Saturday 15 October 2011

IIF Siap Danai Proyek Tol Mangkrak

0 comments
Jakarta – PT Indonesia Infrastructure Finance (PT IIF) siap mendanai pembangunan proyek-proyek tol mangkrak di Tanah Air. Saat ini, terdapat tiga proyek jalan tol yang masih terkendala pendanaan dari total 24 proyek tol mangkrak, yakni Cikampek-Palimanan, Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, dan Pasuruan-Probolinggo. 

“Setidaknya ada satu yang sudah siap PT IIF danai. Kami belum bisa sebut ruas mana. Sedangkan yang lain akan dilihat kelayakannya,” kata Presiden Direktur PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) Emma Sri Martini, usai rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR di Gedung DPR Jakarta, Rabu (28/9). 

Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengatakan, dari 24 proyek tol mangkrak yang terkendala pendanaan ada tiga proyek tol dengan total nilai investasi Rp 21,8 triliun. Rinciannya, Cikampek-Palimanan panjang 116 kilometer (km) dan investasi Rp 11,3 triliun, Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) panjang 21,04 km dengan investasi Rp 7,2 triliun, dan Pasuruan-Probolinggo panjang 45,32 km dengan total investasi Rp 3,3 triliun. 

Emma mengatakan, saat ini PT IIF memiliki dana hampir Rp 3,5 triliun yang siap dikucurkan untuk pembiayaan proyek-proyek infrastruktur di Tanah Air, termasuk proyek jalan tol. PT IIF hingga kini memang sama sekali belum melakukan pembiayaan proyek infrastruktur. PT IIF baru dalam tahap melakukan identifikasi proyek. 

“PT IIF masih terus identifikasi proyek, termasuk 24 proyek tol mangkrak. Meski PT IIF siap masuk di salah satu tol yang terkendala dana, belum bisa disebutkan nama ruas tolnya, karena ini sangat tergantung kesiapan proyek tol itu sendiri,” kata dia. PT IIF didirikan pada 15 Januari 2010 dengan ditandatanganinya akta pendirian dan shareholders agreement antara PT SMI, Asia Development Bank (ADB), Wolr Bank, dan International Finance Corporation (IFC). 

PT IIF didirikan karena saat ini lembaga pembiayaan yang ada, termasuk perbankan, tidak sepenuhnya dapat memberikan pendanaan untuk proyek infrastruktur yang memiliki karakteristik pembiayaan dengan tenor jangka panjang dan memiliki risiko tinggi. 

Emma mengatakan, keterlibatan PT IIF untuk membiayai 24 tol mangkrak sangat memungkinkan. Karena dalam analisis PT IIF, kesenjangan (gap) atau kekurangan pembiayaan oleh badan usaha jalan tol (BUJT) maupun lembaga keuangan atau perbankan masih cukup tinggi. PT IIF mungkin akan masuk dengan berkolaborasi dengan para lender financial atau pemberi pinjaman yang sebelumnya sudah digandeng oleh BUJT bersangkutan. 

“Kalau soal modal PT IIF tak masalah, sebab kini PT IIF sudah memiliki modal dari ekuitas sebesar Rp 1,6 triliun dan dari pinjaman (loan) US$ 200 juta. Jika modal ini sudah terserap untuk pembiayaan, pemegang saham PT IIF, baik PT SMI, ADB, World Bank, maupun IFC siap menambah modal lagi,” ungkap dia. 

Menurut Emma, selain membiayai proyek tol, PT IIF juga membiayai proyek infrastruktur lain, seperti rel kereta api (KA), pelabuhan, bandara, pembangkit listrik, hingga proyek perpipaan. PT IIF tak hanya fokus pada pembiayaan proyek-proyek swasta, namun juga proyek-proyek lain yang juga dikerjakan oleh badan usaha milik negara (BUMN). 

Terganjal Pendanaan 
Kepala BPJT Ahmad Ghani Gazali mengatakan, saat ini sedikitnya terdapat tujuh proyek tol mangkrak yang belum mengamendemen perjanjianpengusahaan jalan tol (PPJT) sebagai bukti awal tol mangkrak siap dilanjutkan. BPJT telah mengevaluasi 24 proyek tol mangkrak, dan 17 di antaranya siap dilanjutkan dengan ditandatanganinya amendemen PPJT antara BUJT dan pemerintah melalui BUJT. 

Tujuh tol mangkrak yang hingga kini belum memasuki proses amendemen PPJT adalah Cikampek-Palimanan (PT Lintas Marga Sedaya), Batang-Semarang (PT Marga Setiapuritama), Semarang-Solo (PT Trans Marga Jateng), Bekasi-Cawang- Kampung Melayu (PT Kresna Kusuma Dyandra Marga), Waru Wonokromo-Tanjung Perak (PT Margaraya Jawa Tol), Pasuruan-Probolinggo (PT Trans Jawa Pas Pro), dan Ciawi-Sukabumi (PT Trans Jabar Tol). 

Ghani menuturkan, dari tujuh ruas tol tersebut tiga di antaranya memang terkendala pendanaan, yakni tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, Cikampek-Palimanan, dan Pasuruan-Probolinggo. Sedangkan tol Batang-Semarang karena persoalan kepemilikan saham, tol Semarang- Solo karena proses dukungan pemerintah Rp 1,9 triliun yang belum disetujui Kementerian Keuangan, dan tol Waru Wonokromo- Tanjung Perak yang masih bermasalah dengan persoalan tata ruang setempat. Sedangkan tol Ciawi- Sukabumi terkendala dengan persoalan internal dengan salah satu pemegang saham. 

“Beberapa di antaranya memang ada persoalan pendanaan, misalnya tol Cikampek-Palimanan belum ada kesepakatan antara pemerintah, BUJT, dan perbankan. Kami berharap semuanya segera diamendemen,” ungkap dia.

bataviase.co.id

Leave a Reply

Label

 
Wong Leces © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

Man Jadda Wajada. Siapa yang Bersungguh-sungguh Akan Berhasil