Probolinggo - Ujian Nasional (UN) untuk siswa SMA telah usai. Meski pengumuman kelulusan belum keluar, sejumlah perguruan tinggi (PT) sudah berlomba-lomba menjaring siswa yang sudah melepas seragam abu-abunya itu.
Tak hanya perguruan tinggi negeri (PTN) yang berebut mahasiswa baru melalui berbagai jalur pendaftaran, mulai dari beragam program PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan) sampai SNMPTN (seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri) hingga PMDK lagi pasca-SNMPTN. Perguruan tinggi swasta (PTS) pun bersaing menyedot pendaftar melalui beberapa gelombang, sebelum dan sesudah pelaksanaan SNMPTN.
Hingar-bingar pendaftaran mahasiswa baru tak hanya terjadi di PTN di Surabaya seperti Unair, ITS, dan Unesa yang sudah membuka pendaftaran melalui jalur PMDK, serta beberapa PTS di Surabaya yang sudah banjir pendaftar meski SNMPTN belum tergelar. Kesibukan dalam menerima pendaftaran mahasiswa baru juga terjadi di kota-kota kecil, bahkan kota-kota kecil yang tak punya PTN seperti Gresik, Madiun, dan Probolinggo.
Dampak dari ketidaklulusan ribuan siswa di SNMPTN memang berimbas pada ramainya pendaftaran di PTS pasca pengumuman hasil SNMPTN. Namun, PTS tak melulu menampung siswa yang tak lulus UNMPTN. Pasalnya, rata-rata PTS menawarkan program yang menjanjikan lulusannya bisa langsung mendapat pekerjaan. Inilah yang menjadi salah satu alasan bagi lulusan SMA untuk langsung mendaftar ke PTS di kotanya, selain ada yang karena tidak lulus SNMPTN.
Dua PTS yang terbilang terbesar di Gresik, Akademi Analisis Kesehatan (AAK) Ungres dan Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), misalnya, memiliki cara agar lulusannya tidak lama-lama menjadi pengangguran. Mereka tak hanya mengandalkan kualitas dan fasilitas, tapi juga jaringan alumni. Dengan strategi inilah, sejumlah jurusan menjadi favorit para pendaftar.
“AAK diminati banyak lulusan SMA karena memiliki alat praktik dan laboratorium lengkap, yang juga dipakai tempat praktik oleh mahasiswa dari akademi lain,” kata Prof. Dr. Drs. H Sukiyat SH MSi, Rektor Ungres. "Kendati demikian, kami hanya menerima 50 mahasiswa saja. Ini dilakukan demi mencetak lulusan yang berkualitas, bukan pengangguran,” lanjutnya.
Sedangkan di UMG, yang menjadi favorit adalah Fakultas Teknik (FT). Di fakultas ini, UMG mengandalkan jaringan alumni yang telah bekerja pada level manajer di sejumlah industri di Gresik. “Jaringan inilah yang dimanfaatkan UMG untuk memperlebar kesempatan kerja bagi lulusan FT UMG,” kata Eko Budi Laksono, Pembantu Rektor I UMG.
Di Madiun, dari sekitar 12 PTS, yang terbilang paling favorit adalah IKIP PGRI. PTS lain di Kota Brem ini antara lain Universitas Merdeka, Universitas Katolik Widya Mandala, Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Muhammadiyah, Universitas Islam Indonesia (UII) Madiun, Politeknik Madiun, Akademi Kebidanan STISIP Muhammadiyah, Akademi Bakti Husada Mulia, Akademi Keperawatan dr Soedono, Akademi Manajemen Koperasi Tantular, Akademi Sekretaris Widya Mandala, serta Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Widya Yuwana.
Tak bisa dipungkiri, kesejahteraan guru yang terus membaik selama beberapa tahun terakhir ini berdampak pada meningkatnya jumlah pendaftar di perguruan tinggi yang mencetak guru, baik SD, SMP maupun SMA/SMK. Dalam hal ini tentu saja adalah IKIP PGRI, yang terus kebanjiran calon mahasiswa dari dalam maupun luar Madiun, seperti dari Ponorogo, Magetan, Ngawi, Pacitan, bahkan ada beberapa mahasiswa asal Papua dan Kalimantan.
Di Probolinggo, keberadaan PT juga tersebar merata mulai di ujung timur Kab. Probolinggo ada Sekolah Tinggi Teknik (STT) Nurul Jadid dan Institut Agama Islam Nurul Jadid (IAINJ) Paiton. Sedikit ke barat di kawasan ibukota Kab. Probolinggo (Kraksaan) ada Universitas Zainul Hasan (Unzah) Genggong.
Di tapal batas kabupaten dan kota berdiri Universitas Panca Marga (UPM) tepatnya di Desa Pabean, Kec. Dringu, Kab. Probolinggo. Sementara itu di kawasan pabrik Kertas Leces, berdiri Akademi Managemen Ilmu Komputer (AMIK) Taruna Dra Zulaeha. Sedangkan di Kota Probolinggo ada Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bayuangga dan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Muhammadiyah.
Dari sekian PT, UPM termasuk yang terbesar dari segi jumlah mahasiswa. Kalau di PT lain jumlah mahasiswanya dalam kisaran ratusan, UPM menaungi sekitar 3.000 mahasiswa. Dari segi fakultas dan program pendidikan (prodi), UPM juga paling lengkap. ”Kami punya 7 fakultas dan 10 prodi,” ujar Pembantu Rektor I UPM, Pudji Agustin.