Wednesday, 30 April 2014

BRI akan Luncurkan Satelit Perbankan Pertama di Dunia

0 comments
Jakarta - Kebutuhan akan komunikasi yang cepat dan tanpa hambatan meningkat pada masa sekarang ini. Hal tersebut melatarbelakangi PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) untuk memiliki satelit sendiri. Satelit yang dinamakan BRIsat itu rencananya akan diorbitkan pada Juni 2016.
Kelancaran komunikasi data memang sangat diperlukan oleh bank dengan laba terbesar ini. BRI memiliki jaringan kerja yang besar dan luas agar dapat menjangkau 50 juta nasabahnya di seluruh Indonesia. Saat ini BRI memiliki lebih dari 9.800 outlet dan lebih dari 100 ribu jaringan e-channel yang lokasinya tersebar dari perkotaan hingga daerah terpencil. Jumlah jaringan tersebut akan terus meningkat seiring ekspansi perusahaan.
Dengan ekspansi yang agresif ke daerah-daerah, BRI memiliki kendala dalam telekomunikasi. Beberapa jaringan kerja yang dimiliki BRI belum dapat dijangkau oleh infrastruktur telekomunikasi terestrial. Direktur Utama BRI Sofyan Basir mengatakan, kebutuhan sarana telekomunikasi semakin urgen karena variasi model jaringan kerja BRI.
Bank yang menyasar segmen mikro tersebut mengembangkan model jaringan kerja yang bersifat mobile, seperti Teras Keliling dan Teras Kapal yang hanya dapat dilakukan secara ekonomis melalui sarana komunikasi satelit.
Model bisnis yang dikembangkan BRI menyebabkan tingginya biaya operasional. Sofyan mengaku saat ini perusahaan membayar Rp 500 miliar per tahun hanya untuk menyewa 23 transponder satelit dari sembilan penyelenggara jasa satelit di Indonesia. Angka tersebut terus meningkat karena BRI terus melakukan ekspansi cabang dan ATM. Belum lagi, satelit yang digunakan saat ini kadang kala mengalami gangguan.
"Komunikasinya kualitas rendah.Kadang-kadang service level agreement 65 persen kalau sibuk ini yang menyebabkan pelayanan kami terhambat," ujar Sofyan.
Demi efisiensi dan kelancaran, BRI akhirnya memutuskan untuk membeli satelit. Harga satelit mencapai Rp 2,5 triliun dan memiliki izin mengorbit 15 tahun dan dapat diperpanjang 3 tahun. Melalui hitungan kasar, BRI dapat menghemat biaya hingga 50 persennya. Namun, mewujudkan keinginan tersebut bukan tanpa kendala.
"Slot orbit persoalan berikutnya. Hanya 5 satelit dimiliki kita," ujarnya. Sofyan mengatakan, sekitar satu setengah tahun lalu, BRI meminta izin menggunakan slot orbit pada Kemenkominfo. Akhirnya izin tersebut diterima bulan lalu. BRI mendapatkan slot orbit pada 150.5 derajat Bujur Timur (BT).
Setelah mendapatkan izin, BRI melakukan proses pengadaan. Sofyan mengatakan, proses pengadaan melibatkan konsultan teknis dan hukum, baik domestik maupun internasional. Proses dimulai dengan Request for Information (RFI) ke berbagai manufaktur satelit dan peluncur satelit yang dilanjutkan dengan Request for Proposal (RFP) kepada perusahaan-perusahaan yang masuk dalam shortlist.
Ia mengatakan, proses penentuan pemenang dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip fairness dan Good Corporate Governance (GCG) dengan memperhatikan opini independen dari konsultan profesional. Setelah melewati proses tersebut, Space Sytems/Loral, LLC (SSL) dari AS dan Arianespace dari Perancis dipercaya sebagai pemenang tender. Proses desain final dan pembuatan BRIsat akan dilaksanakan di pabrik SSL, Palo Alto, California. Project Manager II BRI Hexana Trisasongko mengatakan, pembuatan diperkirakan memakan waktu 24 bulan.
"Setelah memperhitungkan shipment dan launch campaign, satelit akan siap diluncurkan 25-26 bulan yang akan datang atau sekitar Juni 2016," ujarnya.
Satelit tersebut akan diluncurkan di Kourou, French Guiana. Hexana menjelaskan, satelit tersebut akan memiliki 45 transponder yang kapasitasnya setara 54 transponder. Rincian dari satelit tersebut adalah, 24 transponder standard c-band 36 MHz, 12 transponder extended c-band 36 MHz, 6 transponder extended ku-band 72 MHz dan 3 transponder standard ku-band 72 MHz.
Hexana mengatakan, kemungkinan ketika diluncurkan pada Juni 2016, BRI akan memakai 30 transponder. Kemudian, BRI akan mengalokasikan 4 transponder untuk Pemerintah. Sedangkan sisa transponder dapat dipinjamkan pada perusahaan lain Ia mengatakan, Pemerintah dapat memanfaatkannya untuk komunikasi langsung dengan kantor perwakilan Indonesia di negara-negara yang terjangkau. BRIsat akan menjangkau wilayah layanan Indonesia dan negara-negara ASEAN, Asia Timur termasuk sebagian Cina, sebagian Pacific seperti Hawaii dan Australia Barat seperti Perth.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan, perbankan memang memerlukan komunikasi data yang cepat. "Adanya ATM dan sistem online untuk aktivitas perbankan sangat bergantung pada satelit. Mungkin lebih menguntungkan kalau mereka punya satelit sendiri," ujar Thomas. Dengan memiliki akses satelit sendiri, bank akan lebih leluasa dalam berkomunikasi dengan data.

Leave a Reply

Label

 
Wong Leces © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

Man Jadda Wajada. Siapa yang Bersungguh-sungguh Akan Berhasil