ENDE - Ikatan Seniman Ende Lio (ISEL) dideklarasikan, Sabtu (17/12/2011) di halaman depan Museum Tenun Ikat di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, pukul 20.00 Wita.
Masyarakat menyambut hangat pendeklarasian lembaga itu dengan berbondong-bondong menyaksikan acara tersebut. Pendeklarasian juga diteguhkan oleh Wakil Bupati Ende Achmad Mochdar, yang sekaligus membuka acara pentas seni dan budaya yang mewarnai acara pendeklarasian Ikatan Seniman Ende Lio (ISEL). Ketua ISEL Hendrikus Cinde dalam sambutannya mengatakan, lembaga ini dibentuk berawal dari rasa keprihatinan terhadap penderitaan kehidupan seniman Ende Lio.
"Para seniman dalam berkarya telah mengeluarkan biaya besar, tapi lahan garapan mereka banyak yang dicuri pembajak yang kini marak. Pembajak telah menghancurkan kreativitas, bahkan membunuh kehidupan seniman, karena pembajak lebih mengutamakan perut mereka sendiri," kata Hendrikus.
Menurut Hendrikus, ISEL yang kini memiliki 50 anggota mempunyai status legalitas formal secara hukum dan diharapkan lembaga itu dapat memberikan perlindungan pada hak-hak anggota, juga membuka peluang bagi seniman untuk berekspresi seluas-luasnya guna turut membangun daerah ini lewat pengembangan seni dan budaya.
ISEL mencakup semua bidang seni dan merangkul semua seniman tanpa membedakan suku, agama, atau aspek apa pun. Acara pendeklarasian dimeriahkan dengan penampilan sejumlah musisi, penyanyi, dan pencipta lagu Ende Lio, serta pergelaran tarian adat, di antaranya zikir berpantun dalam bahasa etnik Ende yang dibawakan kelompok zikir Bulan Sabit.