Pekanbaru - Belum sebulan gempa mengobrak-abrik beberapa daerah di Jawa Barat, kemarin sore sekitar pukul 17.00 WIB giliran mengguncang Pulau Sumatera. Pusat gempa berkekuatan 7,6 Skala Richter (SR) itu berada di laut sekitar 57 km barat daya Pariaman, Sumatera Barat. Ribuan rumah diperkirakan rusak parah. Hingga pukul 22.30 WIB tadi malam, korban tewas dilaporkan 75 orang.
Gempa tersebut juga dirasakan warga di Medan (Sumatera Utara), Bengkulu, Pekanbaru (Riau), Palembang (Sumatera Selatan), Jambi, Bandar Lampung, bahkan hingga Aceh. Hanya sejauh ini, dampak paling parah akibat gempa itu dilaporkan terjadi di Padang. Ibu kota Sumatera Barat tersebut seperti sebuah kota yang terisolasi dari kota-kota lain di sekitarnya.
Pemerintah langsung merespons musibah itu dengan menerapkan status bencana nasional. Masa tanggap darurat diberlakukan selama dua bulan ke depan.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, berdasar laporan terakhir BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), kekuatan gempa mencapai 7,9 SR.
Kekuatan gempa tersebut diprediksi membawa kerusakan jauh lebih besar daripada gempa di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada pertengahan Ramadan lalu karena terjadi di perkotaan. Saat itu, gempa di Jawa Barat berkekuatan 7,3 SR.
"Berdasar laporan sementara, ada 75 korban yang meninggal di rumah sakit. Namun, jumlah korban diperkirakan meningkat karena ada ribuan rumah yang ambruk serta hotel dan ruko-ruko bertingkat hancur," kata Wapres.
Pemerintah pusat hingga tadi malam belum menerima laporan rinci dari pemerintah daerah. Kondisi hujan lebat dan gelap karena listrik mati membuat pemerintah daerah kesulitan memantau dampak kerusakan.
Diperkirakan, masih ada korban yang terperangkap di hotel, gedung tinggi, sekolah, dan ruko yang ambruk, namun tidak bisa dievakuasi karena keterbatasan personel dan peralatan. "Namun, kita harus siap untuk melakukan penanggulangan bencana dengan status tertinggi," papar Kalla.
Pernyataan Kalla itu disampaikan kemarin (30/9) setelah rapat koordinasi mendadak di kediamannya. Rapat tersebut dihadiri Mendagri Mardiyanto, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Menteri PU Djoko Kirmanto, Menhub Jusman Syafii Djamal, Menkes Siti Fadilah, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, Kepala BMKG Sri Woro, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Muarif.
Menurut rencana, pemerintah pagi ini memberangkatkan 100 dokter dari Medan, Bengkulu, Palembang, dan Jakarta. Mereka akan mendirikan rumah sakit lapangan di Padang Pariaman, daerah yang menderita kerusakan paling parah akibat gempa tersebut. Dua pesawat Hercules C-130 milik TNI juga akan dikirim pukul 07.00 dan pukul 08.00 pagi ini untuk membawa bahan makanan, selimut, obat-obatan, tenda, serta peralatan komunikasi.
Dua pesawat Fokker milik TNI dan Polri juga akan dikirim siang ini. Selain itu, kapal laut dikirim petang nanti dengan membawa alat-alat berat milik departemen pekerjaan umum. Di bawah pimpinan Menko Kesra, enam menteri hari ini berangkat untuk menilai skala bencana dan dilaporkan kepada presiden besok (2/10).
Kalla membenarkan bahwa Bandara Minangkabau di Padang hingga tadi malam belum beroperasi. Namun, berdasar laporan Dephub, bandara tidak beroperasi karena tidak ada traffic control officer. Hari ini bandara sudah bisa didarati pesawat mulai pukul 06.00.
"Tower bandara utuh, landasan juga bisa didarati pesawat. Namun, tidak ada petugas pemandu penerbangan. Mereka lari menyelamatkan keluarga, persis seperti gempa di Aceh," katanya.
Berdasar laporan sementara, jalan penghubung Padang-Bukit Tinggi-Pekanbaru-Bengkulu putus karena longsor. Akibatnya, pengiriman bantuan tidak bisa dilakukan melalui jalan darat. Pengiriman tersebut akan dilakukan melalui udara dan laut.
Di Pekanbaru dan Bengkulu
Gempa tektonik yang pusatnya terjadi di Kota Pariaman kemarin sore itu berlangsung sekitar lima menit. Dampaknya pun terasa hingga di Kota Pekanbaru, Riau. Ratusan warga berlarian keluar gedung tempat mereka berada.
Dari pantauan Riau Pos (Jawa Pos Group) di beberapa pusat perbelanjaan, ratusan orang berteriak sambil berlari keluar dari gedung bertingkat itu. Di antaranya di Mal SKA, Plaza Citra, Plaza Sukaramai, Mal Pekanbaru, Plaza Senapelan, serta Mal Ciputra. Bahkan, di antara mereka mengaku segera pulang karena takut akan gempa susulan.
Akibat guncangan gempa, belasan pasien di RSUD Arifin Akhmad harus dievakuasi keluar gedung dalam keadaan tubuh masih terinfus. Rata-rata mereka adalah pasien di ruang VIP gedung baru RSUD.
Ribuan warga Kota Bengkulu juga langsung berhamburan keluar rumah dan gedung. Mereka berusaha menyelamatkan diri meski gempa terjadi di Pariaman, Sumbar. Di Kota Mukomuko, ribuan warga mengungsi.
Warga Mukomuko yang masih trauma atas gempa 7,9 SR 2007 lalu kembali resah. Karena itu, ketika gempa kemarin terjadi, warga segera mengungsi.
''Pusat gempa di Pariaman. Jadi, masyarakat Kabupaten Mukomuko tidak harus panik. Kalaupun masih trauma, cukup menyiagakan diri. Saran kami, jika terjadi gempa, cukup keluar rumah," kata tim operator BMKG Kepahiang Nofryanto.
Menurut Nofryanto, gempa di Pariaman itu memang merupakan gempa baru. Tapi, hal itu tetap terkait dengan pergeseran lempeng perut bumi di Pulau Mentawai. "Kemungkinan gempa susulan bisa terjadi. Biasanya gempa susulan lebih kecil daripada gempa pertama,'' kata Nofryanto.
Kepala BMG Kepahiang Dadang Permana SSi memastikan, gempa tidak berpotensi tsunami. Gempa itu, lanjut Dadang, memiliki kedalaman 71 km. Ini termasuk gempa dangkal. Untuk menimbulkan potensi tsunami, kedalaman yang tercatat mesti di atas 71 km. "Tidak ada potensi tsunami, karena gempa yang terjadi kedalamannya dangkal," jelasnya. (noe/jpnn/kum)