Friday 30 November 2018

Saran Polisi untuk Mencegah Penipuan via Telepon

0 comments
Kasus penipuan via telepon, termasuk yang menghantui orangtua pelajar di Semarang dan kota-kota lainnya, mendapat tanggapan serius dari aparat Kepolisian. Harian Tribun Jateng edisi hari ini, Selasa (8/4), bahkan memuat saran Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Drs Djihartono supaya masyarakat bisa terhindar dari aksi penipuan via telepon.

Kasus penipuan via telepon dengan modus ada anggota keluarga sedang terkena masalah, lalu si penelepon meminta sejumlah uang, sebenarnya merupakan modus lama.
Berdasarkan penyelidikan polisi selama ini, bisa dipastikan tindakan itu merupakan penipuan yang hendak memeras korban dengan memberitahukan satu di antara keluarga sedang tertimpa masalah.
Entah itu mengaku sebagai polisi yang sedang menangkap anggota keluarga, mengaku karyawan rumah sakit yang akan melakukan tindakan pertolongan karena anggota keluarganya mengalami kecelakaan, dan sebagainya.
Para pelaku sebelum beraksi biasanya mencari informasi detail terkait dengan calon korban. Siapa anaknya, kerja di mana, dan tinggal di mana. Kemudian nama anak atau keluarga itu dicatut sedang mengalami musibah untuk memeras anggota keluarga lain seperti ayah atau ibunya.
Para pelaku beraksi dengan cara menyerang kondisi psikologis korbannya. Korban dibuat panik dulu, sehingga mengikuti segala instruksi yang diberikan pelaku. Orangtua mana yang tidak  panik apabila dikabarkan anaknya terjatuh dari lantai dua sekolah dan mengalami luka parah?
Kondisi itu membuat pelaku yang telah mematikan akal sehat korban, sehingga bisa membuatnya lebih leluasa dalam meminta uang kepada korban.
Bahkan, ada beberapa pelaku yang terbilang sangat pintar. Mereka menunggu nama yang dicatut itu tidak bisa dikroscek atau sedang mematikan telepon lalu mengabari keluarganya untuk dikuras uangnya.
Hal itu dilakukan pelaku agar korban tak bisa melakukan kroscek kepada orang yang dicatut namanya itu, seperti anak sedang ujian sehingga mematikan telepon genggam dan semacamnya.
Apabila ada masyrarakat yang mendapatkan telepon yang mengabarkan ada anggota keluarganya mengalami musibah, sebaiknya segera dicek kebenarannya ke anggota keluarga yiang bersangkutan.
Jangan mudah percaya, apabila penelepon meminta sejumlah uang. Kalau bisa langsung laporkan ke polisi.
Empat modus penipuan via telepon
Modus yang selama ini sering digunakan para pelaku penipuan via telepon sangat beragam. Namun ada empat modus yang sering digunakan oleh pelaku, yakni :
1. Anak / orangtua masuk rumah sakit
Pelaku mengabarkan anak, atau orangtua, masuk rumah sakit akibat kecelakaan di jalan maupun di sekolah atau tempat kerja.
Selanjutnya, pelaku yang mengaku sebagai rekan kerja, guru, atau pihak rumah sakit, akan meminta pihak keluarga yang ditelepon untuk segera mengirimkan uang, karena akan segera dilakukan operasi atau tindakan medis.
Biasanya, untuk modus ini, pelaku mengatakan anak / orangtua yang dicatut namanya mengalami luka parah dan harus segera dioperasi.
Selain itu, biasanya pelaku yang mengaku dari pihak rumah sakit mengatakan tidak mempunyai alat operasi dan harus menyewa ke perusahaan alat kesehatan.
lnilah yang dijadikan pelaku sebagai alasan untuk pihak keluarga segera mengirim uang. Jadi, harus lebih waspada jika suatu saat menerima pesan dari pelaku penipuan seperti ini.
2. Anak / keluarga tertangkap Badan Narkotika Nasional (BNN)
Maraknya peredaran dan penggunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba) juga menjadi modus yang kerap dilancarkan para pelaku penipuan via telepon. Mereka akan mengabari Anda, bahwa anak atau anggota keluarga Anda tertangkap BNN karena sedang mengonsumsi narkoba.
Penipu biasanya mengaku dari BNN yang mengabarkan sanak keluarga korban tertangkap tangan sedang berpesta narkoba. Pelaku kemudian bernegosiasi kepada korban, untuk segera menransfer sejumlah uang agar sanak keluarga yang dimaksud bisa segera dibebaskan.
3. Anak tertangkap akibat tindak kriminal
Modus seperti ini terbilang konvensional. Pelaku mengaku dari pihak kepolisian yang menangkap sanak keluarga yang dimaksud, lantaran terkait tindakan kriminal atau kejahatan.
Sama seperti modus sebelumnya, pelaku kemudian meminta sejumlah uang agar sanak keluarga yang ditangkap bisa segera dibebaskan.
4. Lelang mobil murah
Dalam modus ini, biasanya pelaku mengaku sebagai pejabat  polri. Tidak tanggung-tanggung, pelaku terkadang berani mencatut nama seorang pejabat polisi untuk meyakinkan korban.
Pelaku mencatut nama pejabat polri yang sedang terlibat dalam sebuah lelang mobil. Kemudian para pelaku menelepon orang-orang terdekat dari pejabat yang dicatut itu, untuk menawarkan mobil murah yang sedang dilelang.
Lantaran nama yang dicatut memang tidak asing lagi di mata korban, para korban pun percaya dan mengirim sejumlah uang yang diminta pelaku.
Jadi, lebih berhati-hati saja saat menerima telepon seperti ini, dan jangan mudah panik!
Read more...

Label

 
Wong Leces © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

Man Jadda Wajada. Siapa yang Bersungguh-sungguh Akan Berhasil