Thursday, 17 May 2012

4 Latihan Kardio Terbaik Untuk Mengecilkan Perut

0 comments
Salah satu cara paling sederhana yang sudah banyak dikenal untuk membakar lemak tubuh adalah latihan kardio. Dan untuk mengecilkan perut, latihan ini juga sangat disarankan agar hasilnya lebih efektif. Tapi, apakah Anda bingung untuk memilih latihan kardio apa yang bisa Anda lakukan? Berikut ini ada 4 jenis latihan kardio yang sederhana tapi sangat baik dan efektif dalam membantu mengecilkan perut.

Jalan kaki
Berjalan kaki dapat menjadi latihan yang efektif untuk membakar lemak dan mengecilkan perut, tapi sebaiknya berjalanlah dengan langkah lebih cepat.

Berlari
Lari adalah latihan kardio favorit bagi banyak orang. Dengan berlari, kita akan melatih seluruh tubuh dari kepala sampai kaki. Lari juga dapat dilakukan di dalam rumah seperti di atas treadmill atau di udara terbuka. Selain sangat baik untuk membakar lemak tubuh, berlari juga akan melatih otot perut dengan baik. Jika Anda menempatkan tangan di perut Anda saat berlari, perut akan terasa lebih keras, yang menjadi tanda kalau otot perut Anda juga sedang bekerja.

Bersepeda
Bersepeda adalah latihan kardio lain yang sangat baik untuk membakar lemak dan mengecilkan perut. Kegiatan ini dapat dilakukan di luar ruangan sebagai bagian dari perjalanan menuju tempat tujuan misalnya, atau dapat dilakukan di sepeda stasioner. Namun sebaiknya Anda hindari berlatih dengan sepeda stasioner yang memiliki sandaran karena membuat intensitasnya jadi sangat rendah dan tidak optimal untuk membakar lemak. Jika Anda berlatih dengan sepeda stasioner, selain mendapatkan manfaat latihan aerobiknya, juga akan melatih kaki Anda.

Berenang
Berenang bukan hanya sekedar latihan kardio, tapi juga merupakan latihan kekuatan. Anda dapat melihat tubuh luar biasa yang dimiliki para perenang profesional. Berenang membutuhkan stamina dan kekuatan yang besar. Ketika berenang, kita juga akan membangun otot yang membantu dalam proses pembakaran lemak, jadi kita akan dapatkan manfaat ganda dari berenang.
Latihan kardio memang sangat penting dalam program mengecilkan perut, tapi itu saja tidak cukup. Mengatur pola makan yang sehat dan menambahkan latihan beban dalam olahraga kita juga merupakan bagian penting dari proses mengecilkan perut.

Read more...
Wednesday, 9 May 2012

Cinta, Nikah, dan Keluarga

0 comments
Oleh Cahyadi Takariawan

Tulisan ini saya buat untuk menjadi bahan bacaan awal, bagi para sahabat di Kuala Lumpur yang akan mengikuti acara Talkshow “Yuk Bicara Cinta” di Aula Hasanuddin KBRI Kuala Lumpur, 1 Mei 2012. Sebenarnya isi tulisan ini sudah terpublikasikan di Kompasiana dan di blog wonderful-family, namun dalam bentuk terpisah. Ini saya posting dalam bentuk “semacam” makalah, agar saat saya hadir nanti sudah lebih banyak bahan bisa didiskusikan secara langsung.

13354990712007721042
keluarga

Benarkah pernikahan dan keluarga selalu bermula dari cinta ? Harian Taiwan, Nanyang Siang Pau, Kamis (08/03/2012) memberitakan, seorang wanita bernama Wang Xing Nvzai (27 tahun), mencatatkan pernikahannya dengan pemuda lajang Lee (23 tahun), di kantor catatan sipil di Distrik Tanzi, Taiwan. Setelah pernikahan disahkan pihak berwenang, Wang mengajak suaminya ke sebuah showroom mobil. Wang meminta Lee membelikan mobil untuknya. Namun reaksi Lee membuat kecewa Wang.

Lee menyatakan akan mempertimbangkan permintaan Wang. Mendengar kata-kata suaminya itu, Wang pun kesal. “Ceraikan saya jika kamu tidak mau membelikan mobil!” ungkap Wang kepada Lee dengan ketus dan marah.

Mendengar ucapan istrinya, Lee pun emosi. Mereka berdua kemudian kembali ke kantor catatan sipil yang baru saja mereka tinggalkan sekitar satu jam yang lalu. Pasangan Wang dan Lee mendaftarkan perceraian mereka. Peristiwa itu terjadi pada 6 Maret 2012 sempat menjadi bahan pembicaraan warga Taichung City, tempat tinggal pasangan tersebut. Bahkan pihak kantor catatan sipil di Tanzi menyebut ini sebagai pernikahan sah yang paling singkat di Taiwan.

Kita juga sering mendengar maraknya perceraian di lingkungan artis dan selebritis. Pedangdut Cici Paramida menikah dengan Suhaebi (alm), usia pernikahannya hanya 5 bulan. Artis Kristina dinikahi Al Amin Nasution, tapi enam bulan setelah mengarungi kehidupan pernikahan, Kristina melayangkan gugatan cerai. Demikian pula kisah artis Desy Ratnasari yang menikah dengan Trenady Pramudya, dan bercerai satu tahun setelahnya. Dewi Persik menikah dengan Aldi Taher hanya bertahan kurang lebih 1 tahun.

Sebelum menikah mereka bilang cinta. Setelah menikah ternyata tidak bertahan lama. Ada apa dengan cinta, ada apa dengan mereka?

Nikah Tidak Cukup Dengan Kata Cinta

Ternyata, tidak cukup dengan kata cinta. Pada contoh-contoh di atas, tampak ada kerapuhan dalam pondasi pernikahan. Pondasi yang mereka bangun untuk menciptakan keluarga tidak cukup kokoh, sehingga membuat kehidupan rumah tangga cepat goyah dan akhirnya roboh. Pernikahan yang tidak dilandasi niatan suci untuk beribadah, untuk menunaikan amanah Ketuhanan dan melaksanakan kewajiban kemanusiaan serta peradaban. Pernikahan yang semata-mata dilakukan “karena ingin”, karena mau, karena senang, karena syahwat….

Yang paling ekstrem adalah kisah pernikahan Wang dan Lee di Taiwan. Mereka menikah hanya satu jam, dan belum sempat melakukan “apa-apa” sebagai suami isteri. Karena seusai menikah di kantor catatan sipil, Wang segera mengajak Lee ke showroom mobil dan minta agar Lee membelikan mobil untuknya. Tidak dinyana, Lee memberikan jawaban yang mengecewakan Wang, maka segera Wang melontarkan kekesalan hatinya, yang akhirnya berujung ke perceraian.

Mengapa mereka menikah, jika hanya untuk bercerai satu jam setelahnya ? Padahal mereka mengobral kata cinta setiap detiknya…..

Penjelasan yang lebih bertanggung jawab adalah melihat dari pondasi pernikahan mereka. Jika pernikahan dilandasi dengan pondasi yang kokoh, pastilah akan membuat rumah tangga yang terbentuk bertahan dan awet. Tidak akan mudah goyah oleh terpaan angin dan badai, tidak akan mudah karam oleh dahsyatnya gelombang. Keluarga akan mampu mengarungi samudera raya kehidupan yang penuh godaan, rintangan, gangguan, dan tantangan.

Maka ketika memasuki gerbang pernikahan, pondasi yang harus dibangun adalah kesadaran ibadah. Motivasi untuk menunaikan amanah Ketuhanan, niat suci untuk melaksanakan tuntunan Kanjeng Nabi, kehendak kuat untuk membangun peradaban kemanusiaan yang berwibawa dan bermartabat. Tanpa motivasi yang kuat seperti itu, akan memudahkan keluarga terhempas di tengah badai dan gelombang. Mudah diterpa masalah dan tidak mampu bangkit setelah terjatuh.

Bagi yang sudah terlanjur membentuk keluarga tanpa motivasi ibadah yang kuat, tidak ada hal yang terlambat. Anda bisa memulai dari titik nol, yaitu membangun kesadaran ibadah itu sekarang. Karena awal itu penting, namun lebih penting lagi menjaga selama prosesnya. Maka penting untuk menanam motivasi sejak awal, yang lebih penting lagi adalah menjaga kebaikan dalam kehidupan keseharian. Maka, mulailah dari titik nol, dari sekarang. Bismillah.

Cinta Menghajatkan Kepastian dan Tanggung jawab

Allah menciptakan manusia, pada saat yang sama memberikan perasaan, kecenderungan, dan ketertarikan terhadap keindahan. Rasa kecenderungan dan ketertarikan ini adalah sesuatu yang bersifat fitrah dan alamiah. Allah menggambarkan, Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang” (Ali Imran: 14).

Di antara fitrah manusia adalah memiliki ketertarikan terhadap pasangan jenisnya. Pada sisi yang lain, Allah telah memberikan tuntunan pernikahan sebagai jalan resmi untuk menyalurkan fitrah ketertarikan terhadap pasangan jenis tersebut. Di sinilah kebesaran dan kasih Allah ditampakkan secara nyata kepada kita, dengan menciptakan manusia secara berpasang-pasangan.

Akan tetapi sangat disayangkan bahwa banyak manusia mengekspresikan rasa cinta dan ketertarikan terhadap pasangan hidup dengan memenuhi semua keinginan nafsu syahwat mereka. Bermula dari rasa ketertarikan, menguat menjadi cinta, ternyata berlanjut dan berakhir dengan petaka. Ini adalah cinta yang dieksploitasi secara tidak bertanggung jawab, yang akhirnya menghancurkan makna cinta itu sendiri. Bukan kebaikan yang didapatkan, namun justru kerusakan yang menjadi hasilnya.

Tidak cukup dengan obral janji, tebar pesona, dan  kata cinta. Yang diperlukan adalah kepastian dan tanggung jawab. Akad nikah adalah sebentuk kepastian dan tanggung jawab. Akad nikah adalah tanda cinta. Setelah hidup berumah tangga, masing-masing menunaikan peran, melaksanakan kewajiban, memberikan yang terbaik untuk pasangan, menjauhi segala yang tidak membahagiakan pasangan. Itulah kepastian cinta dan tanggung jawab yang nyata. Bukan hanya janji, bukan hanya mengumbar kata cinta. Tunjukkan cintamu dengan kepastian dan tanggung jawab !

Keluarga Penuh Cinta

Setiap kali kita berbicara tentang cinta dalam keluarga, selalu mengkaitkan dengan istilah sakinah, mawadah, wa rahmah. Tiga kata yang acap diringkas dengan sebutan Keluarga Sakinah. Sebagaimana diketahui, kata sakinah, mawadah dan rahmah itu diambil dari firman Tuhan:

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri (pasangan) dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram (sakinah) kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih (mawadah) dan sayang (rahmah). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (Ar Rum : 21).

Kata sakinah berasal dari bahasa Arab. Dalam bahasa Arab, kata sakinah mengandung makna tenang, tenteram, damai, terhormat, aman, nyaman, merasa dilindungi, penuh kasih sayang, dan memperoleh pembelaan. Dengan demikian keluarga sakinah berarti keluarga yang semua anggotanya merasakan ketenangan, kedamaian, keamanan, ketenteraman, perlindungan, kebahagiaan, keberkahan, dan penghargaan.

Kata mawaddah juga berasal dari bahasa Arab. Mawaddah adalah jenis cinta membara, perasaan cinta dan kasih sayang yang menggebu kepada pasangan jenisnya. Mawaddah adalah perasaan cinta yang muncul dengan dorongan nafsu kepada pasangan jenisnya, atau muncul karena adanya sebab-sebab yang bercorak fisik. Seperti cinta yang muncul karena kecantikan, ketampanan, kemolekan dan kemulusan fisik, tubuh yang seksi; atau muncul karena harta benda, kedudukan, pangkat, dan lain sebagainya.

Biasanya mawaddah muncul pada pasangan muda atau pasangan yang baru menikah, dimana corak fisik masih sangat kuat. Alasan-alasan fisik masih sangat dominan pada pasangan yang baru menikah. Kontak fisik juga sangat kuat mewarnai pasangan muda. Misalnya ketika seorang lelaki ditanya, “Mengapa anda menikah dengan perempuan itu, bukan dengan yang lainnya?” Jika jawabannya adalah, “Karena ia cantik, seksi, kulitnya bersih”, dan lain sebagainya yang bercorak sebab fisik, itulah mawaddah.

Demikian pula ketika seorang perempuan ditanya, “Mengapa anda menikah dengan lelaki itu, bukan dengan yang lainnya ?” Jika jawabannya adalah, “Karena ia tampan, macho, kaya”, dan lain sebagainya yang bercorak sebab fisik, itulah yang disebut mawaddah.

Rahmah berasal dari bahasa Arab. yang berarti ampunan, anugerah, karunia, rahmat, belas kasih, juga rejeki. Rahmah merupakan jenis cinta dan kasih sayang yang lembut, terpancar dari kedalaman hati yang tulus, siap berkorban, siap melindungi yang dicintai, tanpa pamrih “sebab”. Bisa dikatakan rahmah adalah perasaan cinta dan kasih sayang yang sudah berada di luar batas-batas sebab yang bercorak fisik.

Biasanya rahmah muncul pada pasangan yang sudah lama berkeluarga, dimana tautan hati dan perasaan sudah sangat kuat, saling membutuhkan, saling memberi, saling menerima, saling memahami. Corak fisik sudah tidak dominan.

Misalnya seorang kakek yang berusia 80 tahun hidup rukun, tenang dan harmonis dengan isterinya yang berusia 75 tahun. Ketika ditanya, “Mengapa kakek masih mencintai nenek pada umur setua ini?” Tidak mungkin dijawab dengan, “Karena nenekmu cantik, seksi, genit”, dan seterusnya, karena si nenek sudah ompong dan kulitnya berkeriput.

Demikian pula ketika nenek ditanya, “Mengapa nenek masih mencintai kakek pada umur setua ini?” Tidak akan dijawab dengan, “Karena kakekmu cakep, jantan, macho, perkasa”, dan lain sebagainya; karena si kakek sudah udzur dan sering sakit-sakitan. Rasa cinta dan kasih sayang antara kakek dan nenek itu bahkan sudah berada di luar batas-batas sebab. Mereka tidak bisa menjelaskan lagi “mengapa dan sebab apa” masih saling mencintai.

Keluarga sakinah memiliki suasana yang damai, tenang, tenteram, aman, nyaman, sejuk, penuh cinta, kasih dan sayang. Keluarga yang saling menerima, saling memberi, saling memahami, saling membutuhkan. Keluarga yang saling menasihati, saling menjaga, saling melindungi, saling berbaik sangka. Keluarga yang saling memaafkan, saling mengalah, saling menguatkan dalam kebaikan, saling mencintai, saling merindukan, saling mengasihi. Keluarga yang diliputi oleh suasana jiwa penuh kesyukuran, terjauhkan dari penyelewengan dan kerusakan.

Semoga kita semua mendapatkan dan memiliki keluarga yang sakinah, mawadah dan rahmah. Keluarga yang dipenuhi cinta.

Read more...
Monday, 7 May 2012

Jepang Berhenti Pakai Pembangkit Nuklir

0 comments
Tokyo - Masyarakat Jepang beraktivitas di awal pekan ini seperti biasa. Kereta listrik, elevator dan lampu beroperasi normal.

Namun ada satu hal yang luar biasa. Hari ini, 7 Mei 2012 merupakan pertama kalinya dalam empat dekade, seluruh energi yang digunakan masyarakat Jepang bukan berasal dari reaktor nuklir.

Sabtu lalu (5/5/2012), pemerintah Jepang mematikan reaktor nuklir terakhirnya, reaktor 3 PLTN Tomari di Hokkaido. Sejak bencana ledakan reaktor nuklir Fukushima, penggunaan reaktor nuklir sebagai pembangkit listrik sudah dilarang. Kini Jepang menjadi negara ekonomi raksasa pertama di dunia yang tidak menggunakan tenaga nuklir sama sekali.

Proses penon-aktifan reaktor 3 PLTN Tomari disaksikan seluruh jajaran dan instansi pemerintahan Jepang beserta kalangan industri dan pemerhati lingkungan. Langkah ini merupakan awal kebijakan energi yang diterapkan Jepang.

“Saya rasa keputusan ini tidak mudah dijalankan tapi layak untuk diperjuangkan. Ada kemungkinan peningkatan resiko gempa bumi di Jepang yang beresiko signifikan terhadap warga dan perekonomian Jepang. Satu-satunya cara adalah mencari sumber energi baru selain nuklir,” kata Junichi Shimizu dari Greenpeace Jepang, dikutip dari CNN, Senin (7/5/2012).

Permintaan pencarian sumber energi baru pengganti nuklir bukan hanya datang dari aktifis lingkungan, namun juga dari publik. Ribuan orang turun ke jalanan Tokyo Sabtu lalu sebagai bentuk perayaan dinon-aktifkannya reaktor nuklir terakhir di negara sakura tersebut. Mereka berjalan sambil mengibarkan koinobori, bendera berbentuk ikan koi yang biasa digunakan untuk Hari Anak sebagai lambang gerakan anti nuklir.

Masyarakat Jepang mulai antipati sejak kejadian tiga reaktor nuklir Fukushima Daiichi yang meledak akibat gempa bumi dan tsunami Maret lalu. Sebelum terjadinya tragedi Fukushima, Jepang mengandalkan tenaga nuklir untuk memproduksi 30% kebutuhan energinya. Sejak berhenti total menggunakan nuklir, Jepang meningkatkan jumlah impor bahan bakar minyak, gas bumi dan batubara.

Pemerintah Jepang memperkirakan bahan bakar yang tidak bisa diperbarui itu tidak akan sanggup memenuhi kebutuhan energi negara. Resiko terburuknya di musim panas ini akan terjadi pemadaman listrik.

Partai Demokrat Jepang sebagai penguasa pemerintahan meminta komunitas warga setempat untuk mengizinkan reaktor nuklir kembali beroperasi. Kepala deputi pelaksana Partai Demokrat Jepang, Yoshito Sengoku secara gamblang mengatakan, tanpa energi nuklir negara berekonomi terbesar ketiga di dunia itu akan menderita.

“Kita harus memikirkan dampaknya terhadap ekonomi Jepang dan hidup orang-orang di masa depan. Jika semua reaktor nuklir dihentikan, mungkin saja Jepang akan melakukan bunuh diri massal,” seru Sengoku. Hiromasa Yonekura, direktur utama pelobi bisnis terbesar Jepang, Keidanren, turut menyatakan ketidaksetujuannya dalam konferensi pers April lalu.

“Kami tidak bisa menyetujui program hemat energi semacam ini lagi tahun depan, atau setiap tahunnya sejak sekarang. Pemerintah harus mengembalikan operasional PLTN seperti semula,” kata Yonekura mengenai kebijakan Jepang yang menyarankan masyarakat mematikan pendingin ruangan dan menggeser shift operasional pabrik ke akhir pekan.

Ekonom dan direktur JP Morgan, Jasper Koll mengatakan Jepang bisa saja menghindari keterpurukan ekonomi jika sudah punya kebijakan energi yang jelas. “Masalah di sektor swasta disebabkan pemerintah Jepang terlibat dalam debat yang emosional dan sangat dipolitisasi. Hasil akhirnya jadi sangat lambat atau malah tidak ada hasil sama sekali,” kata Koll.

Menurutnya, jika suatu pemerintahan tidak punya kebijakan energi yang jelas maka tidak ada kebijakan ekonomi sebab semuanya berkisar di energi. Perdana menteri Jepang sudah berjanji akan mengeluarkan kebijakan energi yang jelas tahun ini, diperkirakan saat musim panas. Namun Yukie Osaki yang dulu tinggal di Fukushima menolak mentah-mentah.

Dia menolak kebijakan energi dalam bentuk apa pun, terutama jika ada yang menyebutkan PLTN aman. Menurutnya, sangat berbahaya bagi Jepang sebagai negara yang rawan gempa bumi memiliki PLTN. “Jika ada insiden lagi, tidak akan ada tempat yang tersisa untuk ditinggali di Jepang,” kata Osaki.

Semoga hal tersebut bisa dijadikan bahan pertimbangan oleh semua stakeholder di bidang energi jika nanti Indonesia menjadikan nuklir sebagai salah satu sumber energinya. Karena ke depan, kita pasti sangat membutuhkan energi alternatif apapun itu selain minyak bumi dan batu bara yang pada saatnya nanti akan habis.

Read more...
Thursday, 3 May 2012

Sebuah Nama Sebuah Cerita

0 comments
Pagi-pagi pas jogging bareng temen mampir ke kantor dulu untuk istirahat. Sekalian saya nyalakan komputer saya daripada nganggur di kantor, sementara tv sudah dinyalakan cleaning service sebelum saya datang. Seperti biasa yang disetel disini acara berita, pagi itu lagi nayangin kabar pagi di tv one. Eh, gak lama kemudian muncullah berita ini


Diliat sekilas ga ada yang salah dengan berita ini. Tetapi setelah disebutkan nama pengajar tersebut adalah Aji, maka pikiran saya langsung mengarah ke satu orang. Temen SMA saya ini kayaknya. Biar ga penasaran langsung saja saya konfirmasi ke akun fb-nya. Setelah melihat dengan detil dan seksama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya maka saya simpulkan kesamaan nama dan tempat bukanlah rekayasa. 

Ya, itu memang benar teman saya. Puas, eh seneng rasanya ada temen yang bisa mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk mengajar anak-anak di daerah terpencil. Walau lulusan perguruan tinggi tetapi mau mengajar anak-anak SD di sana. Salut buat Aji!
Read more...
Wednesday, 2 May 2012

Takahashi, 5 Menit Menuju ke Surga

0 comments
Oleh Muhammad Yusuf Efendi
Kuringgu… kuringgu …. kuringgu!!! (kring …kring …kring..). Suara telepon rumah Muhammad berbunyi nyaring.

Muhammad: Mosi mosi? (Hallo?)

Takahashi: Mosi mosi, Muhammad san imasuka ? (Apakah ada Muhammad?)

Muhammad: Haik, watashi ha Muhammad des. (Iya saya).

Takahashi: Watashi ha isuramu kyo wo benkyou sitai desuga, osiete moraemasenka? (Saya ingin belajar agama Islam, dapatkah Anda mengajarkan kepada saya?)

Muhammad: Hai, mochiron. (ya, sudah tentu.)

Percakapan pendek ini kemudian berlanjut menjadi pertemuan rutin yang dijadwalkan oleh dua manusia ini untuk belajar dan mengajar agama Islam.

Setelah beberapa bulan bersyahadat, Takahashi kian akrab dengan keluarga Muhammad. Dia mulai menghindari makanan haram menurut hukum Islam.

Memilih dengan hati-hati dan baik, mana yang boleh di makan dan mana yang tidak boleh dimakan merupakan kelebihannya. Terkadang tidak sedikit, keluarga Muhammad pun mendapatkan informasi makanan-makanan yang halal dan haram dari Takahashi.

Pizza wo tabenaide kudasai. cheese ni ra-do wo mazeterukara.. (Jangan makan pizza walau pun itu adalah cheese, karena di dalamnya ada lard, lemak babi)”, nasihatnya di suatu hari. Takahashi mengetahui informasi semacam ini karena memang kebiasaan tidak membeli pizza, atau makanan produk warung di Jepang memang sudah terpelihara sebelumnya di keluarga Muhammad.

Toko kecil makanan halal milik keluarga Muhammad, menjadi tumpuan Takahashi dalam mendapatkan daging halal. Suatu ketika Takahashi ingin makan daging ayam kesukaannya, tapi dia ngeri kalau melihat daging ayam bulat (whole) mentah yang ada di plastik, dan tidak berani untuk memotongnya. Dengan senang hati, Muhammad memotong ayam itu untuk Takahashi. Dia potong bagian pahanya, sayapnya, dan badannya menjadi beberapa bagian.

Setiap pekan, Takahashi terkadang memesan sosis halal untuk lauk, bekal makan siang di kantor. Setiap pagi ibunya selalu menyediakan menu khusus (baca: halal) untuk pergi ke kantor tempat dia bekerja. Sebagai ukuran muallaf Jepang yang dibesarkan di negeri Sakura, luar biasa kehati-hatian Takahashi dalam memilih makanan yang halal dan baik. Terkadang Muhammad harus belajar dari Takahashi tentang keimanan yang dia terapkan dalam kehidupan sehari-harinya.

Pernah dalam suatu percakapan tentang suasana kerja, Takahashi menggambarkan bagaimana terkadang sulitnya menjauhi budaya minuman sake di lingkungan tempat kerjanya. Di Jepang, suasana keakraban hubungan antara atasan dan bawahan atau teman bekerja memang ditunjukkan dengan saling memberikan minuman sake ke gelas masing-masing.

Dalam kondisi hidup ber-Islam yang sulit, Takahashi ternyata terus melakukan dakwah kepada ibunya. Beberapa bulan kemudian akhirnya ibunya pun menjadi muallaf dengan nama Qonita, nama pilihan Takahashi sendiri buat ibu yang dia cintainya. Sampai saat ini, bagaimana dia mendapatkan nama itu, tidak ada seorang pun yang tahu, kecuali Takahashi.

Beberapa bulan berlalu, pertemuan kecil-kecilan berlangsung …terlontar dari mulutnya suatu kalimat.
Watashi ha kekkon simasu (Saya mau menikah)….”, ujarnya.

Dengan proses yang panjang, akhirnya dia mendapatkan jodohnya, wanita Jepang yang cantik, yang dia Islamkan sebelumnya. Setahun kemudian, suatu hari Takahashi datang ke rumah Muhammad dengan istrinya yang berkerudung, ikut serta juga buah hati mereka yang telah hadir di dunia ini.

Pada suatu hari, iseng-iseng Muhammad bertanya kepada Takahashi, “Apa yang menyebabkan Takahashi lebih tertarik dengan Islam?”

“Sebenarnya saya belajar juga Kristen, Budha dan Todoku (Agama moral) selain Islam,” Takahashi menjelaskan.

“Masih ingat dengan telepon kita dulu? Waktu pertama kali aku telepon ke Muhammad beberapa bulan dulu”, sambungnya.

“Iya ingat sekali”, jawab Muhammad.

“Kita waktu itu membuat perjanjian untuk bertemu di suatu tempat bukan?”, tanya Takahashi.

“Iya benar sekali”, sambung Muhammad lagi sambil mengingat-ingat kejadian saat itu.

“Saya sungguh ingin mantap dengan Islam, karena Muhammad datang 5 menit lebih dulu dari pada waktu yang kita janjikan, dan Muhammad datang terlebih dahulu dari pada aku. Muhammad pun menungguku waktu itu”, jawab Takahashi beruntun.

“Karena itu aku yakin, aku akan bersama dengan orang-orang  yang akan memberikan kebaikan”, sambungnya lagi.

Jawaban Takahashi membuat Muhammad tertegun, Astaghfirullah sudah berapa kali menit-menitku terbuang percuma, gumam Muhammad.

Begitu besar makna waktu 5 menit saat itu untuk sebuah hidayah dari Allah SWT. Subhanallah, 5 menit selalu kita lalui dengan hal yang sama, akan tetapi 5 menit waktu itu sungguh sangat berharga sekali bagi Takahashi.

Bagaimana dengan 5 menit yang terlewat barusan, milik Anda?

dakwatuna.com
Read more...

Label

 
Wong Leces © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

Man Jadda Wajada. Siapa yang Bersungguh-sungguh Akan Berhasil