Tuesday 30 November 2010

Bromo Tidak seperti Merapi

0 comments
TAK TERUSIK. Aktivitas penduduk di Desa Ngadisari yang berjarak 3 kilometer dari Gunung Bromo terlihat seperti biasanya. Mereka tak terpengaruh status awas Gunung Bromo. Foto ini direkam, Senin, 29 November. (FOTO GUSLAN GUMILAN/JAWA POS)
PROBOLINGGO -- Kawasan sekitar Bromo, Senin, 29 November, diguyur hujan deras dan cukup lama. Namun, kondisi tersebut tak memengaruhi aktivitas Gunung Bromo. Debu vulkanik yang keluar dari kawah gunung setinggi 2.392 meter itu malah meningkat.

Dari pantauan di Cemara Lawang yang berjarak sekira 3,5 km dari kawah Bromo, semburan debu vulkanik malah meninggi setelah hujan. Semburan debu yang semula abu-abu berubah menjadi hitam pekat. Kejadian tersebut terekam sekira pukul 17.00–18.00. Setelah itu kondisi semburan abu vulkanik tidak terlihat karena langit sudah gelap. Hujan turun sekira dua jam, mulai pukul 14.00.

Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Wilayah I Agusril mengatakan, turunnya hujan sebenarnya diharapkan bisa menurunkan intensitas semburan abu vulkanik dari dalam kawah Bromo. "Tapi, saat ini kondisinya berbeda. Setelah hujan reda, semburan malah muncul lebih tinggi," ujarnya sesaat setelah hujan. Semburan abu vulkanik sendiri mengarah ke barat daya atau ke daerah Malang.

Namun, sekira pukul 20.00, aktivitas semburan abu vulkanik Bromo tercatat menurun drastis dibanding sebelum hujan. Hal itu disampaikan Kepala Resor Pengelolaan Taman Nasional (PTN) wilayah Tengger Laut Pasir, Subur Hari Handoyo. Menurut Subur, dari pantauan petugas, memang sesaat sesudah hujan semburan debu vulkanik malah meningkat.

Meski kondisi Bromo berubah setiap waktu, Subur memastikan belum ada masyarakat yang diungsikan. Dia juga telah menyisir dan tidak ada lagi masyarakat yang beraktivitas di lautan pasir Bromo. Dari pantauan timnya, daerah Cemoro Lawang dan Ngadisari masih terbebas dari debu vulkanik.

Kendati Gunung Bromo terus mengeluarkan asap dan letusan, Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Api Bromo, Gede Suwantika menegaskan bahwa apa yang dialami Bromo jauh berbeda dengan Gunung Merapi. Dia menyebutkan bahwa letusan di Bromo lebih minor dibanding Merapi yang letusannya mayor.

"Material yang dikeluarkan Merapi ada pijar. Kalau Bromo, hanya abu dan pasir. Itu pun jatuhnya di sekitar kawah," ucapnya. Gede bahkan yakin bahwa Bromo tidak akan seperti Merapi. Alasannya, data yang terekam pada aktivitas Gunung Bromo tidak mirip Merapi.

"Tidak mungkin. Datanya (aktivitas) berbeda. Kalau Merapi, gempa vulkanik dan letusan bisa terjadi sampai ribuan kali. Di Bromo, tidak. Jelas di sini sangat berbeda," tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, status Bromo belum berubah. Radius steril untuk pengunjung dan masyarakat tetap berjarak tiga kilometer dari kawah. (jpnn)

www.metronews.fajar.co.id

Leave a Reply

Label

 
Wong Leces © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

Man Jadda Wajada. Siapa yang Bersungguh-sungguh Akan Berhasil