Probolinggo - Pasca-kebakaran Pasar Leces yang meludeskan 400 dari
700 kios (bedak), Pemkab Probolinggo mulai menghitung kerugian material.
Rusaknya bangunan fisik akibat kebakaran, Sabtu (14/7) lalu,
diperkirakan sekitar Rp 6,5 miliar. “Itu nilai kerugian bangunan fisik
saja, belum termasuk barang dagangan,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Cipta Karya (DPUCK) Kabupaten Probolinggo, Prijono, Senin (16/7) pagi
tadi.
Hingga kini belum diketahui berapa
kerugian pedagang yang menempati 400 kios yang ludes terbakar. Dinas
Pendapatan yang mengelola pasar di Desa Sumberkedawung, Kecamatan Leces
itu hingga kini belum mendapatkan laporan lengkap menyangkut kerugian
pedagang.
Berdasarkan pengamatan, kerusakan
paling parah terlihat di bagian tengah pasar. Konstruksi baja yang
menyangga bangunan pasar ambruk. “Kerugian fisik di bagian tengah pasar
memang paling besar, sekitar Rp 5,1 miliar,” ujar Prijono.
Sementara
itu kios-kios di bagian depan pasar (sisi utara) berupa bangunan
bertembok kerusakannya lebih ringan. Prijono menaksir kerugian fisik
bangunan di sisi utara itu sekitar Rp 1,2 miliar. “Kerugian fisik paling
kecil di bagian belakang pasar, sekirtar Rp 67 juta,” ujarnya.
Agar
aktivitas pedagang kembali normal, Pemkab Probolinggo segera membangun
400 bedak sementara. Biaya pembangunan 400 bedak dengan ukuran
masing-masing 3 x 2,5 meter itu, kata Prijono, diperkirakan menelan
biaya Rp 4,4 miliar.
Bedak permanen itu berupa
sekat (dinding) dari kayu lapis (triplek), rangka bangunan dari kayu,
berlantai semen, serta beratap asbes. “Pedagang gratis menempati
bedak-bedak sementara itu sampai Pasar Leces dibangun kembali,” ujar
Sekdakab, Nawi.
Sementara itu Bupati Hasan
Aminuddin mengatakan, bedak sementara segera dibangun begitu polisi
menuntaskan olah tempat kejadian perkara (TKP). Soalnya, Polres
Probolinggo dibantu tim Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri
Cabang Surabaya bakal turun ke lokasi pasar, Senin (16/7) hari ini.
“Begitu
polisi menyelesaikan identifikasi, lokasi pasar dibersihkan. Barulah
bedak-bedak sementara dibangun,” ujar bupati. Kerangka besi di
reruntuhan pasar juga bakal dihibahkan kepada Paguyuban Pedagang Pasar
Leces. ”Kami juga bakal memfasilitasi pinjaman modal Rp 10 juta tanpa
agunan dari bank kepada pedagang yang kiosnya terbakar,” ujar bupati.
Didesak Mundur
Tidak berfungsinya hidran di Pasar Leces diduga kuat menjadi faktor yang memperparah kebakaran. Karena itu saat pertemuan dengan para pedagang Pasar Leces di kantor Camat Leces, Minggu (15/7) siang, Kepala Pasar Leces, Tulup, ’diadili’ para pedagang. Disayangkan Tulup tidak hadir dalam pertemuan itu.
Didesak Mundur
Tidak berfungsinya hidran di Pasar Leces diduga kuat menjadi faktor yang memperparah kebakaran. Karena itu saat pertemuan dengan para pedagang Pasar Leces di kantor Camat Leces, Minggu (15/7) siang, Kepala Pasar Leces, Tulup, ’diadili’ para pedagang. Disayangkan Tulup tidak hadir dalam pertemuan itu.
”Saya sudah lama
mengingatkan Kepala Pasar Leces agar hidran diujicoba dan
disosialisasikan kepada pedagang. Kenyataannya tidak dilakukan, dan
hidran tidak berfungsi saat terjadi kebakaran,” ujar Ketua Paguyuban
Pedagang Pasar Leces, Kusyono.
Kusyono mendesak Pemkab Probolinggo harus mengganti Kepala Pasar Leces. ”Tolong kepala pasar diganti dengan orang yang lebih baik,” ujarnya. Desakan serupa diungkapkan pedagang lain, Nurul Hadi. ”Sudah terjadi penyalahgunaan fungsi dan jabatan (kepala pasar, Red.). Buktinya hidran tidak berfungsi dibiarkan saja. Itu sebuah kezaliman,” ujarnya.
surabayapost.co.id