Tokyo - Sejumlah mahasiswa asal Indonesia yang sedang menempuh studi di Graduate Institute for Policy Studies, GRIPS di Tokyo Jepang berharap, pemilu 2014 akan berjalan tertib dan menghasilkan pemimpin baru yang lebih baik, dan memperbaiki ekonomi serta kesejahteraan rakyat.
Para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar mengenai kebijakan public di GRIPS Tokyo Jepang tersebut menyampaikan harapannya Sabtu petang (7/12/2013) agar pelaksanaan pemilu 2014 tertib dan lancar, seperti diungkapkan oleh Tarto yang sedang menempuh studi Master dan Yudis yang sedang menempuh studi doctoral bidang ekonomi.
“Harapannya ya pemilu berjalan aman, lancar, tidak ada rusuh dan rebut-ribut soal DPT tidak terjadi lagi”, harap Tarto, mahasiswa tingkat Master.
Yudis yang sedang menempuh program doctor bidang ekonomi mengharapkan; “ Dalam tataran teknis perlu diperhatikan tentang system, tentang DPT itu. Saya rasa dari 2004 masalah (DPT) itu tidak selesai-selesai”.
Para mahasiswa Indonesia yang sedang studi di GRIPS tersebut umumnya mengharapkan agar pemilu 2014 dapat menghasilkan pemimpin yang lebih berkualitas dan peduli dengan usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Jany yang juga bekerja di kementerian Kehutanan mengharapkan, pemimpin yang terpilih melalui pemilu 2014 memberikan perhatian lebih pada sector pertanian dan lingkungan hidup, serta tidak menggantungkan impor pangan dari negara lain.
"Punya pemimpin baru yang memiliki visi lebih baik dari yang sekarang, lebih peduli pada isu lingkungan tapi tidak melupakan masalah ekonomi. Kita kan masih saja dibelit masalah impor pangan dari luar negeri padahal kita punya lahan pertanian yang sangat luas,” kata Jany.
Harapan lain yang lebih kuat adalah penanganan korupsi yang lebih serius agar rakyat Indonesia terbebas dari kemiskinan dengan program yang lebih konsisten dan terstuktur seperti diungkapkan oleh Yudis.
“Harapannya kita mempunyai pemimpin yang lebih tegas dan mampu pemposisikan diri di percaturan politik dunia dalam penyelesaian masalah-masalah Indonesia. Di tataran nasional, misalnya program pemberantasan korupsi yang sudah dicanangkan sejak lama, harus ditangani secara lebih terstruktur dan tidak reaktif seperti sekarang,” kata Yudis.
Sementara itu, menurut Tarto, apapun hasil pemilu 2014 hendaknya menjadi bagian dari demokrasi yang lebih baik di Indonesia yang harus diterima semua pihak. Harapannya, pemilu 2014 menghasilkan pemimpin yang lebih berkualitas dan berusaha memperbaiki ekonomi dan memberantas korupsi.
“Ya namanya kan demokrasi, apapun pilihan rakyat harus diterima. Kalau untuk perubahan yang mestinya kearah yang lebih baik, itu pasti. Salahsatu factor penting soal korupsi, juga ekonomi,” harap Tarto. (Munarsih Sahana/AKS)