Sunday, 30 October 2011

Pabrik Kertas Leces Dapat PMN Rp200 Miliar

0 comments
Jakarta - Pabrik kertas Leces akhirnya mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp200 miliar dari total keseluruhan alokasi anggaran PMN tahun 2012 sebesar Rp3  triliun. Namun anggaran baru akan dicairkan dengan syarat, Leces harus melaporkan perkembangan manajemennya.

Dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI yang juga dihadiri Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan ini, seluruh fraksi partai yang hadir menginginkan Leces masuk komite dan mendapat alokasi dana. "Leces harus masuk komite karena selama ini sudah melewati proses yang panjang untuk mendapatkan alokasi anggaran," kata Ferari Roemawi dari fraksi Partai Demokrat dalam rapat kerja Komisi VI, di DPR, Rabu 27 Oktober 2011 malam.

Namun demikian, Dahlan Iskan mengaku dirinya tak yakin semua masalah yang dihadapi pabrik kertas tersebut akan selesai dengan adanya anggaran. Menurutnya, Leces memiliki banyak kebutuhan yang belum tentu bisa terpenuhi dengan anggaran PMN.

"Saya sering berkunjung ke Leces, jadi tahu persis bagaimana keadaan di sana. Sebenarnya saya juga sempat bertanya-tanya, bagaimana bisa Leces sebelumnya tidak diberi alokasi anggaran," tutur Dahlan yang disambut tawa para peserta rapat.

Anggaran PMN tahun 2012 dialokasikan sebesar Rp3 triliun yaitu PT Dirgantara Indonesia sebesar Rp1 triliun. Sementara untuk untuk industri strategis sebesar Rp2 triliun yaitu PT PAL Rp600 miliar, Merpati Rp200 miliar, PT Pindad Rp300 miliar, Industri Kapal Indonesia Rp200 miliar, Pabrik Kertas Leces Rp200 miliar, PT Garam Rp100 miliar dan tambahan PT DI Rp400 miliar.

vivanews.com
Read more...
Saturday, 15 October 2011

IIF Siap Danai Proyek Tol Mangkrak

0 comments
Jakarta – PT Indonesia Infrastructure Finance (PT IIF) siap mendanai pembangunan proyek-proyek tol mangkrak di Tanah Air. Saat ini, terdapat tiga proyek jalan tol yang masih terkendala pendanaan dari total 24 proyek tol mangkrak, yakni Cikampek-Palimanan, Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, dan Pasuruan-Probolinggo. 

“Setidaknya ada satu yang sudah siap PT IIF danai. Kami belum bisa sebut ruas mana. Sedangkan yang lain akan dilihat kelayakannya,” kata Presiden Direktur PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) Emma Sri Martini, usai rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR di Gedung DPR Jakarta, Rabu (28/9). 

Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengatakan, dari 24 proyek tol mangkrak yang terkendala pendanaan ada tiga proyek tol dengan total nilai investasi Rp 21,8 triliun. Rinciannya, Cikampek-Palimanan panjang 116 kilometer (km) dan investasi Rp 11,3 triliun, Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) panjang 21,04 km dengan investasi Rp 7,2 triliun, dan Pasuruan-Probolinggo panjang 45,32 km dengan total investasi Rp 3,3 triliun. 

Emma mengatakan, saat ini PT IIF memiliki dana hampir Rp 3,5 triliun yang siap dikucurkan untuk pembiayaan proyek-proyek infrastruktur di Tanah Air, termasuk proyek jalan tol. PT IIF hingga kini memang sama sekali belum melakukan pembiayaan proyek infrastruktur. PT IIF baru dalam tahap melakukan identifikasi proyek. 

“PT IIF masih terus identifikasi proyek, termasuk 24 proyek tol mangkrak. Meski PT IIF siap masuk di salah satu tol yang terkendala dana, belum bisa disebutkan nama ruas tolnya, karena ini sangat tergantung kesiapan proyek tol itu sendiri,” kata dia. PT IIF didirikan pada 15 Januari 2010 dengan ditandatanganinya akta pendirian dan shareholders agreement antara PT SMI, Asia Development Bank (ADB), Wolr Bank, dan International Finance Corporation (IFC). 

PT IIF didirikan karena saat ini lembaga pembiayaan yang ada, termasuk perbankan, tidak sepenuhnya dapat memberikan pendanaan untuk proyek infrastruktur yang memiliki karakteristik pembiayaan dengan tenor jangka panjang dan memiliki risiko tinggi. 

Emma mengatakan, keterlibatan PT IIF untuk membiayai 24 tol mangkrak sangat memungkinkan. Karena dalam analisis PT IIF, kesenjangan (gap) atau kekurangan pembiayaan oleh badan usaha jalan tol (BUJT) maupun lembaga keuangan atau perbankan masih cukup tinggi. PT IIF mungkin akan masuk dengan berkolaborasi dengan para lender financial atau pemberi pinjaman yang sebelumnya sudah digandeng oleh BUJT bersangkutan. 

“Kalau soal modal PT IIF tak masalah, sebab kini PT IIF sudah memiliki modal dari ekuitas sebesar Rp 1,6 triliun dan dari pinjaman (loan) US$ 200 juta. Jika modal ini sudah terserap untuk pembiayaan, pemegang saham PT IIF, baik PT SMI, ADB, World Bank, maupun IFC siap menambah modal lagi,” ungkap dia. 

Menurut Emma, selain membiayai proyek tol, PT IIF juga membiayai proyek infrastruktur lain, seperti rel kereta api (KA), pelabuhan, bandara, pembangkit listrik, hingga proyek perpipaan. PT IIF tak hanya fokus pada pembiayaan proyek-proyek swasta, namun juga proyek-proyek lain yang juga dikerjakan oleh badan usaha milik negara (BUMN). 

Terganjal Pendanaan 
Kepala BPJT Ahmad Ghani Gazali mengatakan, saat ini sedikitnya terdapat tujuh proyek tol mangkrak yang belum mengamendemen perjanjianpengusahaan jalan tol (PPJT) sebagai bukti awal tol mangkrak siap dilanjutkan. BPJT telah mengevaluasi 24 proyek tol mangkrak, dan 17 di antaranya siap dilanjutkan dengan ditandatanganinya amendemen PPJT antara BUJT dan pemerintah melalui BUJT. 

Tujuh tol mangkrak yang hingga kini belum memasuki proses amendemen PPJT adalah Cikampek-Palimanan (PT Lintas Marga Sedaya), Batang-Semarang (PT Marga Setiapuritama), Semarang-Solo (PT Trans Marga Jateng), Bekasi-Cawang- Kampung Melayu (PT Kresna Kusuma Dyandra Marga), Waru Wonokromo-Tanjung Perak (PT Margaraya Jawa Tol), Pasuruan-Probolinggo (PT Trans Jawa Pas Pro), dan Ciawi-Sukabumi (PT Trans Jabar Tol). 

Ghani menuturkan, dari tujuh ruas tol tersebut tiga di antaranya memang terkendala pendanaan, yakni tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, Cikampek-Palimanan, dan Pasuruan-Probolinggo. Sedangkan tol Batang-Semarang karena persoalan kepemilikan saham, tol Semarang- Solo karena proses dukungan pemerintah Rp 1,9 triliun yang belum disetujui Kementerian Keuangan, dan tol Waru Wonokromo- Tanjung Perak yang masih bermasalah dengan persoalan tata ruang setempat. Sedangkan tol Ciawi- Sukabumi terkendala dengan persoalan internal dengan salah satu pemegang saham. 

“Beberapa di antaranya memang ada persoalan pendanaan, misalnya tol Cikampek-Palimanan belum ada kesepakatan antara pemerintah, BUJT, dan perbankan. Kami berharap semuanya segera diamendemen,” ungkap dia.

bataviase.co.id
Read more...

Alhamdulillah Sudah Ada Bus Sekolah

0 comments
Probolinggo - Sekolah Taruna Dra. Zulaeha terletak di kota Leces sekitar 15 km arah selatan dari kota Probolinggo. Sekolah ini memiliki semua jenjang pendidikan dari TK sampai SMA bahkan perguruan tinggi. Maka tak heran jika sekolah ini memiliki banyak sekali siswa tidak hanya di kecamatan Leces saja tetapi juga dari daerah sekitarnya seperti kecamatan Tegalsiwalan, Bantaran, Maron, Sukapura, Tongas, Kraksaan, Paiton juga Kota Probolinggo bahkan dari kabupaten Lumajang seperti kecamatan Ranuyoso, Klakah, Kota Lumajang ada juga dari kecamatan Tempeh. 

Bagi yang rumahnya jauh, mereka naik bus umum tiap hari pulang pergi, ada juga sebagian yang indekos. Nah, tahun 2010 kemarin ternyata sekolah ini sudah memiliki bus sendiri yang berasal dari sumbangan alumninya. Bus ini bukan bus baru melainkan eks. bus Akas yang menempuh trayek Banyuwangi - Kalianget, Madura PP. Walaupun begitu mesin bus ini masih cukup handal ketika beroperasi.

Setelah resmi menjadi milik sekolah Taruna Dra. Zulaeha bus ini dicat hijau yang sebelumnya berwarna putih khas bus Akas. Trayeknya hanya melayani untuk Kota Probolinggo dan sekitarnya. Pagi berangkat dari Leces sekitar pukul 05.15 untuk menjemput para siswa dan sorenya mengantar para siswa pulang sekitar pukul 14.30 dari sekolah. Tarif yang dikenakan kepada para siswa awalnya gratis selama 1 minggu pertama kemudian setelahnya dikenakan Rp. 3.000,- sekali naik.

Walaupun dikenakan tarif, para siswa yang berada di kota Probolinggo setidaknya tidak perlu lagi susah gonta-ganti angkutan umum lagi dan tidak lagi bablas kalau ketiduran di bus. Diharapkan dengan dikenakannya tarif bisa menutup biaya operasional sehari-hari bus ini dan tetap terus melayani para siswa. Syukur kalau bisa ditambah lagi jumlah dan trayek busnya. Oya, setelah googling di sana-sini sepertinya ini bus sekolah pertama di Jawa Timur atau bahkan di Indonesia. Semoga bisa ditiru oleh sekolah-sekolah lainnya.

expertofsomething.multiply.com
Read more...

Peresmian dan Pelatihan Warintek Berbasis OSS

0 comments
LECES - Saat ini AMIK Taruna Probolinggo telah memiliki fasilitas informasi yang modern dan lengkap. Sebab belum lama ini Kementrian Negara Riset dan Teknologi memberikan bantuan 3 (tiga) buah fasilitas informasi berupa Warung Informasi Teknologi (Warintek) berbasis Open Source Software (OSS). Warintek AMIK Taruna Probolinggo ini dirancang sebagai suatu sistem basis data iptek terpadu guna mendorong program pemberdayaan dan pengembangan masyarakat berwawasan informasi dengan memberikan kemudahan, layanan dan pendidikan pada masyarakat dalam mengakses informasi. 

Program Warintek adalah upaya pemberdayaan unit-unit dokumentasi, informasi, perpustakaan yang dikemas dalam suatu 'paket lengkap' berupa peningkatan teknologi informasi, kemudahan akses informasi IPTEK, peningkatan sumberdaya manusia dan membina sumberdaya informasi lokal termasuk akses terhadap modal pembiayaan. Pemberdayaan ini dimaksudkan dapat berdampak pada pengembangan ekonomi daerah melalui IKM dan UKM.

Sebagai tanda dimulainya pemanfaatan Warintek berbasis OSS ini, Rabu (17/12) lalu dilaksanakan peresmian dan pelatihan di AMIK Taruna Probolinggo. Kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama dengan Kementrian Negara Riset dan Teknologi.

Prasetyo Sunaryo selaku Dewan Riset Nasional mengatakan saat ini seharusnya anak usia 8-25 tahun 90% masuk perguruan tinggi dan mendapatkannya informasi yang cukup. Faktanya, di Indonesia baru 17% saja anak yang masuk perguruan tinggi. Jumlah ini sangat jauh jika dibandingkan dengan Kamboja yang sudah mencapai 20% atau Malaysia 35%.

"Dalam kurun waktu 15 tahun mendatang, permasalahan ini harus mendapatkan penanganan secara serius. Sebab apabila tidak, kita akan sulit untuk menaikkan daya saing di bidang informasi," ujar Prasetyo yang juga menjabat Asdep Urusan Perlindungan Hayati dari Kementrian Riset dan Teknologi.

Menurut Prasetyo, salah satu upaya yang dapat kita lakukan untuk menyebarkan informasi adalah melalui internet dengan perangkat yang berbasis OSS. Langkah tersebut kita lakukan supaya kita tidak ketinggalan informasi. "Informasi itu bisa kita dapatkan dimana saja dan kapan saja. Tidak hanya melalui internet saja," jelasnya singkat.

Peresmian Warintek berbasis OSS di AMIK Taruna Probolinggo ini ditandai dengan penandatangan surat peresmian antara Agus Sediadi selaku Kepala Bidang IT pada Riset dan Teknologi dengan Sisbiyanto selaku Direktur AMIK Taruna Probolinggo.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan sosialisasi program Indonesia Go Open Source (IGOS) oleh Agus Sediadi dan dilanjutkan dengan pelatihan oleh Wahyu selaku Pemberdaya OSS Universitas Brawijaya Malang.

Wahyu saat memberikan pelatihan mengatakan program Warintek adalah program yang bersifat nasional yang ditangani Kementrian Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Warintek sebagai suatu lembaga pendidikan alternatif melalui metode pembelajaran jarak jauh (distance learning) dapat dilakukan dengan dukungan kegiatan jasa yang sasarannya berupa layanan informasi Iptek terpadu dengan menghubungkan ke beberapa sumber informasi, pendidikan dan pelatihan, termasuk peningkatan Sumber Daya Manusia di bidang dokumentasi, informasi dan perpustakaan.

"Sebagai lembaga pendidikan alternatif, Warintek tentu saja lebih diarahkan pada lembaga pendidikan non formal. Karena pada intinya pembelajaran yang akan diperoleh dari pengembangan Warintek ini lebih pada peningkatan kemampuan SDM dalam upaya menambah pengetahuan dan wawasan yang kemudian akan dapat dipergunakan sebagai modal dalam meningkatkan inovasi dan kreativitasnya," jelas Wahyu.

Para peserta juga diberi kesempatan untuk bertanya seputar Warintek berbasis OSS tersebut. Usai tanya jawab, rombongan dari Kementrian Riset dan Teknologi ditemani Sisbiyanto melakukan pemantauan ke lokasi Warintek AMIK Taruna Probolinggo.

"Warintek berbasis OSS ini merupakan salah satu fasilitas dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Saya senang sekali dengan adanya bantuan ini. Semoga informasi yang ada bisa diserap dengan baik oleh masyarakat. Sebab Warintek ini memang diperuntukan kepada masyarakat," jelas Sisbiyanto.

Read more...
Friday, 14 October 2011

Jawa Pos Raih Gelar Koran Terbaik Dunia

0 comments
PARIS,Timex – Harian Jawa Pos, induk Harian Pagi Timor Express, berhasil meraih gelar tertinggi World Young Reader Prize 2011, menjadi koran terbaik dunia dalam inovasi untuk meraih dan mengembangkan pembaca muda.

Penghargaan itu dipastikan oleh asosiasi penerbit sedunia, WAN-IFRA, Jumat akhir pekan lalu (29/7). Dalam ajang tahunan yang diikuti koran dari seluruh dunia tersebut, Jawa Pos meraih kemenangan pada kategori Enduring Excellence. Penilaian dilakukan oleh dewan juri yang ditunjuk WAN-IFRA, berdasar komitmen dan konsistensi untuk meraih dan mempertahankan pembaca muda.

Tidak cukup sampai di situ. Dewan juri kemudian menyatakan Jawa Pos layak meraih gelar tertinggi: World Young Reader Newspaper of the Year 2011.
Lewat surat resmi yang disampaikan WAN-IFRA, tim juri menyatakan Jawa Pos unggul mutlak. Bahkan, departemen dan halaman anak muda DetEksi yang terbit setiap hari di Jawa Pos dianggap tak punya tandingan.

”Terus terang, tim juri membuat keputusan dengan sangat mudah,” kata Dr Aralynn McMane, executive director, Young Readership Development, World Association of Newspapers and News Publishers (WAN-IFRA), yang berpusat di Paris, Prancis, dan Darmstadt, Jerman.
Tim juri pun memberikan penjelasan detail mengapa Jawa Pos layak meraih penghargaan tertinggi ini, seputar sukses halaman DetEksi yang terbit sejak 2000.

”Jawa Pos telah menunjukkan kerja luar biasa. Memiliki program yang substansial, yang dijalani bertahun-tahun, dan punya komitmen sukses dalam menggandeng anak muda, baik lewat halaman koran maupun kegiatan off-print,” begitu tulis pesan dari tim juri.

Lebih lanjut, juri menilai lembaran DetEksi –yang terbit setiap hari di Jawa Pos– sebagai sesuatu yang ”lebih” dari sekadar halaman anak muda biasa. ”DetEksi merupakan sebuah strategi komplet untuk menemukan, menggandeng, dan mempertahankan pembaca muda. Dan, yang paling penting, DetEksi membuahkan hasil,” tegas tim juri.

Dr Aralynn McMane menyampaikan, pengumuman resmi penghargaan itu secara global baru disampaikan sekitar dua pekan lagi. Namun, Jawa Pos sudah mendapat hak untuk mengumumkannya sendiri.

Penyerahan penghargaan sendiri baru dilaksanakan pada 12 Oktober mendatang di Wina, Austria. Yaitu, saat dilangsungkannya 63rd World Newspaper Congress (kongres koran sedunia) dan 18th World Editors Forum (forum editor sedunia). Dalam ajang itu Jawa Pos diminta mempresentasikan perkembangan DetEksi dalam 11 tahun terakhir.

Menurut Azrul Ananda, direktur harian Jawa Pos, pihaknya diberi tahu layak masuk unggulan World Young Reader Prize 2011 setelah Konferensi WAN-IFRA Asia Pasifik di Bangkok, April lalu. Dalam beberapa pekan belakangan ini Jawa Pos telah diminta mengirimkan materi informasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan juri tentang program DetEksi.
Setiap tahun World Young Reader Prize diberikan kepada koran-koran yang dianggap inovatif dalam menggandeng dan mengembangkan pembaca muda.

”Kami sangat bangga dengan penghargaan tingkat dunia ini. Apalagi, ini atas sebuah pencapaian yang prosesnya harus dijalani dengan sangat panjang, dengan konsep yang harus disiapkan secara matang. Bukan pencapaian instan atau sebuah momen keberuntungan,” kata Azrul.

”Beberapa tahun lalu kami pernah disarankan ikut, namun waktu itu kami belum mau ikut. Sekarang kami sudah punya hasil konkret dari pentingnya konsistensi menggandeng pembaca muda. Kali pertama ikut langsung menang tingkat dunia,” tambah Azrul.
Berkat DetEksi, jelas Azrul, belakangan Jawa Pos memang meraih hasil-hasil yang dia anggap mengagumkan. Ketika koran-koran dianggap menghadapi masa sulit, Jawa Pos mampu menjaga konsistensi dan eksistensi.

”Survei Nielsen dalam beberapa tahun terakhir selalu menunjukkan bahwa Jawa Pos memiliki readership terbanyak di Indonesia, mengalahkan semua koran yang ada, termasuk yang terbit dari Jakarta. Bukan hanya itu. Survei juga menunjukkan bahwa 51 persen pembaca Jawa Pos berusia lebih muda dari 30 tahun. Kalau ditarik mundur, semua itu bisa dibilang adalah hasil ’pengaderan pembaca DetEksi’ yang dimulai sejak 2000,” tutur Azrul.
”Kami berhasil membuktikan bahwa koran tidak akan punya masalah di masa mendatang. Tinggal bagaimana koran itu beradaptasi dan terus menarik minat pembaca di era yang terus berubah,” tandasnya.

Memang hasil itulah yang disebut memukau tim juri. Jumlah pembaca muda Jawa Pos jauh lebih besar daripada koran-koran lain di Indonesia. Tim juri juga mengatakan, apa yang dilakukan Jawa Pos lewat DetEksi bisa dijadikan contoh bagi koran-koran lain di seluruh dunia. Baik itu cara mengelola halaman yang melibatkan personel muda, cara menyampaikan rubrik, maupun program-program off-print seperti kompetisi basket pelajar DBL (dulu DetEksi Basketball League, sekarang Development Basketball League).

Apa yang dilakukan Jawa Pos dengan DetEksi ini disebut bisa menjadi inspirasi bagi koran-koran lain di seluruh dunia. ”Content dan program-program DetEksi sangatlah mengagumkan dan dengan mudah bisa direplikasi oleh koran-koran lain,” tulis tim juri.

Dengan hasil ini, Azrul mengaku segenap personel Jawa Pos menjadi semakin terpacu untuk terus berinovasi di bidang jurnalistik agar menghasilkan produk yang lebih baik lagi. ”Saya yakin seluruh media di bawah bendera Jawa Pos Group, yang jumlahnya hampir 200 koran dan televisi-televisi lokal dari Aceh sampai Papua, juga termotivasi untuk terus berinovasi,” ujar Azrul.

timorexpress.com
Read more...

Asal Mula Stanford University

0 comments
Suatu hari, ada seorang nyonya berpakaian gingham (motif katun kotak-kotak) yang sudah pudar, bersama suaminya yang mengenakan jas rumahan, turun dari kereta di Boston, Massachusetts . Mereka berjalan dengan malu-malu. Lalu, tanpa membuat janji terlebih dahulu, mereka masuk ke ruang tunggu kantor Presiden Universitas Harvard. Sekretaris Presiden mengerutkan alis. Ia bisa tahu seketika bahwa pasangan dusun tertinggal seperti ini sama sekali tidak ada urusan di Universitas Harvard.

"Kami ingin menemui Presiden", kata pria tua itu dengan lembut.

"Beliau sibuk seharian", tukas sekretaris itu dengan cepat.
"Kami akan menunggu", jawab nyonya itu. Sekretaris itu tidak menggubris mereka selama berjam-jam, berharap pasangan itu akhirnya akan kecewa dan pergi, namun akhirnya tidak pergi juga. Sekretaris itu mulai frustasi dan akhirnya memutuskan untuk memberitahu sang presiden, meski hal ini adalah pekerjaan yang selalu tak disenanginya.

"Mungkin jika mereka melihat bapak selama beberapa menit, mereka akan pergi", ia memberitahu presiden Harvard. Presiden mendesah putus asa dan akhirnya mengangguk. Seorang dengan status setinggi ini jelas tidak punya waktu untuk berurusan dengan tamu semacam ini, namun ia sangat membenci baju katun kotak-kotak dan jas rajutan rumah memenuhi ruang tunggu kantornya. Jadi sang presiden, dengan wajah kaku penuh martabat, melangkah tegap dan penuh gengsi ke arah pasangan itu.

Nyonya itu berkata kepadanya,"Putra kami pernah bersekolah di Harvard selama setahun, Ia sangat mencintai Harvard dan bahagia di sini, namun setahun yang lalu, Ia meninggal dalam kecelakaan. Jadi saya dan suami saya hendak mendirikan monumen untuk mengenangnya di kampus ini."

Presiden itu tidak terkesan,"Nyonya", katanya ketus, "kami tidak bisa mendirikan patung untuk setiap orang yang pernah masuk ke Harvard dan meninggal. Jika seperti itu, tempat ini akan jadi seperti pekuburan!"

"Oh, tidak tidak," nyonya itu buru buru menjelaskan, "Kami tidak ingin mendirikan sebuah patung. Kami pikir kami hendak menyumbangkan sebuah gedung untuk Harvard."

Presiden itu memutar bola matanya. Ia melirik ke baju Gingham dan jas rumahan lalu berseru, "Gedung? Apakah anda tahu berapa biaya sebuah gedung? Kami sudah menginvestasikan lebih dari tujuh setengah juta dolar untuk mendirikan kampus ini!"

Untuk sesaat nyonya itu diam. Presiden itu merasa puas, Ia bisa mengusir mereka sekarang. Nyonya itu kemudian berpaling ke suaminya dan berkata pelan, "Jika cuma segitu biayanya, mengapa kita tidak bikin Universitas sendiri aja?" Suaminya mengganguk. Wajah Presiden Harvard mengerut bingung dan kecut.

Tuan dan Nyonya Leland Stanford melangkah keluar di sana, lalu pergi ke Palo Alto, California, tempat mereka mendirikan Universitas yang kemudian dikenal dengan nama Stanford University, sebagai institusi untuk mengenang putra mereka.

kaskus.us
Read more...

Label

 
Wong Leces © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

Man Jadda Wajada. Siapa yang Bersungguh-sungguh Akan Berhasil