Nobel ekonomi Michael Spence mengatakan, dunia tengah memasuki Abad Ke tiga dari Revolusi Industri. dan sejak tahun 1950, rata-rata pendapatan penduduk dunia telah meningkat dua puluh kali lipat. Maka kendati penduduk miskin masih banyak, adalah hal yang biasa kalau kita menemukan perempuan miskin-lulusan SD dari sebuah dusun di Madura bolak-balik Surabaya-Hongkong.
Tetapi kita juga biasa menemukan mahasiswa yang hanya sibuk demo dan tak pernah keluar negeri sekalipun. Jangankan ke luar negeri, tahu harga tiket pesawat saja tidak, apalagi memiliki pasport.Maka bagi saya, penting bagi para pendidik untuk membawa anak-anak didiknya melihat dunia. Berbekal lima ratus ribu rupiah, anak-anak SD dari Pontianak dapat diajak menumpang bis melewati perbatasan Entekong memasuki Kuching. Dalam jarak tempuh sembilan jam mereka sudah mendapatkan pelajaran PPKN yang sangat penting, yaitu pupusnya kebangsaan karena kita kurang urus daerah perbatasan. Rumah-rumah kumuh, jalan berlubang, pedagang kecil yang tak diurus Pemda, dan infrastruktur yang buruk ada di bagian sini. Sedangkan hal sebaliknya ada di sisi seberang. Anak-anak yang melihat dunia akan terbuka matanya dan memakai nuraninya saat memimpin bangsa di masa depan. Di universitas Indonesia, setiap mahasiswa saya diwajibkan memiliki pasport dan melihat minimal satu negara.
Dulu saya sendiri yang menjadi gembala sekaligus guide nya. Kami menembus Chiangmay dan menyaksikan penduduk miskin di Thailand dan Vietnam bertarung melawan arus globalisasi. Namun belakangan saya berubah pikiran, kalau diantar oleh dosennya, kapan memiliki keberanian dan inisiatif? Maka perjalanan penuh pertanyaan pun mereka jalani. Saat anak-anak Indonesia ketakutan tak bisa berbahasa Inggris, anak-anak Korea dan Jepang yang huruf tulisannya jauh lebih rumit dan pronounciation-nya sulit dimengerti menjelajahi dunia tanpa rasa takut. Uniknya, anak-anak didik saya yang sudah punya pasport itu 99% akhirnya dapat pergi keluar negeri. Sekali lagi, jangan tanya darimana uangnya. Mereka memutar otak untuk mendapatkan tiket, menabung, mencari losmen-losmen murah, menghubungi sponsor dan mengedarkan kotak sumbangan. Tentu saja, kalau kurang sedikit ya ditomboki dosennya sendiri.
Namun harap dimaklumi, anak-anak didik saya yang wajahnya ndeso sekalipun kini dipasportnya tertera satu dua cap imigrasi luar negeri. Apakah mereka anak-anak orang kaya yang orangtuanya mampu membelikan mereka tiket? Tentu tidak. Di UI, sebagian mahasiswa kami adalah anak PNS, bahkan tidak jarang mereka anak petani dan nelayan. Tetapi mereka tak mau kalah dengan TKW yang meski tak sepandai mereka, kini sudah pandai berbahasa asing.
Anak-anak yang ditugaskan ke luar negeri secara mandiri ternyata memiliki daya inovasi dan inisiatif yang tumbuh. Rasa percaya diri mereka bangkit. Sekembalinya dari luar negeri mereka membawa segudang pengalaman, cerita, gambar dan foto yang ternyata sangat membentuk visi mereka.
Saya pikir ada baiknya para guru mulai membiasakan anak didiknya memiliki pasport. Pasport adalah tiket untuk melihat dunia, dan berawal dari pasport pulalah seorang santri dari Jawa Timur menjadi pengusaha di luar negeri. Di Italy saya bertemu Dewi Francesca, perempuan asal Bali yang memiliki kafe yang indah di Rocca di Papa. Dan karena pasport pulalah, Yohannes Surya mendapat bea siswa di Amerika Serikat. Ayo, jangan kalah dengan Gayus Tambunan atau Nazaruddin yang baru punya pasport dari uang negara.
Rhenald Kasali – Guru Besar Universitas Indonesia.

...

purwo.com
Read more...

Situs-situs Anti Islam Denmark Berhasil Diretas Muslimah Saudi

0 comments

Seorang wanita Saudi asal Al Khabar yang sedang melanjutkan pendidikannya di Amerika Serikat berhasil melumpuh 23 situs anti-Islam Denmark, yang melecehkan Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wasallam di dunia maya. Demikian dilaporkan koran Al Madinah, Kamis (18/08/2011). Nouf Rashid mengatakan, dirinya berhasil meretas dan melumpuhkan situs-situs Denmark yang memasang gambar Nabi Muhammad dan menampilkan materi yang melecehkan Islam.
Menurut media-media Barat, lebih dari 900 situs internet Denmark telah diretas oleh sekelompok orang atau individu belum lama ini.
“Kami belum pernah melihat sebegitu banyak penghancuran yang ditujukan secara politis dalam waktu sesingkat ini,” ujar Roberto Preatoni dari Zona H, Grup Pengawasan Internet kepada BBC. Dia menggarisbawahi bahwa sebagian besar gangguan tersebut melibatkan penghancuran situs, meskipun beberapa hacker  telah diancam dengan pembalasan dendam oleh warga Denmark.
Laporan BBC menyebutkan, para peretas biasanya mengganti tampilan muka situs dengan pesan pro-Islam dan mengecam publikasi gambar-gambar yang melecehkan Nabi Muhammad.
“Saya juga mengirimkan pesan dan artikel-artikel tentang Islam dan Nabi Muhammad kepada pengelola situsnya,” kata Nouf.
Tidak hanya itu, Nouf juga merusak sejumlah situs pornografi dan meretas sistem komputer milik para pemuda yang berupaya memeras para gadis dengan cara mengancam akan menyebarkan foto pribadi mereka di dunia maya.
Nouf terjun ke dunia hacker awalnya untuk membantu seorang gadis yang diperas oleh seorang pemuda yang ingin menikahinya. Pria itu mengancam si gadis dengan foto-foto pribadinya yang ada di tangan si pria.
“Saya menghubungi teman-teman hacker di universitas dan saya belajar seni meretas dari mereka,” kata Nouf.
“Saya ingin menyelamatkan banyak perempuan muda yang diperas dengan menggunakan foto-foto mereka. Atas pertolongan Allah saya bisa masuk ke sistem dan menghapus banyak foto mereka,” katanya lagi.

Nouf menghimbau agar para gadis berhati-hati menggunakan internet dan tidak membuka email yang mencurigakan. Disamping itu orang juga harus berhati-hati saat mengirinkan komputernya ke pusat-pusat servis, sebab bisa saja komputer mereka dijejali dengan virus atau aplikasi tersembunyi yang digunakan untuk memata-matai pemilik komputer tersebut.

Seperti halnya Amerika Serikat, Arab Saudi juga menerapkan hukuman yang keras untuk para hacker dengan hukuman hingga  10 tahun penjara dan denda hingga 1,8 juta Dollar.

Preatoni mengatakan kepada BBC bahwa sebagian besar situs yang dijadikan sasaran dikelola oleh organisasi-organisasi dan perusahaan-perusahaan kecil yang tidak mempekerjakan petugas keamanan serta tidak dapat mengenali sinyal-sinyal dan tanda-tanda bahaya terbaru. Bagaimana pun, Preatoni menandaskan bahwa beberapa situs yang mengalami pembobolan tersebut telah diperbaiki dalam waktu 24 jam.
Read more...

Label

 
Wong Leces © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

Man Jadda Wajada. Siapa yang Bersungguh-sungguh Akan Berhasil