Showing posts with label Sukuk. Show all posts
Showing posts with label Sukuk. Show all posts
Friday, 20 February 2015

Beli Sukuk SR-007, Pertimbangkan Agen Penjualnya

0 comments
Berikut ini produk Sukuk Negara Ritel Seri SR-007 yang ditawarkan oleh Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia:
1. Bank Syariah Mandiri
    Bentuk SR-007SBSN tanpa warkat (scripless)
    AkadIjarah – Asset To Be Leased
    Underlying Asset
    • Proyek dalam APBN tahun 2015 dengan nilai dan spesifikasi sebagaimana tercantum dalam Dokumen Transaksi Aset
    • Barang Milik Negara (BMN) berupa tanah dan/atau bangunan
    • Menteri Keuangan menetapkan rincian Proyek dan BMN yang akan digunakan sebagai Aset SBSN dalam rangka penerbitan Sukuk Negara Ritel seri SR-007
    IssuerPerusahaaan Penerbit SBSN Indonesia
    InvestorIndividu Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah memiliki rekening di BSM
    Nilai Nominal Per UnitRp1 juta
    Nilai Nominal Pemesanan pembelianRp5 juta (5 unit) dan kelipatan Rp5 juta serta batas maksimum sebesar Rp 5 milliar
    Tenor3 tahun
    TradabilityTradable, dengan holding period selama 1 (satu) periode kupon
    Kupon8,25% p.a dan dibayarkan setiap bulan pada tanggal 11
    Masa Penawaran23 Februari s.d. 6 Maret 2015 jam 10.00 WIB BSM hanya melayani pemesanan pembelian dari tanggal 23 Februari s.d. 5 Maret 2015, mulai jam 08.00 s.d. 13.00 WIB
    Tanggal Penerbitan11 Maret 2015
    Tanggal Jatuh Tempo11 Maret 2018
    Tanggal Penjatahan9 Maret 2015
    Tanggal Setelmen11 Maret 2015
    Tanggal Pencatatan di Bursa12 Maret 2015
    Nominal PelunasanAt par (100%), bullet payment
    Agen PembayarBank Indonesia
    SubregistryKustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) melalui Partisipan/NasabahSubregistry: Kustodian Bank Bukopin
    Pasar Perdana:
    • Biaya
    1. Biaya Materai untuk Pernyataan dan Kuasa dan Pembukaan Rekening Surat Berharga di Kustodian Bank Bukopin
    2. Biaya penyimpanan Efek di Kustodian Bank Bukopin sebesar 0.025% p.a minimum Rp5.000/bulan ditambah Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Biaya penyimpanan Efek dibayarkan setiap bulan dengan pemotongan secara langsung dari Imbalan/Kupon SR-007 yang diterima nasabah.
    • PajakPajak Kupon sebesar 15% (PPh Final)
    Pasar Sekunder:
    • Biaya TransaksiRp25.000 per transaksi. Apabila nasabah ingin membeli SR-007 di Pasar Sekunder maka biaya ditambah dengan biaya-biaya yang dikenakan di Pasar Perdana.
    • Pajakcapital gain dan kupon berjalan (accrued return) sebesar 15% (PPh Non Final), dikenakan apabila nasabah melakukan penjualan Sukuk Negara Ritel di Pasar Sekunder dan diperhitungkan pada SPT Tahunan.

2. Bank Muamalat Indonesia



Pasar Perdana (IPO)
Masa PenawaranTanggal 23 Februari 2015 s/d 05 Maret 2015. BMI hanya melayanipemesanan pembelian mulai jam 08.00 s/d 14.00 WIB, di seluruh Cabang BMI di Indonesia.
Tanggal Penjatahan09 Maret 2015
Tanggal Setelmen11 Maret 2015
Minimum pembelianRp 5 juta.
Maksimum pembelianRp 5 milyar.
KetentuanInvestor Individu yang memiliki KTP WNI yang masih berlaku dan harus memiliki rekening di Bank Muamalat Indonesia
SubregistryKustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) melalui Partisipan/NasabahSubregistry: Kustodian Bank International Indonesia.
Biaya AdministrasiGratis
Biaya safekeeping(untuk penyimpanan surat berharga)
  • Gratis, untuk nominal sukuk < Rp 25 juta
  • Rp 2 ribu per bulan untuk tiap nominal sukuk Rp 100 juta (0,002% per bulan dari nominal) atau maksimum Rp 75 ribu per bulan, untuk nominal sukuk > Rp 25 juta
Pasar Perdana Sekunder
PerdaganganDimulai dari tanggal 13 April 2015
Biaya Transaksi
  • Transaksi dengan Bank Muamalat : Gratis
  • Transaksi dengan pihak lain : Rp100.000,- per transaksi
Pasar Sekunder
AkadIjarah-Asset To Be Leased
Underlying AssetProyek dalam APBN tahun 2015
IssuerPemerintah Indonesia melalui Perusahaaan Penerbit SBSN Indonesia
InvestorIndividu atau lembaga telah memiliki rekening di BMI
Nilai Nominal Per UnitRp 1 Juta
TradabilityTradable,dengan holding period 1 bulan
Tanggal Penerbitan11 Maret 2015.
Tanggal Jatuh Tempo11 Maret 2018.
Nominal PelunasanAt par (100%), bullet payment
Minimum Pembelian5 unit (Rp 5 juta), selanjutnya untuk kelipatannya.
Minimum Penjualan5 unit (Rp 5 juta), selanjutnya untuk kelipatannya.
PajakPajak Kupon & Capital Gain sebesar 15% (PPh Final) (PP No. 16 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Berupa Bunga Obligasi)
Biaya Transaksi
  • Transaksi dengan Bank Muamalat : Gratis
  • Transaksi dengan pihak lain : Rp 100.000,- per transaksi
Read more...

Ayo Berburu Sukuk SR-007, Kupon 8,25 Persen!

0 comments
Kini masyarakat Indonesia memiliki pilihan investasi teranyar dengan tingkat imbalan yang cukup atraktif. Sebab pemerintah berencana melakukan penerbitan dan penjualan Sukuk Negara Ritel Seri SR-007 dengan tingkat imbalan (kupon) tetap sebesar 8,25 persen per tahun. 

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan, Robet Pakpahan menerangkan, Sukuk Negara Ritel Seri SR-007 akan dirilis dengan akad ijarah asset to be leased, dan mulai diterbitkan pada 11 Maret 2015 mendatang. 

Tenor Sukuk ini selama tiga tahun, atau jatuh temponya yakni tanggal 11 Maret 2018. Nominal per-unit yang ditawarkan senilai Rp 1.000.000, dengan tradability selama satu bulan. "Minimum pemesanan yaitu Rp 5.000.000 dan kelipatannya dengan maksimum pemesanan Rp 5 miliar. Ini agar Sukuk tidak diborong oleh segelintir investor," kata Robert, Jumat (20/2/2015). 

Adapun pembayaran dilakukan setiap bulan pada tanggal 11 dimulai 11 April 2015. Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro dalam peluncuran Sukuk Negara Ritel Seri SR-007 menyampaikan, selain untuk alternatif pembiayaan APBN, penerbitan Sukuk ini memberikan kesempatan investor kecil menengah agar bisa menikmati investasi di luar perbankan dan mulai masuk ke surat berharga negara, dalam hal ini ritel. 

"Di negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim, Sukuk ritel ini adalah upaya terbaik untuk bisa membuat kesejahteraan masyarakat di negara tersebut meningkat dan masyarakat memiliki alternatif investasi," kata Bambang. 

Sukuk Negara Ritel Seri SR-007 ini telah mendapatkan Pernyataan Kesesuaian Syariah DSN-MUI Nomor: B-043/DSN-MUI/II/2015 tanggal 17 Februari 2015. Masa penawaran dimulai tanggal 23 Februari 2015 sampai dengan tanggal 6 Maret 2015 pukul 10.00 wib. Penjatahan pemesanan Sukuk Negara Ritel Seri SR-007 akan diumumkan pada tanggal 9 Maret 2015. Sukuk Negara Ritel Seri SR-007 dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 Maret 2015.

Pemesanan Sukuk Negara Ritel SR-007 dapat dilakukan melalui 22 agen penjual, terdiri dari 17 bank dan 5 perusahaan efek, yang telah ditunjuk Pejabat Pembuat Komitmen, melalui surat nomor S-02/PPK.SR/2015 tanggal 6 Januari 2015.

Read more...
Tuesday, 6 May 2014

Investasi Syariah Lebih Aman dan Untung di Sukuk Ritel SR-006

0 comments
Pemerintah menawarkan seri obligasi halal terbaru kepada publik mulai tanggal 14 Februari 2014 sampai tanggal 28 Februari 2014. Selain menawarkan imbal hasil lumayan tinggi, surat utang eceran ini juga bisa dibeli dengan dana tak terlalu besar. Berminat? Segera siapkan kocek Anda.

Namun sebelum itu, mari berkenalan terlebih dahulu dengan instrumen yang bernama Sukuk Ritel (Sukri) seri SR-006 ini. Sukri SR-006 diluncurkan pemerintah dengan aset dasar atau underlying asset proyek yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (2014). Catatan saja, selama ini, obligasi negara, baik syariah maupun konvensional menjadi salah satu sumber dana negara. 

Pemerintah menawarkan imbal hasil setara 8,75% per tahun untuk para pembeli SR-006. Setelah masa penawaran berakhir, pemerintah akan mencatatkan Sukri di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Maret 2014. Adapun periode jatuh tempo adalah tiga tahun. Artinya, pemerintah akan membayar lunas surat utang ini pada 5 Maret 2017. Selama periode itu, investor akan menerima imbalan tiap bulan mulai 5 April 2014.

Pemerintah membidik investor warga negara Indonesia untuk berinvestasi. Calon investor dapat memesan dengan nilai minimal pembelian Rp 5 juta, berlaku kelipatan, dengan batas maksimal pembelian Rp 5 miliar. Harga per unitnya sebesar Rp 1 juta.

Dari hasil penawaran selama dua pekan mendatang, pemerintah lewat Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan menargetkan bisa menjaring dana Rp 15 triliun - Rp 20 triliun. 

Para analis menghitung, nilai penerbitan SR-006 tak jauh berbeda dengan tahun lalu yang sebesar Rp 14,97 triliun. Sebagian dari mereka memperkirakan, nilai penerbitkan sukuk kali ini akan mentok di kisaran Rp 17 triliun.

Apa untung berinvestasi di Sukri SR-006?

Imbal hasil 8,75% per tahun dari pemerintah menjadi daya tarik SR-006. Yudistira Slamet, Assistant Vice President Head of Debt Research Danareksa Sekuritas menilai, kupon tersebut sesuai dengan kondisi pasar saat ini. "Instrumen ini cukup menarik bagi investor sehingga permintaan juga cukup tinggi," ujar Yudistira.

Melihat ke belakang, pemerintah hanya menawarkan imbal hasil 6% pada penerbitan sukuk tahun lalu, yaitu sukuk seri SR-005 yang bernilai Rp 14,9 triliun. Imbal hasil sukuk itu di pasar sekunder, seperti dikutip Bloomberg, saat ini berada di kisaran 8,39%. Imbal hasil SR-006 ini juga bersaing dengan tawaran kupon obligasi ritel non-syariah pemerintah yang diterbitkan Oktober tahun lalu, ORI-10, yang berada di angka 8,5%.

Apabila melihat keluhan pasar mengenai BI rate yang sudah terlalu tinggi, ada potensi BI menurunkan lagi bunganya di semester II nanti. Global Markets-Financial Analyst Manager PT Bank Internasional Indonesia Tbk, Anup Kumar meramal, ini akan menyebabkan obligasi ritel ORI-11 yang diterbitkan pemerintah nanti di tahun ini, tak menawarkan bunga lebih tinggi dari SR-006.

Karena itu, imbal hasil SR-006 terbilang menarik. Dibandingkan deposito pun masih lebih memikat. Kumar juga menilai, SR-006 masih lebih menarik dibandingkan deposito. Rata-rata bunga deposito 10 bank besar saat ini sekitar 6,475% per tahun. Selain itu, pajak penghasilan (PPh) imbal hasil SR-006 yang hanya 15%, lebih kecil dari pajak bunga deposito yang mencapai 20%. Imbal hasil SR-006 setelah pajak PPh adalah 7,44% per tahun.

Langkah Bank Indonesia (BI) yang kemarin mempertahankan bunga acuan di angka 7,5% membuat SR-006 kian menarik. "Ada spread 125 basis poin untuk kupon SR-006,” ujar Kumar.

Kumar memberi simulasi. Jika investor menaruh dana pada SR-006 sebesar Rp 100 juta, ia akan mendapat imbal hasil bersih setelah pajak sekitar Rp 619.791,16 per bulan. Sedangkan, total imbal hasil yang didapat hingga jatuh tempo menjadi Rp 22,31 juta.

Hantu inflasi?

Namun, laiknya, invstrumen investasi lain, imbal hasil sukuk SR-006 juga terpapar inflasi. Pertanyaannya, apakah sukuk SR-006 mampu meredam dampak inflasi. Ketika harga barang-barang naik, nilai uang menjadi lebih rendah. Duit yang disimpan untuk membiayai masa depan juga terancam tak mampu menutupi kebutuhan saat itu.

Keberhasilan SR-006 menyelamatkan nilai uang, tergantung dengan pergerakan inflasi. Sekadar gambaran, Januari lalu inflasi tahunan mencapai 8,22%. Jika inflasi tak bergerak dari angka 8% di masa mendatang, tentu, menyimpan duit di sukuk ritel yang memberikan imbal hasil bersih 7,44% belum mampu mengalahkan inflasi.

Mari berharap, semoga tahun ini pemerintah bisa menjinakkan inflasi. Pemerintah telah berjanji akan mengawasi hal-hal yang bisa membuat inflasi melejit, seperti kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) mulai Mei nanti, harga elpiji, dan bahan pangan yang harganya berisiko naik karena cuaca tak menentu.

Di tahun politik ini, BI sendiri menargetkan, inflasi berada di level 4,5% plus minus 1%. Sedangkan tahun depan, target BI lebih rendah lagi, inflasi hanya 4% plus minus 1%.

Beli SR-006 di mana?

Jika tertarik, calon investor bisa mendatangi agen-agen penjual Sukri. Pemerintah telah menunjuk 28 agen penjual yang terdiri dari bank dan sekuritas. Pemesanan bisa dilakukan pada 14 Februari - 28 Februari 2014. Untuk memesan, Anda harus membawa foto kopi KTP yang masih berlaku.

Beberapa agen penjual menyiapkan cabangnya agar penjualan Sukri mudah dijangkau investor. Misalnya, untuk pembelian di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, investor bisa membeli sukuk ritel seri SR 006 di sentra layanan prioritas (SLP), kantor cabang, serta kantor cabang pembantu BRI di seluruh Indonesia. Tapi, ada ketentuan khusus, investor harus memiliki rekening BRI.

Calon investor wajib mengisi formulis pembelian sukuk ritel ini. Dalam formulir, investor harus mencantumkan jumlah pemesanan yang diinginkan. Nanti, setelah masa penawaran, agen penjual menyerahkan total permintaan yang masuk ke DJPU Kementrian Keuangan. Kemudian, DJPU akan menetapkan penjatahan pada setiap agen penjual. 

Jadi, bisa saja, ada investor yang tidak memperoleh jatah sesuai pemesanan karena permintaan yang masuk membeludak (oversubscribed). Tapi, jatah agen penjual yang tidak mencapai target dapat dialihkan ke agen lain yang kelebihan permintaan. 

Nah, jika investor sudah mendapat kepastian jumlah dana yang diinvestasikan di SR-006, penyetoran dana bisa dilakukan melalui rekening investor. Jadwal penyetoran akan diumumkan DJPU.

Sebagai gambaran, BTN yang memulai debut sebagai agen penjual Sukri tahun ini menargetkan bisa menyerap permintaan Rp 350 miliar. Tahun lalu, BRI menyerap penawaran Rp 800 miliar. Bank Mandiri menargetkan penjualan Rp 1 triliun. Sedangkan Bank Central Asia (BCA) optimistis bisa menjual sukuk hingga Rp 1,4 triliun. 

Bisa dijual kembali?

Investor tak harus menyimpan sukuk ini hingga jatuh tempo. Anda juga bisa melakukan jual-beli di pasar sekunder sebulan setelah penerbitan sukuk SR-006. Mekanisme jual-beli ini bisa dilakukan di bursa, dengan menyampaikan minat beli atau jual ke Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Apabila terjadi kesesuaian harga antara investor penjual dan investor pembeli, transaksi bisa diselesaikan melalui mekanisme bursa. Selanjutnya, perusahaan efek yang ditunjuk akan menyelesaikan transaksi jual beli sukuk ritel tersebut.

Transaksi di luar bursa atau over the counter (OTC) juga bisa dilakukan. Caranya pembeli dan penjual melakukan negosiasi harga. Selanjutnya perusahaan efek yang ditunjuk akan menyelesaikan transaksi jual beli sukuk ritel tersebut.

Analis obligasi MNC Asset Management, Akbar Syarief menilai, SR-006 diminati investor kemungkinan karena tawaran kupon yang menarik. Ada faktor likuiditas jarang menjadi pertimbangan. "Sukuk tidak lebih likuid di pasar sekunder jika dibandingkan obligasi konvensional," kata dia, akhir bulan lalu. 

Namun, Nicky Hogan, Presiden Direktur PT Reliance Securities Tbk pernah bilang, ia lebih menyukai berinvestasi di obligasi sukuk dan ORI karena lebih likuid dibanding investasi lainnya, misalnya properti. Selain itu, karena dijamin pemerintah, risikonya lebih mini.

Menurut Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), seri sukuk ritel merupakan seri sukuk paling likuid. SR-005 merupakan seri sukuk teraktif obligasi pemerintah dengan volume transaksi mencapai Rp 524 miliar dalam periode 3 Februari-7 Februari lalu, dengan frekuensi transaksi 56 kali.

Penerbitan Sukuk Negara Ritel

SR-005 SR-006
Rp 14,97 triliunNominal penerbitan*Rp 17 triliun
6% per tahunTingkat imbalan8,75% per tahun
27 Februari 2013Penerbitan5 Maret 2014
27 Februari 2016Jatuh tempo5 Maret 2017
Tanggal 27 setiap bulanPembayaran imbalanTanggal 5 setiap bulan
Rp 20,87 triliunTotal pemesanan*Rp 20 triliun
Sumber: DJPU dan wawancara
* prediksi analis
28 Agen Penjual Sukri

PT Bank ANZ Indonesia
PT Bank BRI Syariah
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank DBS Indonesia
PT Bank Internasional Indonesia Tbk 
PT Bank Mandiri Tbk
PT Bank Muamalat Indonesia
PT Bank Negara Indonesia Tbk
PT Bank OCBC NISP Tbk
PT Bank Panin Tbk
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
Bank Syariah Mandiri
PT Bank Tabungan Negara Tbk
Standard Chartered Bank
The Hongkong and Shanghai Banking Corp (HSBC)
PT Bahana Securities
PT Danareksa Sekuritas
PT Mandiri Sekuritas
PT Maybank Kim Eng Securities
PT Mega Capital Indonesia
PT Reliance Securities
PT Sucorinvest Central Gani
PT Trimegah Securities 
PT Valbury Asia Securities

Sumber: Ditjen Pengelolaan Utang
Read more...

Label

 
Wong Leces © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

Man Jadda Wajada. Siapa yang Bersungguh-sungguh Akan Berhasil