Thursday 19 January 2012

Wanita Idaman Ikhwan

2 comments
ilustrasi (republika)
Oleh Sukmahadi
Ikhwan akhwat yang sedang mencari pendamping hidup, bacalah uraian berikut… malu bertanya sesat di jalan…..

Jika kata “ikhwan” dicerna dari segi bahasa Arab berarti lelaki. Namun Indonesia memiliki bahasa resmi yaitu bahasa Indonesia. Oleh karenanya, ketika masyarakat mendengar kata ikhwan, akan erat kaitannya dengan agama Islam. Sehingga pengertian ikhwan adalah lelaki yang senantiasa taat menjalankan Agama Islam beserta syari’atnya, melaksanakan perintah Allah, dan menjauhi larangan-Nya.

Seorang ikhwan yang bersifat insani tentunya memiliki sosok wanita idaman, yang dapat memperkokoh keimanannya kepada Allah SWT. Seiring berputarnya roda era globalisasi, tentunya untuk menemukan wanita yang benar-benar sholehah mungkin sudah sangat sulit atau jarang.

Ya, wanita sholehah, sebab telah ma’ruf  akan kemuliaannya seorang wanita yang sholehah. Di dunia, ia menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan umat. Para ikhwan yang cerdas akan memikirkan masa depan, bukan dari segi dzohir saja, tapi juga dunia dan akherat. Dengan memilih wanita sholehah, nantinya akan melahirkan anak sholeh yang berbakti pada kedua orangtua serta mendo’akan mereka tatkala telah kembali ke pangkuan Ilahi. Nah, sekarang timbul pertanyaan, seperti apakah wanita sholehah itu?

Pengertian wanita sholehah

Rasulullah SAW dalam sabdanya, "Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah." (HR. Muslim). Wanita sholehah adalah wanita yang bertaqwa, yaitu yang taat pada Allah dan Rasul-Nya. Jadi, sholehah atau tidaknya seorang wanita bergantung bagaimana ketaatannya pada aturan-aturan Allah, baik sebagai seorang anak, istri, anggota masyarakat, dsb.

Jika wanita sholehah ada di belakang para lelaki mukmin di dunia ini, maka kita akan melihat kebangkitan dunia Islam untuk mampu memimpin dunia. Seperti baginda Rasul, di belakang beliau terdapat wanita sholehah ummul mukminin Khadijah Radhiyallahu anha.

Wanita merupakan tiang Negara. Bayangkanlah, jika tiang penopang bangunan itu rapuh, dapat dipastikan bangunannya akan roboh serta rata dengan tanah. Tidak akan ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tidak seberapa.

Wanita sholehah akan selalu berusaha melaksanakan syari’at Islam dengan sepenuh kekuatan imannya. Dia akan mendekatkan diri kepada Allah (taqorrub ilallah) dengan memperbanyak ibadah, menghiasai dirinya dengan akhlaqul karimah, bermuamalah dengan sesama manusia sesuai syari’at Islam, serta selalu memelihara diri dari perbuatan maksiat.
  
Kriteria wanita sholehah

Wanita sholehah menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Ia mampu memelihara rasa malu sehingga segala tutur kata maupun tindak tanduknya senantiasa terkendali. Wanita sholehah terlihat dari perbuatannya yang selalu berusaha sesuai dengan syari’at Islam, yaitu sesuai al-Qur’an dan hadits nabi. Dalam al-Quran Surat An-Nur: 30-31, Allah SWT memberikan gambaran wanita sholehah sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya dan menutup auratnya.

“……….. maka wanita sholehah ialah yang taat kepada Allah serta memelihara diri ketika suaminya tidak ada. Oleh karena Allah telah memelihara (mereka) …………” [QS. An-Nisa’: 34]. Wanita sholehah akan terus berusaha menjaga kehormatan diri dan keluarga serta memelihara farji-nya.

 Wanita sholehah adalah wanita yang mampu memelihara rasa malu, khususnya kepada Allah SWT. Apalagi saat ini, seakan-akan manusia selalu mengejar model pakaian tanpa menghiraukan kesesuaiannya dengan syari’at Islam. Wahai saudari-saudariku yang cantik, yang manis, malu lah kepada Allah dan jangan lah mempermalukan maupun mendzolimi dirimu sendiri. Jika sudah paham bahwa menutup aurat, taat kepada suami dan orang tua,  maka jangan pernah merasa malu untuk melaksanakannya sebab itu jalan menuju syurga Allah SWT.

Banyak wanita bisa menjadi sukses, tetapi tidak semua bisa menjadi sholehah, bahkan wanita bisa menjadi fitnah terbesar bagi kaum laki-laki, yang membuat laki-laki semakin menjauh dari Allah dan menyeret mereka ke jurang neraka jahanam, na'u dzubillahi min dzaaliik. Begitu pula dengan sebaliknya, banyak lelaki yang bisa sukses tetapi tidak semua bisa menjadi lelaki sholeh.

Sekarang para ikhwan,  jika ingin memilih wanita untuk dijadikan sebagai pasangan hidup maka pilih lah sesuai dengan wasiat Rasulullah dalam sabdanya:

Rasululloh Sholalloohu ‘Alaihi wa Sallam berwasiat untuk memilih wanita yang memiliki dien (agama) yang baik sebagai ukuran kesholehan seorang wanita. Bukan kecantikan, kedudukan, atau hartanya. Wahai para ikhwan ataupun akhwat, ketahuilah bahwa wanita yang menjadi idaman seorang ikhwan adalah wanita yang berkriteria sebagai berikut:

Dari Abu Huroiroh Rhodiyalloohu ‘Anhu bahwa Rasululloh Sholalloohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, kedudukannya, kecantikannya, dan karena dien (agama)-nya. Maka pilihlah yang memiliki dien (Agama) maka engkau akan beruntung.” [HR. Bukhori dan Muslim].

Nah, bagi Ikhwan yang sedang dalam pencarian pasangan hidup tidak usah bimbang dan bingung. Mau jadi orang yang beruntung? Pilihlah seperti yang diwasiatkan Rasulullah di atas, insya Allah itulah yang terbaik.

Dan bagi Akhwat yang disayangi oleh Allah, jika mau jadi wanita idaman para Ikhwan, maka peliharalah, hiasilah kehidupanmu dengan Syari’at Islam, senantiasa lah Istiqomah menjalankan Agama Allah. Jangan risau soal jodoh sebab semuanya sudah ditentukan oleh Sang Maha Pecipta, dan jangan terbawa arus model-model kehidupan yang tidak termaktub dalam syari’at.

Ketahuilah bahwa Ikhwan sangat menyukai wanita sholehah, bersifat penyayang, perhatian, lemah lembut, cantik, tidak pemarah, dan tentunya memakai jilbab yang syar’i. Sungguh mulia wanita yang sholehah. Di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan umat.

Sebelum penulis mengahiri goresan ini, sebuah tetesan tinta dari Negeri Seribu Benteng  Maroko, mohon maaf jika terdapat kesalahan. Tak ada ada niat lain melainkan hanya untuk saling mengingatkan, semoga bermanfaat. Wallahu  A’lamu  Bishowab.

Read more...
Friday 13 January 2012

Goyang Inul di Jeram "Inul" Sungai Pekalen

0 comments
Arung Jeram di Sungai Pekalen (kompas)
Berarung jeram di Sungai Pekalen begitu menyenangkan. Sungai Pekalen terletak di Desa Ranu Gedang, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Dijamin rasa penat Anda pun akan hilang begitu melihat keindahan dan merasakan serunya berarung jeram. Berarung jeram dapat  meningkatkan kapasitas jantung dan paru-paru, kekuatan dan daya tahan otot, serta fleksibilitas sendi bahu dan pinggang.

Seperti olahraga aktif lainnya, arung jeram akan membuat tubuh Anda merasa lebih bugar. Adrenalin benar-benar terpuaskan dalam suasana kekompakan tim yang menyenangkan sekaligus menegangkan.

Sebelum kegiatan dimulai maka Anda dan tim akan dipandu pimpinan perjalanan atau trip leader. Anda akan naik kendaraan yang telah disiapkan menuju titik start pengarungan.

Saat menuju ke lokasi start, trip leader akan menjelaskan beberapa informasi penting selama 20 menit tentang keselamatan saat berarung jeram. Selanjutnya Anda akan menuju perahu yang memuat 6-8 orang dan seorang pemandu arung jeram (skipper).

Pemandu yang menyertai tersebut akan memberikan instruksi lanjutan tentang cara memegang dayung dan menggunakannya saat pengarungan, juga bagaimana mengikuti perintah yang diberikan. Selanjutnya nikmatilah petualangan yang menegangkan sekaligus menyenangkan dari titik start sampai titik finish-nya.

Jarak pengarungan dari start hingga finish sekitar 12 km selama 3,5 jam dengan tingkat kesulitan arung jeram grade atau class 2 sampai 3+. Jumlah jeram sekitar 50 buah seperti Welcome, Batu Jenggot, Pandawa, Rajawali, Xtravaganza, KPLA, Tripple Ace, The Fly Matador, Hiu, Cucak Rowo, Long Rapid, Good Bye.
Ada yang unik yaitu “Jeram Inul”, untuk melewati jeram itu, Anda harus bergoyang bak Inul. Di sinilah Anda akan merasakan petualangan yang menegangkan sekaligus memuaskan.

Karakteristik sungai Pekalen berbelok dan bertebing, memiliki panorama alam yang indah, puluhan jeram yang menantang, kemegahan air terjun, dan kemolekan gua-gua kelelawar. Bahkan masih ditemuinya beberapa satwa langka seperti burung elang, burung kepodang, monyet, biawak, linsang, dan tupai.

Dalam kegiatan arung jeram selalu menggunakan dayung. Ini artinya Anda akan memegang dayung dan melakukan pendayungan saat berada di atas perahu.

Mendayung dapat menyebabkan kelelahan, tetapi pemandu akan memberikan instruksi pada Anda teknik mendayung. Sehingga tidak selamanya saat Anda berada di atas perahu akan melakukan pendayungan.

Apabila Anda terlempar dari perahu maka tetaplah tenang. Percaya atau tidak, banyak orang yang menyukai saat terlempar keluar dari perahu! Ini sangat mengasyikkan. Pada awalnya memang dapat menyebabkan sedikit kewalahan dengan perubahan arah.

Beberapa orang hanya berenang pada pengarungan pertama mereka karena tidak mampu naik kembali keatas perahu atau karena tertinggal jauh dari perahu yang melemparkannya. Ini adalah bagian dari sebuah kegiatan arung jeram.

Selama perjalanan mengarungi sungai Anda akan disuguhi keindahan 7 air terjun dan goa-goa kelelawar yang sesekali memekik beterbangan. Amatilah bagaimana struktur batuan alami dan airnya masih begitu jernih dan segar.

Trip leader akan memberhentikan perjalanan tepat di bawah derasnya guyuran air terjun. Dijamin Anda akan langsung dapat merasakan segar dan derasnya guyuran airnya. Terdapat pula tempat untuk terjun bebas dari ketinggian sekitar 5 meter. Tempat yang pas untuk melepaskan ketegangan. Beranikah Anda?

Untuk kembali ke basecamp Anda akan menyusuri jalan setapak dan dinaikkan lagi ke mobil pengantar. Sesampainya di basecamp Anda dapat segera membersihkan badan dan berganti pakaian.

Sesudah itu semua, sajian yang menggoda selera tersedia seperti tempe, tahu, ikan penyet, urap-urapan, dan lodeh. Semua ini siap mengenyangkan perut Anda setelah energinya terkuras selama berarung jeram.

Paket arung jeram reguler di Pekalen Atas sejauh 12 km berkisar Rp 219.000 untuk minimal 5 orang. Fasilitas yang termasuk di dalamnya adalah asuransi, welcome drink, peralatan standar rafting, air mineral bekal pengarungan, transportasi, guide dan rescue team, snack dan beverage, dan makan siang.

Paket arung jeram reguler di Pekalen bawah sejauh 10 km berkisar Rp 189.000 min 5 orang. Fasilitas yang termasuk di dalamnya adalah welcome drink, peralatan standar, air mineral bekal pengarungan, transportasi lokal, guide dan rescue team, snack dan kelapa muda, makan siang, dan asuransi.

Beberapa operator arung jeram di Pekalen menawarkan paket arung jeram keluarga. Sehingga Anda dapat membawa serta anak Anda walaupun masih berumur 6 tahun.

Setiap sungai yang dikelola secara komersil oleh operator arung jeram memiliki paket-paket dengan batas minimal umur peserta kegiatan, seperti 6 tahun, 10 tahun atau 14 tahun. Pihak operator arung jeram yang menawarkan paket keluarga tersebut dapat Anda konfirmasi tentang umur minimal peserta yang boleh mengikuti kegiatan tersebut.

Selain arung jeram Anda juga dapat mencoba kegiatan outbound training untuk meningkatkan motivasi, keberanian, percaya diri, berfikir kreatif, memiliki rasa kebersamaan, tanggung jawab, kooperatif, rasa saling percaya, dan lain-lain.

kompas.com
Read more...
Thursday 12 January 2012

Jangan Malu Hidup Sederhana

0 comments

Kemarin, secara tak sengaja saya menonton acara “Mamah Dedeh on the street” dan dengan tema yang cukup menarik perhatian saya yaitu Jangan malu hidup sederhana. Mungkin terdengar tak bermakna apa-apa atau bahkan hanya menjadi lalu lalang bagi yang tak memperhatikannya. Tapi sesungguhnya makna kalimat tersebut sangatlah dalam.

Kalimat itu mengingatkan saya akan kesederhanaan yang teramat sangat yang di alami oleh Junjungan kita Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalaam.
Dalam suatu kisah Rasulullah :

Suatu hari ‘Umar bin Khaththab RA menemui Nabi saw. di kamar beliau, lalu ‘Umar mendapati beliau tengah berbaring di atas sebuah tikar usang yang pinggirnya telah digerogoti oleh kemiskinan (lapuk).
Tikar membekas di belikat beliau, bantal yang keras membekas di bawah kepala beliau, dan kulit samakan membekas di kepala beliau.

Di salah satu sudut kamar itu terdapat gandum sekitar satu gantang. Di bawah dinding terdapat qarzh (semacam tumbuhan untuk menyamak kulit).

Maka, air mata ‘Umar bin Khaththab RAmeleleh dan ia tidak kuasa menahan tangis karena iba dengan kondisi Nabi saw..

Lalu Nabi saw. bertanya sambil melihat air mata ‘Umar RA yang berjatuhan, “Apa yang membuatmu menangis, Ibnu Khaththab?”

‘Umar RA menjawab dengan kata-kata yang bercampur-aduk dengan air mata dan perasaannya yang terbakar, “Wahai Nabi Allah, bagaimana aku tidak menangis, sedangkan tikar ini membekas di belikat Anda, sedangkan aku tidak melihat apa-apa di lemari Anda? Kisra dan kaisar duduk di atas tilam dari emas dan kasur dari beludru dan sutera, dan dikelilingi buah-buahan dan sungai-sungai, sementara Anda adalah Nabi dan manusia pilihan Allah!”

Lalu Nabi saw. menjawab dengan senyum tersungging di bibir beliau, “Wahai Ibnu Khaththab, kebaikan mereka dipercepat datangnya, dan kebaikan itu pasti terputus. Sementara kita adalah kaum yang kebaikannya ditunda hingga hari akhir. Tidakkah engkau rela jika akhirat untuk kita dan dunia untuk mereka?”

‘Umar menjawab, “Aku rela.” (HR. Hakim, Ibnu Hibban dan Ahmad)

Dalam riwayat lain disebutkan: ‘Umar berkata, “Wahai Rasulullah, sebaiknya Anda memakai tikar yang lebih lembut dari tikar ini.”

Lalu, Nabi saw. menjawab dengan khusyuk dan merendah diri, “Apa urusanku dengan dunia? Perumpamaan diriku dengan dunia itu tidak lain seperti orang yang berkendara di suatu hari di musim panas, lalu ia berteduh di bawah sebuah pohon, kemudian ia pergi dan meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi)

******

Jika kehidupan tauladan kita saja sangat sederhana, bahkan jauh di bawah kita,  mengapa kita yang masih dapat memikirkan makanan apa yang akan di makan besok lalu mengeluh mengenai kekurangan secara materi yang terkadang tak beralasan. Karena kata Rasulullah pun kebaikan sejati untuk umat muslim di tunda atau bukan di dunia melainkan di akhirat kelak. Karena Allah Maha Mengetahui, bahwa dunia adalah persinggahan. Jadi tak perlu menggadaikan akhirat yang lebih kekal dengan kebaikan yang berlimpah yang telah Allah persiapkan bagi orang beriman dengan kemewahan dunia yang hanya sementara.

Jauh berbeda apa yang saya lihat di zaman ini, pemimpin (yang notabene adalah wakil rakyat) justru mendapat fasilitas yang sangat mewah. Terlebih lagi dengan apa yang di dapat, mereka tak pernah merasa cukup. Bahkan terus menerus berusaha memperkaya diri dengan berbagai cara. Berbeda dengan rakyat yang mereka pimpin, begitu menderita. Bahkan tembok harta telah membuat batas yang tak bisa di bendung saking tebalnya. Sangat berbeda dengan pemimpin kita Rasulullah Muhammad Shallahu’alaihi wassalaam.

Salah satu penyebab mengapa banyaknya ketimpangan sosial yang terjadi adalah sifat malu yang teramat sangat. Memang benar malu adalah sebagian daripada iman. Tapi malu yang bagaimana? Jikalau malu untuk berbuat maksiat kepada Allah itu bisa di sebut malu yang merupakan sebagian daripada iman. Tapi malu yang tidak diperbolehkan yaitu malu untuk hidup sederhana. Mengapa ?? karena bisa saja dengan bersikap sederhana meskipun Allah menganugerahkan harta yang berlimpah dapat mengurangi kesenjangan sosial. Misalnya, tak ada lagi ajang pamer kemewahan di jalan raya dengan berlomba mengendarai transportasi yang canggih, pakaian-pakaian mewah dengan perhiasan mentereng atau telepon genggam mahal yang berseliweran di jalan yang mampu mengundang para penjambret dadakan (karena terkadang mereka para penjambret bukan sengaja melakukan kejahatan tapi terpaksa karena terdorong ekonomi yang sulit) untuk beraksi. Karena sederhana bukan berarti hina. Dengan kesederhanaan kita mampu merasakan apa yang terjadi pada orang-orang yang kurang beruntung di banding kita. Selain itu akan melatih hati kita untuk peka akan keadaan sekitar. Sesungguhnya ujian bukan hanya melalui kesulitan tapi juga bisa melalui harta berlimpah. Jika tak pandai kita mengelolanya maka bencana yang akan di dapat.

Karena Allah hanya melihat seseorang dari ketaqwaannya dan bukan dari melimpahnya harta yang di miliki. Orang yang sebenarnya kaya adalah orang yang sederhana namun memiliki sifat mulia. Bahkan harta tak mampu membuatnya berpaling dari Allah.

Allahua’lam.
Read more...

Menyalahgunakan Jabatan

0 comments
Suatu hari, Ibnu Al-Lutaibah seorang petugas zakat datang menghadap Rasulullah SAW melaporkan dan menyerahkan hasil penarikan zakat dengan mengatakan: “Ini untukmu, dan yang ini telah dihadiahkan kepadaku!” Rasulullah SAW seketika tersentak mendengar laporan inventaris dan keuangan zakat dari amil beliau yang berasal dari suku Uzdi ini. Dengan penuh geram dan heran Rasulullah SAW berdiri di atas mimbar seraya mengatakan: “Ada apa gerangan seorang petugas yang kami utus untuk menjalankan suatu tugas lalu mengatakan: “Ini untukmu (Wahai Rasulullah), dan yang ini telah dihadiahkan untukku!” Kenapa ia tidak duduk saja di rumah bapak dan ibunya, lalu ia melihat apakah ia diberi hadiah atau tidak?” Lanjutnya: “Demi Tuhan yang jiwa kalian berada di tangan-Nya, bahwa tiada yang membawa sesuatupun dari hadiah-hadiah tersebut kecuali ia akan membawanya sebagai beban tengkuknya pada hari kiamat.” (HR Imam Ahmad).

Rasulullah SAW sangat geram terhadap Ibnu Al-Lutaibah yang telah menyalahgunakan jabatannya untuk memperkaya diri. Di kalangan masyarakat hal ini biasanya disebut dengan berbagai istilah, seperti money politics, uang sogok, uang kompromi, uang pelicin, dan sebagainya, tetapi esensinya sama yaitu suap (risywah).

Menurut Al-Fayumi, suap adalah pemberian seseorang kepada hakim atau yang lainnya supaya memberikan keputusan yang menguntungkannya atau membuat orang yang diberi melakukan apa yang diinginkan oleh yang memberi.

Suap identik dengan memakan harta secara yang batil. Karena itu, “Janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 188).
Dalam menafsirkan ayat di atas, Al-Haitsami berkata, “Janganlah kalian ulurkan kepada hakim pemberian kalian, yaitu dengan cara mengambil muka dan menyuap mereka, dengan harapan mereka akan memberikan hak orang lain kepada kalian, sedangkan kalian mengetahui hal itu tidak halal bagi kalian.”

Rasulullah SAW sangat mengecam kepada para penyuap, penerima, penghubung dan siapa saja yang terlibat dalam proses terjadinya suap. “Rasulullah melaknat penyuap dan orang yang menerima suap.” (HR Abu Daud). Dalam hadits yang lain, Nabi SAW melaknat penghubung antara penyuap dan yang disuap. (HR Hakim).

Oleh karena itu, hanya dengan ketegasan dan memberikan hukuman yang seberat-beratnya bagi para pelaku dan yang terlibat dalam suap maka budaya penyalahgunaan jabatan akan dapat dikendalikan. Wallahu a’lam.
Read more...
Monday 9 January 2012

Kegigihan SMA Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo Dalam Mengembangkan Bahasa Mandarin

0 comments
Berada di lingkungan yang jauh dari lingkungan Tionghoa serta terbatasnya guru dan bahan ajar, tidak menjadi alasan bagi siswa-siswi SMA Nurul Jadid untuk tetap dapat mendalami bahasa Mandarin. Dapat mencetak siswa-siswi program Bahasa yang berjumlah lebih dari 220 orang yang mempunyai bahasa Mandarin handal dalam kurun waktu 1-2 tahun dengan hanya mengandalkan satu guru bantu bahasa Mandarin dari China dan satu guru bahasa Mandarin lokal, menjadi kelebihan tersendiri bagi sekolah ini.
Kamis, 22 Desember 2011, Ketua BKPBM (Badan Koordinasi Perkembangan Bahasa Mandarin) Jawa Timur, Dr. Li Guangmai beserta rombongan lainnya mengadakan kunjungan untuk meninjau kondisi KBM bahasa Mandarin di sekolah yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo itu. Rombongan disambut dengan penuh antusias oleh Syamsul Ma’arif (kepala SMA Nurul Jadid), Lin Bo (Guru bantu bahasa Mandarin dari China) beserta dewan guru yang lain.

Utamakan bahasa Mandarin: Jam KBM bahasa Mandarin melebihi jam KBM bahasa Inggris

Memasuki SMA Nurul Jadid, akan langsung terasa keindahan dan kerindangan lingkungan sekolah ini. Sekolah ini menjadi semakin menawan saat di hampir semua tempat dapat ditemukan pernak-pernik kebudayaan Tionghoa menghiasi.
SMA Nurul Jadid sangat menjunjung tinggi bahasa Mandarin. Bahasa Mandarin bahkan dijadikan sebagai pelajaran wajib di sekolah ini. Semenjak dibukanya program pembelajaran bahasa Mandarin pada tahun 2004 yang lalu, jam KBM bahasa ini menduduki 70% dibanding jam KBM bahasa asing lainnya (bahasa Inggris dan bahasa Arab). Sampai saat ini, telah dibuka 8 kelas khusus untuk mempelajari bahasa Mandarin dengan jumlah peminat lebih dari 220 orang. Mereka dididik langsung oleh guru bantu bahasa Mandarin yang didatangkan dari China.
Keseluruhan siswa-siswi SMA Nurul Jadid yang berjumlah lebih dari 1000 orang itu, mengungkapkan ketertarikannya untuk dapat mempelajari bahasa rakyat RRT ini. Akan tetapi, karena keterbatasan guru dan bahan ajar, hanya siswa-siswi program Bahasa yang mempunyai kesempatan untuk dapat memdalami.

Suka bahasa Mandarin dari hati: Siswa-siswi semakin antusias mendalami

Bahasa Mandarin siswa-siswi SMA Nurul Jadid sangat menakjubkan! Konsulat Jendral China untuk Surabaya, Wang Huagen, bahkan memberikan apresiasi khusus untuk hasil yang dicapai siswa-siswi sekolah ini. Saat Qiandao Ribao berbincang-bincang dengan beberapa siswa maupun siswinya, sangat sulit dipercaya dalam kurun waktu satu sampai dua tahun dapat mempunyai bahasa Mandarin sebaik yang mereka gunakan. Lebih-lebih, bahasa Mandarin mereka, dipelajari di lingkungan yang sama sekali berada jauh dari lingkungan Tionghoa. Luar biasa!

Menurut pengakuan siswa, di asrama, diadakan pengelompokan khusus 'Pojok Mandarin'. Di sana, mereka diwajibkan menggunakan bahasa Mandarin sebagai bahasa sehari-hari. Agus Fatih Maulana, salah satu siswa yang berada di asrama itu, mengaku setiap harinya selalu menyempatkan diri untuk menulis satu artikel dalam bahasa Mandarin yang kemudian dikirimkannya ke Qiandao Ribao. Dia berharap, melalui cara ini, dapat membantu meningkatkan penguasaan bahasa Mandarinnya.
Siswa lainnya, Moh. Idris, berharap dapat belajar ke China seperti Novi Basuki (Siswa SMA Nurul Jadid yang tahun lalu mendapat beasiswa untuk melanjutkan studinya ke China).
Keaktifan dan kelincahan dalam belajar bahasa Mandarin ditunjukkan oleh siswi-siswi SMA Nurul Jadid. Dibandingkan dengan siswa, siswi jauh lebih berani berbicara dengan bahasa ini. Sekalipun mereka mengungkapkan kesulitan dalam penulisan aksara bahasa Mandarin, tetapi mereka tetap berpegang teguh pada prinsip “bahasa Mandarin tidaklah sulit” yang--kata mereka--memang prinsip yang keluar dari hati.

Keaktifan siswi-siswi semakin tampak saat rombongan dari BKPBM tiba di sekolah. Mereka tidak membuang satu kesempatan pun untuk berbincang-bincang dengan rombongan menggunakan bahasa Mandarin. Para siswi juga membawa Dr. Li Guangmai beserta rombongan lain untuk mengunjungi asrama mereka. Saat diminta Mr. Xue Fangqiang (peserta rombongan) membacakan teks berbahasa Mandarin yang ditunjuknya, Xue Laoshi (panggilan Mr. Xue Fangqiang) dibuat terkagum-kagum oleh kefasihan bacaan mereka. BKPBM juga menjanjikan akan mengirimkan buku-buku teks pelajaran dan media pendukung pembelajaran bahasa Mandarin lainnya ke SMA Nurul Jadid.
Guru yang sekaligus menjadi teman—Mr. Lin Bo
Kesuksesan pembelajaran bahasa Mandarin di SMA Nurul Jadid tidak lepas dari peran serta guru bantu bahasa Mandarin dari China, Mr. Lin Bo. Dewan guru SMA Nurul Jadid banyak mengacungkan jempol kepada guru yang satu itu. Peserta didik juga mengungkapkan kesenangan akan keaktifan yang dipadu dengan cara mengajar yang lucu dari Lin Laoshi, begitu Mr. Lin Bo biasa disapa. Saat menjumpai siswa yang nilainya menonjol, Lin Laoshi biasa menghadiakan mereka kaligrafi China. Ini menjadi dorongan semangat tersendiri bagi siswa-siswi untuk semakin giat mendalami bahasa Mandarin.
Lin Laoshi berasal dari Liuzhou, Guangxi, China. Adalah lulusan fakultas seni rupa. Mempunyai pengetahuan memadai tentang kesenian. Saat mengadakan 10 menit peragaan pembelajaran, kala itu, cara mengajarnya yang sederhana tapi kreatif, menjadikan pelajaran sulit menjadi asyik. Ketika
Qiandao Ribao menanyakan pengalaman mengajarnya, Lin Laoshi dengan rendah hati menjawab bahwa dirinya belum dapat dikatakan sebagai guru spesialis bahasa Mandarin. Dirinya tidak lebih hanya memposisikan diri sebagai teman kepada siswa-siswinya.
Tahun ini, adalah tahun kedua Lin Laoshi mengajar di Indonesia. Lin Laoshi juga sudah fasih berbahasa Indonesia. Setelah merampungkan tugas pertamanya mengajar di Indonesia, dia merasa tidak dapat lepas dari Pondok Pesantren Nurul Jadid, sehingga pada akhirnya memutuskan untuk kembali lagi mengajar di sana. Lin Laoshi mengatakan berkumpul dengan santri memberi kesenangan tersendiri bagi dirinya. Dia dibuat terharu oleh antusias siswa-siswi SMA Nurul Jadid dalam mempelajari bahasa ibunya, bahasa Mandarin. Lebih-lebih, ketika banyak peserta didik yang ‘bermanja-manja’ dengannya, menjadikan Lin Laoshi merasa berada di rumah sendiri.


SMA Nurul Jadid yang membuat haru

Ketika melihat banyak santri berpakaian muslim dengan fasih berbahasa Mandarin seperti yang ditunjukkan siswa-siswi SMA Nurul Jadid, sungguh dapat membuat haru banyak orang. Dalam perjalanan pulang, rombongan BKPBM tidak henti-hentinya berdecak kagum oleh pemandangan luar biasa kesuksesan pembelajaran bahasa Mandarin SMA Nurul Jadid.
Kegigihan siswa-siswi SMA Nurul Jadid dalam mempelajari bahasa Mandarin, jauh melampaui yang kami—bahkan mungkin semua orang—bayangkan. Kegigihan ini, mungkin juga telah jauh melampaui antusias belajar bahasa Mandarinnya anak-anak keturunan Tionghoa!
Keberhasilan SMA Nurul Jadid dalam pembelajaran bahasa Mandarin dapat dikata telah mampu mempengaruhi seluruh kota Probolinggo dan banyak kota di sekitarnya. Banyak sekolah yang berharap dapat membuka pembelajaran bahasa Mandarin seperti yang dilakukan SMA Nurul Jadid saat ini.
Dan, yang paling luar biasa, Pondok Pesantren Nurul Jadid mau membuka pembelajaran bahasa Mandarin! Mau mengundang langsung guru bantu bahasa Mandarin dari China sana! Berharap semakin banyak orang memperhatikan dan mendukung mereka. Memberi dukungan kepada siswa-siswinya untuk terus dapat mempelajari bahasa Mandarin. Jangan sampai, selepasnya dari SMA, tidak ada yang memberi kesempatan untuk terus dapat mengembangkan potensinya dalam bahasa ini.

(Berita diterjemah dari Harian berbahasa Mandarin, Qiandao Ribao oleh Novi Basuki)


smanj.sch.id
Read more...
Thursday 5 January 2012

Masjid Indonesia di Kenitra, Bagian Sejarah yang Terpinggirkan

0 comments
Oleh Burhan Ali 
Indonesia, Sebuah negara besar yang berada di bagian tenggara benua asia ternyata telah memiliki pengaruh yang luar biasa terutama sejak zaman awal kemerdekaan.

Jauh berada di benua asia sebelah ujung tenggara, nama Indonesia telah banyak di abadikan di negara-negara yang telah ikut kagum dengan semangat kemerdekaan. Salah-satunya Maroko, sebuah negara kerajaan yang berada di ujung barat afrika utara, telah mengukirkan nama Indonesia sebagai nama salah satu masjid di kota Kenitra, kota kecil 40 Km utara Ibu kota Rabat, Maroko.

Hingga saat ini, Masjid Indonesia di Kenitra masih berdiri kokoh dan berfungsi dengan baik sebagai tempat ibadah kaum muslimin.

Tidak banyak yang tahu dari orang indonesia yang berkunjung ke Maroko bahkan warga Indonesia yang berdomisili di Maroko pun belum tentu tahu tentang keberadaan masjid Indonesia ini dan berkunjung ke tempatnya langsung. Mereka lebih akrab dan lebih tahu tentang Rue Soekarno (Jalan Sukarno) di Kota Rabat, Jalan Jakarta dan Jalan Bandung di Kota Casablanca.

Padahal penamaan masjid ini pun tidak terlepas dengan penamaan nama-nama jalan sebagaimana disebut diatas dan pembebasan visa bagi warga Indonesia sebagai hadiah dari Raja Mohammed V kepada Presiden pertama Indonesia Ir. Sokerno dalam kunjungan pertamanya ke Maroko, 2 Mei 1960 yang merupakan kunjungan pemimpin dunia pertama yang berkunjung ke Maroko setelah meraih kemerdekaan dari penjajahan Perancis .

Masjid Indonesia terletak pada tempat yang strategis, dekat dengan medina (kota lama) dan dengan pusat belanja pasar tua Khoubazat.

Masjid yang terletak di samping souk houriya, kawasan biranzaran kota Kenitra ini hingga saat ini masih menjadi salah satu pusat pengajaran dan pemberantasan buta huruf, dan pengajian singkat setelah shalat maghrib.

Jika dilihat dari jenis dan bentuk bangunan, masjid Indonesia berbeda dengan masjid-masjid di Maroko umumnya. Pernah ada dari orang maroko bercerita bahwa beberapa arsitek yang ikut membangun didatangkan dari Indonesia. Begitupun dengan menara masjid agak sedikit berbeda, kalau menara masjid maroko umumnya berbentuk balok yang tinggi, sedangankan menara masjid Indonesia berbukntuk segi empat yang diatas lebih kecil di banding bagian bawah menara. Ukiran dan bentuk tembok di luar dinilai orang Maroko sangat aneh, karena berupa tupukan batu yang disusun, berbeda dengan masjid lain di Maroko.

Namun saat ini, tidak banyak yang tahu kisah dan sejarah dari pembangunan masjid ini kecuali orang maroko yang sudah berumur tua. dan Kita sebagai Warga Indonesia di Maroko diharapakan mampu mejaga hubungan baik yang telah dibangun melalui sejarah yang panjang.

(Penulis adalah Mahasiswa tingkat akhir program S1 di Hassan II University, Casablanca Maroko)

Read more...
Wednesday 4 January 2012

Berkenalan Dengan Syiah di Indonesia

0 comments
Oleh, Kholili Hasib



Beberapa kalangan menyebut penganut Syi’ah di Indonesia berbeda dengan di Iran dan Irak. Salah satu diantaranya Prof. Dr. Nur Syam, Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya, di harian SURYA sabtu (31/12/2011) mengatakan bahwa Syi’ah di Indonesia telah ‘mengindonesia’. Beradaptasi dengan kultur Indonesia.  

Benarkah demikian?
Dalam konteks ini, menarik jika kita membaca hasil penelitian disertasi Prof. Dr. Mohammad Baharun, M.Ag di IAIN Surabaya tentang karakter Syi’ah Indonesia. Menurut Rektor Universitas Nasional Pasim Bandung ini, Syi’ah di Indonesia itu tidak monolitik. Meski begitu, penelitian Prof. Baharun selama bertahun-tahun itu menyimpulkan, bahwa mereka disatukan oleh satu doktrin esensial, yakni doktrin Imamah.

Ternyata, faktor perbedaan karakter Syi’ah di Indonesia itu bukan karena budaya, kultur keindonesiaan. Akan tetapi, tingkat pemahaman penganut Syi’ah terhadap doktrin Imamah itu yang melahirkan tipologi yang berbeda. Adapun faktor budaya dan kultur Indonesia hanya mewarnai kulitnya saja, tidak sampai kepada mengubah pandangan akidah, atau doktrin-doktrin utamanya. Kesimpulannya, pada dasarnya Syi’ah di Indonesia itu menurut Prof. Baharun sama dengan Syi’ah di Iran yakni Syi’ah Istna ‘Istna Asyariyah. Apalagi, penyebarannya dibawa oleh orang-orang Indonesia alumni Universitas Qom Iran.

Doktrin Utama
Akidah yang paling sentral dan sifatnya mutlak dalam Syi’ah Itsna ‘Asyariyah adalah akidah Imamah. Mengimani dua belas Imam yang disebutnya ma’shum (bebas dari kesalahan), sebagaimana kema’shuman para Nabi. Dalam pengertian Syi’ah, Imammah ini bukan seperti Imamah dalam konsep Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Akan tetapi imamah adalah doktrin primer dalam ideologi dan teologi.

Dalam pemahaman Ahlus Sunnah Imamah disebut pula khalifah, yaitu penguasa dan pemimpin tertinggi rakyat sesudah Nabi SAW. Kata imam pun disebut dalam al-Qur’an dengan berbagai bentuk, selain berarti pemimpin juga bermakna lain, misalnya yang disebut dalam QS. Al-Ahqaf Imam bermakna al-Qur’an. Kata imam juga memiliki arti pemimpin pasukan dan pengatur kemaslahatan (QS. Al-Baqarah: 24). Imam dalam pengertian di sini bukan pemimpin pengganti Nabi SAW.

Dalam hadis Nabi SAW, dapat ditemukan istilah-istilah imamah, khilafah, dan imarah yang semuanya bermakna pemimpin. Baik pemimpin shalat, atau pemimpin kenegaraan. seperti hadis Nabi SAW yang menyuruh Abu Bakar r.a mempimpin shalat ketika Nabi SAW sedang sakit. “Dari Abdullah ia berkata: Ketika Rasulullah SAW wafat, maka kaum Anshar berkata: “Sebaiknya dari kami dipilih seorang pemimpin dan dari kalian seorang pemimpin.” Umar ra bertanya;” Apakah kalian tidak tahu bahwa Rasulullah SAW memilih Abu Bakar untuk menjadi imam dalam shalat?” Karena itu jika salah satu dari kalian yang lebih afdhal dari Abu Bakar, maka belakangilah (tinggalkan) Abu Bakar. Mereka menjawab: “Kami berlindung dari Allah untuk membelakangi Abu Bakar”.

Bagi Syi’ah Imamiyah, memahami hadis-hadis doktrin imamah bukan saja harus bersumber dari Rasulullah SAW, namun juga dari para imam dua belas sebagai manusia-manusia suci (ma’shum). Kemutlakan imam sebagai pemimpin yang bebas dari dosa berimplikasi kepada konsep hadis. Ucapan-ucapan para imam disebut hadis. Seperti yang ditulis dalam al-Kafi Jilid I halaman 52 hadis no. 14: “Abu Abdillah as (Imam Ja’far al-Shadiq) berkata, bahwa hadisku adalah hadis ayahku (imam Muhammad al-Baqir), hadis ayahku adalah hadis kakekku (Imam Ali Zainal Abidin), hadis kakekku adalah hadis al-Husein (imam ke-3), hadis al-Husein adalah hadis al-Hasan (imam ke-2) dan hadis al-Hasan adalah Hadis Amir al-Mu’minin (Imam pertama), dan hadis Amir al-Mu’minin adalah hadis Rasulullah SAW sedang hadis Rasulullah SAW adalah firman Allah SWT”.

Kategorisasi dan parameter pengukuran hadis disebut shahih atau tidak juga berbeda dengan hadis dalam konsep Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Menurut Syi’ah, hadis disebut shahih dengan syarat; Pertama, karena hadis itu diriwayatkan dari sumber yang dipercaya. Kedua, karena hadis itu sejalan dengan dalil lain yang bersifat pasti (qat’i) dan sejalan pula dengan konteks yang dipercaya. Dari pemahaman seperti ini (hadis Nabi identik dengan hadis para Imam), maka doktrin imamah dalam Syi’ah Itsna ‘Asyariyah adalah satu keniscayaan. Dimananpun Syi’ah dua belas berada, pasti mengamalkan doktrin esensial ini.

Saya pernah mengonfirmasi doktrin ini ke sejumlah orang-orang dan lembaga pendidikan Syi’ah di Jawa Timur. Mereka jujur meyakini bahwa perkataan Imam itu disebut hadis, dan katanya tidak mungkin salah. Perkataan imam menjadi hukum yang pasti.

Dalam pandangan mereka, imamah itu penerus nubuwwah yang ditunjuk berdasarkan nash Ilahi, karena ucapan-ucapan para Imam itu adalah identik dengan hadis Nabi yang bersumber dari wahyu Allah SWT.

Sejumlah kalangan Ahlus Sunnah wal Jama’ah di daerah Jawa Timur menilai ajaran ini aneh. Seringkali perdebatan-perdebatan mewarnai di daerah ini. Menurut mereka ajaran aneh ini bertentangan dengan ajaran para pendahulu. Lebih menghawatirkan lagi jika perdebatan mereka sampai kepada debat tentang keadilan sahabat. Saya mendapat informasi dari beberapa orang di Pasuruan, Jember dan Bondowoso, kalangan Sunni merasa gerah dengan ajaran Syi’ah yang merendah-rendahkan sahabat Abu Bakar, Umar dan ‘Aisyah istri Rasulullah SAW. Sebelum isu bentrok Syi’ah merebak, ada pengikut Syi’ah yang terang-terangan mengucapkan penistaan. Bahkan penistaan blak-blakan ditulis aktivis Syi’ah di jejaring sosial.

Pengikut Syi’ah memang ada yang terang-terangan ada pula yang mengajarkan secara tertutup untuk kalangan mereka sendiri. Ragam respon penganut Syi’ah itu juga dipengaruhi oleh tingkat pemahaman mereka terhadap doktrin kemutlakan imamah.

Model penghayatan terhadap akidah imamah yang bertingkat-tingkat itu melahirkan model perilaku pengikut Syi’ah yang berbeda pula. Selain itu pola adaptasi Syi’ah di tengah mayoritas Sunni juga mempengaruhi perilaku pengikut Syi’ah Imamiyah. Umumnya, Syi’ah enggan berterus terang kepada kelompok lain, kecuali kepada sesama ikhwan Syi’ah.

Seperti dalam kesimpulan Prof. Dr. Mohammad Baharun dalam penelitian Syi’ah di Jawa Timur, bahwa lahirnya tipe-tipe Syi’ah itu tergantung seberapa banyak mereka menyerap doktrin imamah yang diajarkan. 

Ada tiga tipe yang ditemukan Prof. Baharun:
1. Syi’ah ideologis.
Jama’ah Syi’ah imamah ini dididik secara sistematis, intens, serius melalui program kaderisasi. Ada yang dikader melalui pesantren ada pula di lembaga pendidikan formal. Materi-materinya meliputi mantiq, filsafat dan akidah-akidah penopang seperti konsep imamah. Kader ini ini biasanya menjadi pengikut yang militant yang tidak saja memahami teologi namun sekaligus ideology yang bersumber dari imamah. Banyak dari kader tipe ini yang disekolahkan ke pusat Syi’ah di kota Qom Iran.

2. Syi’ah “Su-Si”.
Jama’ah Syi’ah model ini diperkenalkan melalui pengajian dan selebaran. Sasarannya biasanya para santri di pondok pesantren. Ada pula yang semula bersimpatik kepada Syi’ah. Model pendekatannya tidak terlalu intensif bahkan kadang setengah-setengah. Rata-rata mereka tidak memahami referensi-referensi penting Syi’ah.
Pemahamannya setengah-setengah. Saya pernah menjumpai tipe ini di sebuah daerah di Pasuruan. Orang tersebut mengaku Sunni, akan tetapi ia juga mengikuti ritual-ritual yang diadakan oleh Syi’ah, seperti karbala, menghormati para dua belas Imam, dan mengkultuskan Khomeini. Ketika shalat orang itu mengikuti cara ala Sunni. “Syi’ah sama saja, yang berbeda kulitnya. Maka saya ambil yang sekiranya baik dari Syi’ah dan Sunni”, begitu alasan tipe Su-Si. Namun tetap orang tersebut mengimani dua belas Imam sebagai pemimpin pengganti Nabi SAW. Ada pula tipe ini adalah calon kader militan. Seperti sebuah tahapan untuk meningkat ke jenjang berikutnya.

3. Syi’ah Simpatisan.
Biasanya mereka pemuda yang gemar pemikiran filsafat Syi’ah. Jama’ah ini mengenal Syiah imamah melalui buku-buku, seminar yang diadakan di kampus-kampus dan pendekatan individual. Mereka juga mengagumi Revolusi Iran yang dipelopori Khomeini tahun 1979. Mereka memahami pemikiran aja. Mereka juga disebut Syi’ah pemikiran. Mereka bersifat lebih adaptif dengan Sunni tapi mereka elaboratif dalam memahami Syi’ah dua belas.
Syi’ah imamiyah di Indoensia khususnya di Jawa Timur pada dasarnya memiliki rujukan-rujukan yang sama. Yang berbeda itu tingkat memahami rujukan-rujukan tersebut. Boleh jadi Syi’ah Simpatisan atau Syi’ah ‘Su-Si’ meningkat menjadi Syi’ah Ideologis, setelah mereka memahami dan memasuki kader intensif.

Syi’ah Ideologis yang militant pun bisa sangat adaptif, meski keyakinannya termasuk fundamental. Alasannya mereka itu untuk berdakwah lebih dekat dengan Sunni, sebagai sebuah strategi merekrut anggota.
Pola adaptif di tengah mayoritas Sunni di Indonesia dipraktikkan sejak awal dari strategi seoranttokoh senior Syi’ah di kota Bangil Pasuruan. Majalah AULA – majalah milik Nahdlatul Ulama– pada edisi November 1993 pernah menurunkan berita tentang strategi Syi’ah berdakwah di Indonesia. AULA mengutip sebuah surat rahasia dari seorang di Iran. Berikut sebagaian isi surat tersebut:
“Saya ucapkan terima kasih kepada tuan atas usulan yang benar terhadap saya dan sudah lama menjadi pemikiran saya. Yaitu sejak kemenangan Imam atas Syi’ah. Walaupun saya tangguhkan hal itu, namun saya tidak ragu sedikitpun tentang kebenaran Ahlul Bait dan bukan karena takut kepada orang-orang atau jika saya tinggalkan taqiyah maka bukan supaya dipuji orang-orang. Sama sekali tidak! Akan tetapi saya sekarang mempertimbangkan situasi disekitar saya. Fanatisme Sunni secara umum masih kuat. Untuk mendekatkan mereka (kaum Sunni), saya ingin nampak dengan membuka kedok, kemudian membela serangan ulama mereka yang Nawasib (anti Syi’ah) mereka akan mengatakan: Syi’i membela Syi’ah. Saya telah berhasil merangkul sejumlah ulama mereka yang lumayan banyaknya, sehingga mereka memahami jutaan madzhab Ahlul Bait atas lainnya. Saya anggap ini sebagai kemajuan dalam langkah-langkah perjuangan kita”.

Surat ini juga sempat menjadi berita heboh di Pasuruan dan membuka pikiran sejumlah orang. Banyak yang kemudian menyadari bahwa selama ini akidah Syi’ah diajarkan secara sembunyi-sembunyi. Beberapa ulama’ kemudian tertarik untuk mempelajari kitab-kitab rujukan Syi’ah yang asli, terutama kitab al-Kafi. Dari pendekatan pustaka ini banyak yang sudah mengenal apa dan bagaimana Syi’ah di Indonesia. Memang mengkaji Syi’ah secara proprosional haruslah dengan mendekati kepada litelatur-litelatur yang diajarkan oleh Syi’ah di Indonesia. Tanpa itu, pengetahuan kita tentang Syi’ah remang-remang dan kabur.

Penulis adalah Alumni Program Pasca Sarjana Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor Ponorogo.

Read more...

Label

 
Wong Leces © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

Man Jadda Wajada. Siapa yang Bersungguh-sungguh Akan Berhasil